Mohon tunggu...
Dwi Astuti
Dwi Astuti Mohon Tunggu... Guru - Guru, Dosen, dan Penulis

Dwi Astuti memiliki nama pena Atsuka D. Menulis diberbagai platform digital. Jika berkenan, mampir ya. Terima kasih sudah mendukung.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Mimpi Alif: Sepanjang Doa di Pelataran

26 Maret 2022   20:47 Diperbarui: 27 Maret 2022   04:03 174
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bapak mengangguk. Di susul batuknya yang menggelegar lagi. Alif berlari ke kamar mandi. Tak lama, ia sudah muncul kembali dengan pakaian rapi dan tas berlubangnya.

"Alif berangkat, Pak."

Alif mencium tangan bapak, lalu berlari menyusuri jalan. Menuju surau adalah perjalanan sulit bagi Alif. Rumahnya yang berada di ujung desa, terpencil, membuat akses ke sekeliling juga sulit. Jika harus ke surau, ia harus melewati sawah. Jalan yang paling cepat. Pematang sawah terbilang kecil dan licin sehingga Alif harus hati-hati jika tak ingin terpeleset dan jatuh ke sawah.

Surau tempat Alif mengaji dengan ustad Salim berada di ujung desa di sisi lain. Satu-satunya surau yang membuka TPA.

***

Mega sudah menggantung di angkasa. Surau sudah sepi. Anak-anak sudah pulang. Beberapa orang tua, sangat tua hingga jalannya lambat dan membungkuk, sudah berdatangan. Mereka bersiap untuk salat magrib. Sementara Alif masih terduduk di depan surau. Matanya ikut mengangkasa.

"Sedang mikirin apa, Lif?" tanya ustad Salim. Ia ikut duduk di samping Alif.

"Doa. Apa Allah akan ngabulin doa Alif, Ustad?"

Ustad Salim melebarkan bibirnya. "Tentu saja. Ingat yang ustad sampaikan, Allah mengabulkan doa-doa hamba-Nya, tanpa terkecuali."

"Kalau nggak dikabulin?"

"Ada tiga. Dikabulkan seketika, ditunda hingga waktu yang tepat, atau diganti dengan yang lebih baik. Begitulah doa kita di hadapan Allah. Memangnya doa Alif selama ini apa?"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun