Sejak pandemi covid-19, pemerintah menetapkan pembelajaran jarak jauh.Â
Sayangnya, pembelajaran jarak jauh ternyata tidak cukup efektif diterapkan pada dunia pendidikan.Â
Banyak faktor yang menyebabkan pendidikan jarak jauh dirasa kurang maksimal. Hal ini memicu dampak negatif seperti putus sekolah, penurunan pencapaian hasil belajar, serta risiko psikologis dan sosial pada anak.
Setelah mengevaluasi pembelajaran jarak jauh yang selama ini dilakukan, akhirnya pemerintah melalui Surat Keputusan Bersama (SKB 4) menteri mengizinkan pembelajaran tatap muka (PTM) terbatas di wilayah yang tidak menerapkan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat PPKM .
Tentu saja, guru dan orang tua wali murid yang sudah menunggu keputusan ini menjadi antusias.Â
Akan tetapi, pelaksanaan PTM terbatas ini harus memenuhi syarat, sebagai berikut:
- Pendidik dan tenaga kependidikan sudah divaksin
- Dilakukan secara terbatas dengan tetap menjalankan protokol kesehatan yang berlaku
- Tetap menyediakan pelayanan pembelajaran jarak jauh
- Telah mendapat persetujuan orang tua wali murid
Pembelajaran Tatap Muka (PTM) terbatas sebenarnya adalah konsep pembelajaran dengan pengaturan atau pembatasan jumlah peserta didik dari jumlah normal menjadi lebih sedikit.Â
Pengaturan ini dilakukan dengan mengurangi jumlah peserta didik yang hadir ke sekolah dan mengurangi jumlah kursi di setiap kelas.Â
Kursi pun diatur dengan jarak sesuai protokol yang berlaku. Selain itu, pembelajaran jarak jauh juga membatasi cangkupan materi yang harus diberikan oleh guru. Artinya, hanya materi penting yang disampaikan.
Pada penerapan PTM terbatas, ada beberapa hal penting yang harus dilakukan oleh guru di luar protokol atau peraturan yang telah ditetapkan pemerintah. Beberapa hal tersebut antara lain:
Pertama, guru harus mampu menumbuhkan kesadaran pentingnya kesehatan pada peserta didik
Hal ini dilakukan dengan menanamkan pentingnya memenuhi protokol kesehatan yang berlaku saat ini.Â
Peserta didik harus selalu diingatkan akan protokol-protokol yang berlaku seperti mencuci tangan dengan sabun atau menjaga jarak.Â
Guru harus peka terhadap peserta didik yang abai pada protokol kesehatan ini demi kepentingan bersama.Â
Terlebih, orang tua menyetujui diadakannya PTM terbatas karena percaya pada guru. Jangan sampai guru juga abai terhadap hal tersebut.Â
Menjaga kesehatan dan mematuhi protokol kesehatan ini sangat penting dan dilakukan secara ketat. Sehingga semua warga sekolah, baik guru maupun kepala sekolah harus memberikan edukasi tentang protokol kesehatan ini secara konsisten dan berkelanjutan.
Kedua, membangun komunikasi guru dan peserta didik
Dalam pembelajaran jarak jauh, tidak semua guru bertemu langsung dengan peserta didik.Â
Sekalipun diadakan pembelajaran jarak jauh dengan  video conference, tetapi guru dan peserta didik tidak berinteraksi secara langsung.Â
Hal ini membuat interaksi pun terbatas. Oleh karena itu, guru perlu membangun kembali interaksi yang baik dengan peserta didik.
Ketiga, meningkatkan motivasi peserta didik
Selama mengikuti proses pembelajaran jarak jauh, banyak peserta didik yang mengalami penurunan motivasi. Sehingga, guru harus memberikan motivasi kepada peserta didik terlebih dahulu.Â
Motivasi ini dapat dilakukan dengan cara yang menyenangkan dan tidak membebani peserta didik.Â
Kepala sekolah dan guru harus menciptakan lingkungan, susana belajar, dan proses pembelajaran yang bermutu sehingga mental peserta didik siap dalam menjalankan PTM terbatas tersebut.
Keempat, membangun karakter peserta didik
Pendidikan karakter tidak dapat dipisahkan dalam proses pembelajaran. Pendidikan karakter merupakan hal penting yang harus dilaksanakan oleh setiap guru.Â
Pendidikan karakter dilaksanakan tanpa batasan ruang dan waktu. Oleh karena itu, meskipun dalam situasi pandemi, guru harus tetap melaksanakan pendidikan karakter, baik dalam penyelenggaraan pendidikan jarak jauh maupun PTM terbatas.
Jadi, fokus utama guru selama penerapan PTM terbatas bukan terkait mengejar ketertinggalan materi selama pembelajaran jarak jauh, melainkan menciptakan kembali lingkungan belajar yang efektif dan efisien bagi peserta didik.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H