Mohon tunggu...
Asih Septi
Asih Septi Mohon Tunggu... -

Seorang statistisi dan penulis

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Merajut Asa

13 Juli 2018   19:03 Diperbarui: 13 Juli 2018   19:27 287
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ibarat dinding yang tersusun dari batu bata tersusun rapi

Demikianlah ibarat asa yang tak bertepi

Tersusun dari kepingan pengorbanan, tangis dan tawa

Terlihat sangat indah jika sudah tertata

Bukan karena merasa hebat

Bukan karena ingin terdepan

Namun karena asa adalah rajutan kehidupan yang menghantarkan seseorang menggapai tujuan

Tujuan yang hanya dia dan Allah yang tau

Tentang hidup

Tentang hati

Tentang rasa yang ingin selalu dalam kedamaian

Asa itu terus terajut hingga akhirnya...

Habis waktu untuk melakukannya

Bukan karena lelah

Bukan karena pasrah

Namun karena takdir yang berkata

Kun fayakun

Qadarullah wama syaafa'ala

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun