rasanya begitu sering aku bercerita
bercerita tentang rasa hampa ketika merindukannya
bercerita betapa telapak tanganku penuh hasrat ingin memeluknya
bercerita betapa aku rela menunggunya pulang dari gerejahingga akhirnya aku lelah
merasa lelah, mungkin juga jengah
aku lakukan banyak hal untuk mengempiskan tubuh gemuknya dari ruang pikirku yang sempit itusudah..
pergi saja yang jauh
pergilah
aku di sini
sepertinya masih sanggup menunggumupergi saja
jangan cepat kembali
agar aku dapat memberimu kesempatan merasakan rindu yang hebat terhadapku..
pergi
kalau suatu hari nanti kau benar benar merasa rindu padaku
kirimkan saja aku surat lewat merpati tua, rasanya pasti berbeda
rasa yang berbeda daripada puluhan sms, ribuan chatting, ataupun telepon berjam-jam yang mampu menunda pekerjaan kita, sayangtulislah
kalau kamu sedang benar-benar rindu padaku
tulislah
jangan ragu, kalau rindu sudah terasa diujung kepalamutapi, hentikan gerakan penamu kalau rindumu belum menggebu
atau aku tak mau baca suratmusayang,
ini suratku, yang kukirim beserta rinduku
duduklah
diam dan baca pelan-pelan..
Ariyani,
23 September 2010, Sagan GK 809 B
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H