Oleh sebab itu, pemahaman terhadap indikator-indikator ekonomi menjadi suatu hal yang sangat krusial bagi para politisi. Bagi partai oposisi, isu-isu ekonomi dapat diangkat untuk mengkritisi pencapaian pemerintah yang sedang berkuasa.Â
Bagi incumbent, kinerja ekonomi menentukan seberapa besar keberhasilan partai incumbent itu untuk berkuasa kembali. Siapa pun itu, masyarakat hendaknya disajikan debat ekonomi yang berkualitas, bukan isu ekonomi yang digoreng untuk kepentingan sesaat.
Namun, pada akhirnya Indonesia tetap mengajukan proposal beberapa kerja sama dengan berbagai negara.Â
Transformasi diplomasi perdagangan Indonesia dari sebelumnya berbasis pada multilateral dan regional kemudian berevolusi menjadi strategi bilateral yang dalam beberapa studi belum memberikan keuntungan ekonomi yang maksimal.
Sayangnya, itu masih pada negara-negara dengan kondisi industri domestik yang lemah daya saingnya. Berdasarkan deskripsi dinamika kerja dasar untuk memahami strategi perdagangan yang telah dilakukan
Ilmu ekonomi terkait dengan sumber daya yang tersedia di suatu negara/wilayah. Seperti yang kita ketahui, sumber daya itu bersifat terbatas sehingga ilmu ekonomi fokus kepada bagaimana mengalokasikan sumber daya yang terbatas itu untuk memenuhi kebutuhan manusia yang tidak terbatas.Â
Sumber daya yang dimaksud, meliputi alam (hutan, tanah, air dll), SDM, dan modal. Beberapa literatur memasukan teknologi dan kemampuan kewirausahaan sebagai sumber daya.Â
Di sini terlihat bahwa untuk mengalokasikan sumber daya di antara kelompok masyarakat itu power yang dipegang oleh pemimpin yang berkuasa (politik).
Dengan menggunakan sumber daya yang ada di suatu negara, pemimpin yang mempunyai power berhak menentukan jenis barang dan jasa apa yang diproduksi (misalnya fokus pada industri atau jasa).
Lalu, bagaimana metode yang digunakan dalam memproduksi barang/jasa itu diproduksi (padat karya vs padat modal). Lebih lanjut, pemegang kekuasaan juga dapat menentukan di mana dan kapan barang dan jasa diproduksi, dan didistribusikan.