terapis anak berkebutuhan khusus, melalui percakapan online. Nirmala bekerja di salah satu center anak berkebutuhan khusus di Jakarta.
Beberapa waktu lalu saya berkesempatan mewawancarai Nirmala Suryani, seorang"Saya bekerja di center ini jalan 6 tahun," ujar Nirmala.
Alasan Nirmala bekerja di center anak berkebutuhan khusus karena sejak dulu tertarik dengan dunia anak-anak. Kebetulan juga jurusan kuliah Nirmala memfasilitasi untuk dapat bekerja membantu perkembangan anak.
Banyak masyarakat belum mengetahui bawa tempat terapi tidak saja dikhususkan untuk orang dewasa saja namun juga terdapat terapi anak.
"Jadi center ini adalah tempat untuk terapi anak-anak berkebutuhan khusus. Di Indonesia banyak kasus gangguan tumbuh kembang. Seperti syndroma down, cerebral palsy, autisme, dan gangguan perkembangan lain," ungkap Nirmala.
Anak berkebutuhan khusus memiliki proses tumbuh kembang yang tidak sempurna seperti anak typical lainnya. Maka dengan adanya center anak berkebutuhan khusus diharapkan dapat membantu mengoptimalkan kemampuan anak supaya bisa berkembang.
"Dalam satu hari ada sekitar 3-4 klien yang datang ke center dari berbagai lokasi. Jumlah klien yang ada di center kami saat ini sekitar 20 orang. Saya biasa handle klien sekitar 4-7 jam sehari. Klien yang paling banyak jumlahnya adalah klien autis dan cerebral palsy," sambung Nirmala.
Menangani anak typical dan berkebutuhan khusus tentunya tidak sama. Perlu adanya treament khusus yang harus dilakukan. Saat sesi terapi berlangsung, Nirmala mengingat kebutuhan anak adalah bermain dan setiap aktivitas diberikan beberapa permainan agar klien tetap merasa nyaman.
Selain itu, Nirmala terkadang juga mengalami kendala saat handle klien. "Mulai dari kondisi anak yang cukup berat ataupun keluarga yang tidak mendukung," jawabnya.
Efek pandemi juga sempat melanda center Nirmala. Sehingga adanya perubahan yang harus dilakukan agar operasional dapat terus berjalan baik. "Tentu dari prosedur penanganan klien yang berubah. Kemudian banyak orang tua yang masih enggan anaknya untuk datang terapi." kata Nirmala.
 "Saat ini center kami hanya menerima anak berkebutuhan khusus saja. Jika tertarik untuk mendaftarkan anak Anda, tentu dengan menghubungi center terlebih dahulu. Orang tua menceritakan kondisi anak dan akan diberikan beberapa form yang harus diisi. Selanjutnya akan dilakukan asessment atau pemeriksaan lebih lanjut," ujar Nirmala mengenai prosedur pendaftaran.
Menjadi orang tua dari anak berkebutuhan khusus tentunya tidak mudah. Banyak kekhawatiran dan ketakutan bagaimana anak akan bisa diterima masyarakat atau dapat hidup mandiri.
Jadi, para orang tua jangan ragu untuk mencari dukungan baik dari sesama orang tua maupun profesional yang menangani anak.***
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H