Mohon tunggu...
Dwi Aprilia
Dwi Aprilia Mohon Tunggu... Wiraswasta - Halo

Dwi Aprilia lahir di Jakarta pada bulan April. Anak kedua dari dua bersaudara. Saat ini sedang gemar menulis di blog dan melukis di atas kanvas.

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Walking Tour: Menelusuri Ibu Kota dengan Cara yang Asik

26 Maret 2022   13:14 Diperbarui: 26 Maret 2022   13:26 688
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Terima kasih telah menyempatkan waktu kalian untuk mengikuti walking tour ini, kawanku! (Dokpri)


Tidak terasa hari semakin sore. Kami melanjutkan perjalanan ke Gedung Filateli yang sekarang dikenal dengan Pos Bloc. Gedung Filateli merupakan bangunan peninggalan Belanda yang dulunya bernama Post Telefon en Telegraf yang difungsikan sebagai kantor pos sejak tahun 1860-an. Saat ini gedung Filateli dijadikan tempat menongkrong anak muda di Jakarta. Saya sempat menemukan kantor pos kecil dekat pintu keluar gedung ini. Walapun tempat ini sekarang sudah dialihfungsikan sebagai tempat hiburan, Anda tetap bisa mengirimkan surat.

Pasar Baru tahun 2022 (Dokpri)
Pasar Baru tahun 2022 (Dokpri)


Menuju destinasi terakhir yaitu Pasar Baru, kami melewati jembatan Kali Pasar Baru. Saya melihat adanya keunikan dari kali ini, yaitu adanya perbedaan antara sisi kanan dan kiri tepi kali. Jika Anda melihatnya dari sisi Gedung Filateli, bagian sisi kiri kali memiliki kemiringan yang cukup landai karena pada saat pemerintahan Belanda, kali ini dijadikan sebagai tempat mencuci pakaian masyarakat sekitar. Kami tiba di Pasar Baru sekitar pukul 17.15 WIB. Saya pertama kali mengunjungi Pasar Baru dan banyak menemukan bangunan bersejarah seperti, gedung Matahari Departemen Store, Bakmi Gang Kelinci, dan gedung Lee Ie Seng yang sudah ada sejak tahun 1872.

Toko Lee Ie Seng sudah ada di Pasar Baru sejak tahun 1873 (Dokpri)
Toko Lee Ie Seng sudah ada di Pasar Baru sejak tahun 1873 (Dokpri)


Walking tour ini adalah perjalanan yang tidak akan saya lupakan. Berjalan kaki jauh tidak terasa sama sekali karena terpukau dengan gedung atau tempat yang sering kita lewati namun tidak mengetahui sebelumnya bahwa tempat tersebut memiliki sejarah panjang yang tidak pernah kita sangat. Bagi saya, walking tour adalah salah satu alternatif wisata dengan dibekali ilmu sejarah. Jika Anda tertarik mengikuti walking tour, Anda bisa mencari informasi di akun Instagram seperti TimeGap, Jakarta Walking Tour, atau Walkindies. Ada banyak pilihan rute yang sesuai dengan keinganan Anda.


Saat walking tour gunakan alas kaki yang nyaman dan baju yang dapat menyerap panas. Jika diperlukan bawalah payung agar karena cuaca bisa saja tiba-tiba berubah. Jagalah selalu barang bawaan Anda untuk menghindari kejadian yang tidak terduga. Datanglah tepat waktu di tempat pertemuan sesuai dengan kesepakatan agar tour dapat berjalan sesuai dengan rencana. Dengarkan penjelasan dari tour guide mengenai sejarah dari suatu gedung atau tempat, ajukan pertanyaan jika Anda merasa perlu. Selamat menelusuri Jakarta atau kota lain dengan cara yang berbeda!

Terima kasih telah menyempatkan waktu kalian untuk mengikuti walking tour ini, kawanku! (Dokpri)
Terima kasih telah menyempatkan waktu kalian untuk mengikuti walking tour ini, kawanku! (Dokpri)

Sumber: Wikipedia, Detik Travel, Travel Kompas, Goreapp.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun