Mohon tunggu...
Kadek Dwiantara
Kadek Dwiantara Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Halo Semeton!

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Hal-hal yang Identik dengan Perayaan Kuningan

22 November 2021   21:59 Diperbarui: 22 November 2021   22:28 165
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Umat hindu sudah tentu dikenal oleh banyak orang dengan beragam upacara-upacara keagamaannya. Selain itu, umat hindu juga memiliki banyak sekali perayaan dari hari raya yang dimilikinya. Salah satu hari raya tersebut yaitu hari raya Kuningan. Hari Raya Kuningan merupakan hari raya umat hindu yang perayannya dilakukan setiap 6 bulan atau 210 hari sekali, tepatnya pada saat saniscara kliwon wuku kuningan. 

Hari raya kuningan dapat dikatakan sebagai rangkaian dari hari raya galungan karena dilaksanakan 10 hari setelahnya. Sama seperti hari raya galungan, hari raya kuningan juga dimaknai sebagai kemenangan dharma melawan adharma. Hari raya Kuningan juga memiliki rangkaian upacara seperti penampahan kuningan yang dilakukan sehari sebelum kuningan dan juga umanis kuningan yang dilaksanakan sehari setelah kuningan.

Di Bali, umat hindu memiliki beragam tradisi ketika menyambut hari raya kuningan. Tiap-tiap daerah tentunya memiliki tradisi yang berbeda-beda. Sudah tentu jika ada juga hal-hal unik yang identik dengan pelaksanaan hari raya kuningan. Berikut adalah hal-hal tersebut.

Hal-hal yang identik ketika menyambut hari raya kuningan :

1. Tamiang

Tamiang merupakan hal yang wajib dibuat ketika menyambut hari raya kuningan. Tamiang merupakan jejaitan bali yang biasanya dibuat dari janur ataupun daun ental. Berdasarkan dari namanya, tamiang berasal dari kata tameng. Seperti yang sudah kita ketahui, tameng berfungsi sebagai pelingdung. Jadi, tamiang dapat dikatakan sebagai simbol pelindung yang menjadi pelindung diri bagi umat hindu supaya tidak terkena ataupun terpengaruh oleh hal-hal yang bersifat negatif. Selain hal tersebut, tamiang juga dapat disimbolkan sebagai pelindung seluruh arah penjuru mata angin. Hal ini sering disebut dengan niyasa dewa nawasanga.

2. Jaje Bantal

Jaje Bantal merupakan jajanan khas Bali yang identik dengan hari raya kuningan. Pada saat menyambut hari raya kuningan, umat hindu di Bali biasanya akan membuat jaje bantal sebagai pelengkap banten yang akan digunakan sebagai sarana persembahyangan. Jaje bantal dibuat dengan menggunakan beras ketan sebagai bahan pokok, ditambah dengan kelapa parut, gula, garam, dan juga janur dan tali sebagai pembungkus. 

Masyarakat Bali biasanya menambahkan irisan pisang atau kacang merah sebagai isi dari jaje bantal tersebut. Proses pembuatannya biasanya dilakukan dengan metode merebus semua bahan hingga matang kemudian membungkusnya dengan janur dan tali. Walaupun jaje bantal banyak dijual di pasar, kebanyakan masyarakat di Bali lebih memilih untuk membuatnya sendiri karena seperti yang sudah kita ketahui, segala hal yang kita buat dengan jerih payah sendiri akan terasa lebih nikmat dan lebih bermakna dibandingkan dengan yang dijual di tempat lain.

3. Nasi Kuning

Nasi kuning juga merupakan hal yang sangat identik dengan perayaan hari raya kuningan. Pada saat hari raya kuningan, umat hindu biasanya akan membuat nasi kuning sebagai pelengkap sarana upacara. Nasi kuning ini disimbolkan sebagai lambang kemakmuran dan juga sebagai tanda terimakasih dari manusia terhadap Ida Sang Hyang Widhi Wasa atas segala anugerah yang telah diberikan. 

Setelah selesai prosesi persembahyangan, nasi kuning yang tadinya dijadikan sarana upacara biasanya akan dinikmati bersama dengan keluarga dan sanak saudara. Yang unik dari hal ini adalah warna kuning. Warna kuning menjadi sangat identik karena selain nasi yang sudah betrwarna kuning, lauk yang disajikan pun biasanya ikut berwarna kuning, seperti saur (parutan kelapa yang dicampur dengan kunyit), kuah nyanyat, dan sebagainya.

Itulah beberapa hal yang identik dengan perayaan hari raya kuningan khususnya di Bali. Semoga bermanfaat!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun