Mohon tunggu...
Kadek Dwiantara
Kadek Dwiantara Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Halo Semeton!

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Sejarah dan Rangkaian Upacara Hari Raya Galungan

9 November 2021   21:28 Diperbarui: 9 November 2021   21:53 257
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Rangkaian upacara Galungan dimulai dengan Tumpek Pengatag, atau yang biasa disebut dengan Tumpek Wariga. Tumpek Pengatag dilaksanakan pada Saniscara Kliwon wuku Wariga, tepatnya 25 hari sebelum perayaan Galungan. Pada saat pelaksanaan Tumpek Pengatag, umat hindu melaksanakan persembahyangan untuk memohon keselamatan pada tumbuh-tumbuhan kepada Dewa Sangkara yang merupakan dewa kemakmuran dan keselamatan tumbuh-tumbuhan. Pelaksanaan Tumpek Pengatag merupakan wujud cinta kasih manusia terhadap tumbuhan. Pelaksanaannya biasanya dilakukan dengan menghaturkan bubur berwarna seperti kuning, putih, merah, dan hijau.

  • Sugihan Jawa

Sugihan Jawa merupakan rangkaian dari upacara Galungan yang dilakukan 6 hari sebelum Galungan. Upacara ini dilakukan untuk melakukan pembersihan ataupun penyucian terhadap semua yang ada dalam diri manusia entah itu rumah maupun tempat-tempat suci. Pada intinya, sugihan jawa ini memiliki makna pembersihan Bhuana Agung (Makrokosmos).

  • Sugihan Bali

Sugihan bali adalah upacara yang bertujuan untuk membersihkan jiwa dan raga manusia baik secara skala maupun niskala atau bisa juga dikatakan sebagai pembersihan Bhuana Alit (mikrokosmos). Upacara ini dilakukan 5 hari sebelum Galungan.

  • Penyekeban

Rangkaian upacara Galungan selanjutnya adalah Penyekeban. Penyekeban dilakukan pada saat Pahing wuku Dungulan, tepatnya 3 hari sebelum Galungan. Pada saat pelaksanaannya, umat hindu akan "nyekeb" buah-buahan yang akan dijadikan banten yang nantinya digunakan sembahyang pada saat Galungan. Secara filosofis, pada saat Penyekeban umat hindu diharapkan untuk bisa mengekang indria atau nafsu mereka.

  • Penyajaan

Penyajaan dilakukan 2 hari sebelum Galungan. Kata penyajaan berasal dari kata 'saja' yang berarti benar atau betul. Dikatakan bahwa pada saat penyajaan ini umat hindu akan digoda oleh Sang Bhuta Dungulan. Oleh karena itu, umat hindu diharapkan supaya bisa memantapkan diri ketika akan menyambut upacara galungan.

  • Penampahan

Sehari sebelum hari raya Galungan dilaksanakan upacara penampahan. Pada saat upacara penampahan ini, umat hindu akan menyembelih babi sebagai simbol untuk melenyapkan nafsu binatang yang dimiliki oleh manusia di dalam dirinya. Daging dari hasil sembelih tersebut juga nantinya akan digunakan untuk melengkapi sarana persembahyangan pada saat upacara keagamaan. Selain menyembelih babi, umat hindu juga biasanya menghias merajan maupun pelinggih-pelinggih yang ada. 

Pembuatan penjor juga biasanya dilakukan pada saat penampahan. Penjor dibuat dari bambu panjang yang melengkung. Hal tersebut melambangkan gunung paling tinggi yang merupakan stana para dewa. Penjor juga dihiasi dengan gantungan dari hasil bumi dan juga hasil pertanian. Secara keseluruhan, penjor disimbolkan sebagai ucapan terimakasih terhadap Ida Sang Hyang Widhi Wasa atas segala kemakmuran yang telah diberikan.

  • Galungan

Galungan merupakan puncak dari rangkaian-rangkaian upacara Galungan. Ketika semua perlengkapan sudah siap dan juga kondisi secara niskala dan skala sudah bersih, pada saat itulah umat hindu melaksanakan persembahyangan. Mulai dari pagi, umat hindu sudah melakukan persembahyangan mulai dari rumah masing-masing, kemudian ke sanggah ataupun merajan, dan dilanjutkan sembahyang keliling ke pura-pura yang ada di desa. Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, hari raya Galungan memiliki makna sebagai simbol kemenangan Dharma atas Adharma. Galungan juga diperingati sebagai hari lahirnya jagad alam semesta.

  • Manis Galungan

Sehari setelah Galungan ada upacara yang disebut dengan Manis Galungan. Manis Galungan identik dengan melancong atau berkunjung ke tempat-tempat rekreasi. Bisa juga dilakukan dengan mengunjungi sanak saudara untuk melakukan silaturahmi.

Selain rangkaian upacara-upacara tersebut, masih ada lagi upacara yang masih termasuk ke dalam rangkaian upacara Galungan seperti, Pemacekan Agung yang dilakukan 5 hari setelah Galungan, Kuningan yang dilaksanakan 1 hari setelah galungan, dan juga Megat Tuwakan yang pelaksanaannya dilakukan 42 hari setelah perayaan hari raya Galungan.

Begitulah penjelasan mengenai rangkaian-rangkaian upacara dalam rangka hari raya Galungan. Tiap-tiap rangkaian upacara tersebut memiliki pelaksanaan dan juga makna yang berbeda-beda. Namun hal tersebut masih memiliki tujuan yang sama yaitu untuk mempersiapkan segala hal yang akan digunakan ketika menyambut hari raya Galungan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun