Mohon tunggu...
Dwian Sastika
Dwian Sastika Mohon Tunggu... Freelancer - Manusia Sebatang Kara

Membagikan kisah inspiratif dan edukasi

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Tarian Angin dalam Kabut Kesunyian

1 Juli 2024   21:02 Diperbarui: 1 Juli 2024   21:04 33
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik


Di puncak sunyi malam, engkau melangkah pelan,
Kabut lembut menyelimuti jejakmu yang pudar,
Angin berbisik mesra, membelai rambutmu yang layu,
Seperti kekasih lama yang rindu tak terbalas.

Engkau adalah penari dalam gulungan waktu fana,
Meliuk dalam nada bisu, tak terucap,
Langkahmu seirama dengan nyanyian pilu,
Yang dibawakan oleh angin, penuh rasa lelap.

Di balik tirai kabut, kau temukan bayangan samar,
Bayangan yang dulu pernah menatapmu dalam,
Mata itu kini hampa, kehilangan kehangatan,
Dingin dan rapuh, seperti bintang jatuh di lembah kelam.

Engkau dan bayangan, dua jiwa yang terikat erat,
Dalam tarian abadi di alam yang tak nyata,
Setiap gerakan, mengukir luka yang terikat,
Mengisahkan cerita pilu, tentang cinta yang fana.

Angin berhembus semakin kencang, merobek kabut malam,
Menguak rahasia malam yang tak terucap,
Kau tetap menari, meski jiwa terasa remuk,
Mengisi kekosongan dengan harapan yang samar dan rapuh.

Di akhir tarian, engkau terhenti, lelah tanpa daya,
Angin dan kabut bersatu dalam kesunyian abadi,
Meninggalkanmu dalam pelukan malam yang resah,
Menutup cerita dengan denting sedih, penuh kerinduan yang tak tersampaikan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun