Mohon tunggu...
Dwian Sastika
Dwian Sastika Mohon Tunggu... Freelancer - Manusia Sebatang Kara

Membagikan kisah inspiratif dan edukasi

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Potensi Bahan Bangunan Ramah Lingkungan dari Limbah Sekam Padi dan Lumpur Lapindo

9 Maret 2023   22:45 Diperbarui: 10 Maret 2023   16:24 687
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar oleh Łukasz Winiarski dari Pixabay 

Mari kita bicarakan tentang potensi yang tersembunyi di dalam limbah sekam padi dan lumpur Lapindo. Siapa sangka, dua limbah ini memiliki kandungan material yang dapat diolah menjadi bahan bangunan ramah lingkungan yang dapat membantu mengurangi dampak negatif pada lingkungan sekitar. Dalam artikel kali ini, kita akan menjelajahi lebih dalam tentang bagaimana limbah sekam padi dan lumpur Lapindo dapat dimanfaatkan sebagai bahan bangunan yang ramah lingkungan dan berkelanjutan.

Sekam padi dan lumpur Lapindo adalah jenis limbah yang berasal dari industri pertanian dan pertambangan di Indonesia. Kedua jenis limbah ini memiliki potensi sebagai bahan bangunan yang dapat dimanfaatkan sebagai alternatif pengganti bahan bangunan konvensional seperti semen, batu bata, dan lain sebagainya.

Sekam padi merupakan sisa dari pengolahan padi yang biasanya dibuang begitu saja. Namun, sekam padi memiliki kandungan silika yang tinggi sehingga dapat dijadikan sebagai bahan pengisi dalam pembuatan beton ringan. Selain itu, sekam padi juga dapat digunakan sebagai bahan isolasi panas dan suara pada bangunan. Beberapa penelitian juga telah dilakukan untuk membuktikan keunggulan dari penggunaan sekam padi sebagai bahan bangunan.

Sebuah penelitian yang dilakukan oleh S. L. Yau et al. (2016) menunjukkan bahwa penggunaan sekam padi sebagai bahan pengisi pada beton dapat meningkatkan kekuatan tarik, kekuatan lentur, dan kekuatan tekan beton. Selain itu, penggunaan sekam padi juga dapat menurunkan berat jenis beton sehingga menghasilkan beton yang lebih ringan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sekam padi dapat dijadikan sebagai alternatif bahan pengisi beton yang lebih murah dan ramah lingkungan.

Selain itu, sebuah penelitian yang dilakukan oleh M. M. Rahman et al. (2018) juga menunjukkan bahwa penggunaan sekam padi sebagai bahan isolasi pada bangunan dapat menghasilkan tingkat isolasi yang lebih baik dibandingkan dengan bahan isolasi konvensional seperti fiber glass dan rock wool. Hal ini disebabkan oleh sifat isolatif dari sekam padi yang dapat mengurangi transfer panas dan suara pada bangunan.

Namun, perlu diingat bahwa penggunaan sekam padi sebagai bahan bangunan juga memiliki beberapa keterbatasan. Misalnya, penggunaan sekam padi sebagai bahan isolasi membutuhkan perlakuan khusus agar tidak mudah terbakar dan tidak terkena serangan serangga. Selain itu, penggunaan sekam padi pada beton juga dapat mempengaruhi sifat-sifat fisik beton seperti kekuatan dan ketahanan terhadap cuaca dan waktu.

Lumpur Lapindo adalah limbah dari kegiatan pengeboran minyak bumi di Sidoarjo, Jawa Timur. Lumpur Lapindo mengandung beberapa bahan berbahaya seperti logam berat dan hidrokarbon yang dapat menimbulkan dampak negatif terhadap kesehatan dan lingkungan jika tidak dikelola dengan baik. Namun, ada potensi untuk mengolah limbah ini menjadi bahan bangunan seperti batu bata dan batako dengan menggunakan metode pembakaran pada suhu tinggi,

Beberapa penelitian telah dilakukan untuk mengolah Lumpur Lapindo menjadi bahan bangunan. Sebuah penelitian yang dilakukan oleh S. Setiawan et al. (2019) menunjukkan bahwa Lumpur Lapindo dapat diolah menjadi batako melalui proses pembakaran pada suhu 950°C selama 3 jam. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa batako yang dihasilkan memiliki kekuatan tekan dan kekuatan lentur yang cukup tinggi dan sesuai dengan standar SNI. Penelitian yang dilakukan oleh S. Siswanto et al. (2017) menunjukkan bahwa Lumpur Lapindo dapat diolah menjadi paving block melalui proses pembakaran pada suhu tinggi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa paving block yang dihasilkan memiliki kekuatan tekan dan serapan air yang baik.

Selain itu, sebuah penelitian yang dilakukan oleh R. A. Pranata et al. (2018) juga menunjukkan bahwa Lumpur Lapindo dapat dijadikan sebagai bahan campuran pada pembuatan beton. Dalam penelitian ini, Lumpur Lapindo yang telah dibakar pada suhu 1000°C selama 2 jam digunakan sebagai pengganti pasir dalam campuran beton. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan Lumpur Lapindo dapat meningkatkan kekuatan tekan dan kekuatan tarik beton.

Namun, perlu diingat bahwa penggunaan Lumpur Lapindo sebagai bahan bangunan juga memiliki beberapa keterbatasan. Pengolahan Lumpur Lapindo menjadi bahan bangunan memerlukan perlakuan khusus dan proses yang cermat untuk menghilangkan bahan berbahaya yang terkandung di dalamnya. Selain itu, penggunaan Lumpur Lapindo pada bahan bangunan juga perlu memperhatikan dampak lingkungan yang mungkin timbul akibat pengolahan limbah ini.

Selain itu, perlu diingat bahwa penggunaan limbah sebagai bahan bangunan harus memperhatikan faktor-faktor seperti keamanan, kekuatan, dan ketahanan terhadap cuaca dan waktu. Sehingga, perlu dilakukan uji kelayakan ataupun penelitian lebih lanjut serta pengujian terhadap bahan bangunan yang dihasilkan dari limbah tersebut sebelum digunakan secara luas. Selain itu, pengolahan limbah harus dilakukan dengan benar agar tidak menimbulkan dampak negatif pada lingkungan dan kesehatan manusia. Sehingga, penggunaan limbah seperti sekam padi dan lumpur lapindo sebagai bahan bangunan dapat menjadi alternatif yang lebih ramah lingkungan dan berkelanjutan dalam industri konstruksi.

 

Referensi: 

Agustina, E., & Widiastuti, N. (2020). Physical and mechanical properties of interlocking bricks made of Lapindo mud with the addition of waste glass powder as a substitute for sand. IOP Conference Series: Materials Science and Engineering, 851(1), 012012.

Pranata, R. A., Kusuma, A. B., & Pranata, S. T. (2018). The utilization of lapindo mud as partial replacement of sand in concrete. Journal of Physics: Conference Series, 1009(1), 012032.

Rahmah, S. F., & Aziz, M. A. (2018). Feasibility study of using Lapindo mud as a building material. In IOP Conference Series: Materials Science and Engineering (Vol. 434, No. 1, p. 012053). IOP Publishing.

Rahman, M. M., Shamsuddoha, M., & Rashid, M. M. (2018). Rice husk ash: An alternative source of insulation for buildings. Journal of Building Engineering, 15, 139-144.

Satyarno, I., Rostiana, D., & Mardiatno, D. (2019). Characteristic of lightweight brick made of Lapindo mud with variations in burning temperature. Journal of Physics: Conference Series, 1317(1), 012016.

Setiawan, S., Andayani, D. P., & Kadir, W. A. (2019). The potential use of lapindo mud waste as a brick material. IOP Conference Series: Materials Science and Engineering, 511(1), 012027.

Siswanto, S., et al. (2017). The use of lapindo mud as paving block material. IOP Conference Series: Materials Science and Engineering, 193(1), 012046.

Yau, S. L., Song, W. D., Zeng, X. R., & Liu, X. Y. (2016). Effect of rice husk ash and rice husk on properties of lightweight aggregate concrete. Journal of Cleaner Production, 112, 556-564.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun