Mulai terdengar dentingan
Yang menggetarkan gendang telinga
Kemudian tak berselang satu jala
Hujan datang tak beraturan.
Kulangkahkan kaki ini
Menuju lubang yang dibatasi besi
Kusentuhnya yang mulai mendingin.
Kutampung tetesan air turun
Dengan kedua tanganku
Lalu terbesit suatu rindu
Yang menjatuhkan air mataku.
Keluarga, kesuksesan, kebahagiaan
Semua itu kutinggalkan
Aku hanya terpuruk dalam penyesalan
Dan kusendiri dibalik jeruji penjara.
Hujan...
Apa kau tertawa melihatku
Atau kau ikut sedih melihatku.
Yang kutahu...
Kau hanya mengingatkanku
Rasa rindu itu
Dan itu menghiburku.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H