Mohon tunggu...
Dwi Anggi Ade Tiarawardani
Dwi Anggi Ade Tiarawardani Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Setiap orang adalah penulis tentang dirinya, lingkungannya, dan negaranya

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Puisi 16: Ketika Hujan

10 September 2021   23:00 Diperbarui: 10 September 2021   23:05 85
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Mulai terdengar dentingan

Yang menggetarkan gendang telinga

Kemudian tak berselang satu jala

Hujan datang tak beraturan.

Kulangkahkan kaki ini

Menuju lubang yang dibatasi besi

Kusentuhnya yang mulai mendingin.

Kutampung tetesan air turun

Dengan kedua tanganku

Lalu terbesit suatu rindu

Yang menjatuhkan air mataku.

Keluarga, kesuksesan, kebahagiaan

Semua itu kutinggalkan

Aku hanya terpuruk dalam penyesalan

Dan kusendiri dibalik jeruji penjara.

Hujan...

Apa kau tertawa melihatku

Atau kau ikut sedih melihatku.

Yang kutahu...

Kau hanya mengingatkanku

Rasa rindu itu

Dan itu menghiburku.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun