Mohon tunggu...
Dwi Amanda Pratiwi
Dwi Amanda Pratiwi Mohon Tunggu... Administrasi - Mahasiswi

Fakultas Kesehatan Masyarakat Jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat Universitas Islam Negeri Sumatera Utara

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Sering Bermain Gadget dalam Jangka Waktu yang Lama, Ini Akibatnya

13 Desember 2019   22:49 Diperbarui: 22 Desember 2019   18:16 150
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Di jaman yang modern ini, semua orang menggunakan ponsel bahkan penggunanya tak pandang bulu. Hadirnya ponsel ke dunia telah mempermudah semua orang untuk berkomunikasi, belajar dan berkerja. Meskipun demikian, ada sebagian orang yang menyalahgunakan ponsel. Ponsel ini sudah ada sejak tahun 90-an dan sangat popular di era 2000-an. 

Penggunanya adalah anak SD, SMP, SMA, Mahasiswa, Pekerja, bahkan Ibu Rumah Tangga aktif menggunakan ponsel bahkan tidak dapat lepas dari ponsel. Para remaja di Indonesia menjadi salah satu pengguna teknologi tertinggi di dunia dan juga menjadi salah satu negara yang remajanya terkena Myopia atau Rabun Jauh tertinggi di dunia. Ponsel juga berbahaya bagi anggota tubuh lainnya dan juga dapat mengganggu kesehatan reproduksi.

Penulis telah mengutip dari Jurnal Kedokteran Universitas Syiah Kuala vol.11 No.2 Agustus 2011 oleh Ratna Hidayati yang berjudul "Pengaruh Radiasi Handphone Terhadap Kesehatan" mengatakan bahwa radiasi ponsel dapat digunakan untuk mematangkan sebutir telur dengan hanya 2 ponsel yang dibiarkan saling berteleponan. 

Radiasi gelombang mikro yang dipancarkan kedua ponsel tersebut mampu memodifikasikan protein dalam telur itu sehingga dapat kita bayangkan juga apa yang akan terjadi pada protein dalam otak kita dan bagian vital lainnya. Jangankan menelepon, ponsel yang kita letakkan di area alat reproduksi saja sudah dapat mengganggu kesehatan reproduksi bagaimana pula jika kita gunakan untuk menelepon dalam waktu yang lama?

Keberadaan para pengguna kacamata di kelas penulis hampir mencapai 35%. Penulis juga telah mewawancarai beberapa orang yang menggunakan kacamata tersebut. Dari wawancara tersebut kebanyakan mahasiswa itu menggunakan kacamata dikarenakan terlalu lama bermain gadget, menonton tv secara dekat, dan membaca buku yang minim cahaya sehingga para mahasiswa itu di diagnosa positif myopia atau rabun jauh bahkan ada juga di diagnosa positif silindris atau astigmatisme. Meskipun demikian, ada juga yang memang berasal dari keturunan atau gen.

Selain itu, para mahasiswa itu juga mengatakan bahwa sebelumnya sanak saudaranya telah melarang mereka untuk tidak menggunakan ponsel terlalu sering terlebih-lebih pada malam hari. Namun, mereka tidak memperdulikan hal itu meskipun saat mereka menggunakan ponsel terlalu lama matanya terasa tegang, kepalanya juga terasa sakit bahkan terkadang sampai matanya juga mengeluarkan air. 

Hal tersebut yang kita kira sepele ini, nyatanya berbahaya sebab semua itu terjadi karena sinar biru yang berasal dari layar ponsel masuk ke mata dan merusak retina. Sayangnya, apabila mata sering terkena paparan sinar biru yang berlebih seseorang mungkin bisa mengalami degenerasi makula, glaukoma, penyakit retina degenerative bahkan kebutaan. Berikut penjelasan singkat tentang myopia dan astigmatisme.

Myopia (rabun jauh)

Myopia atau rabun jauh adalah suatu gangguan pada penglihatan yang menyebabkan objek jauh terlihat kabur dan objek dekat terlihat jelas. Myopia ini biasanya dikenal sebagai mata minus. Myopia ini dapat menyerang siapapun dan sangat gampang dikenali apabila terserang penyakit ini. Penyakit ini dapat diatasi dengan cara menggunakan kacamata atau lensa kontak dan operasi lasik.

Astigmatisme (Silindris)

Astimagtisme atau biasa yang disebut silindris adalah suatu gangguan penglihatan apabila melihat benda jauh dan dekat terasa kabur. Silindris juga dapat menyerang siapapun. Namun pada anak-anak, silindris susah dikenali dikarenakan minimnya pengetahuan anak-anak. Silindris ini dapat diatasi dengan cara menggunakan kacamata, lensa kontak, operasi lasik, operasi lasek dan photorefractive keratectomy (PRK).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun