Sebuah kebanggaan besar dapat saya rasakan bersama tim dalam ajang International Conference bertema "The Struggle for an Alternative Future: Navigating Global Challenges and Reimaging Societies". Konferensi ini diselenggarakan oleh Universitas Nurul Jadid (UNUJA), yang terletak di wilayah Kecamatan Paiton, Probolinggo, Jawa Timur pada Sabtu, 14 Desember 2024. Dalam kesempatan ini, saya mendapat penghargaan sebagai The Best International Presenter Competition, yang diberikan langsung oleh Ketua Perma Pendis Indonesia.
Saya mempresentasikan artikel ilmiah berjudul "Eksistensi Pondok Pesantren dalam Meningkatkan Potensi dan Daya Saing Santri Menuju Indonesia Emas 2045 (Penelitian di Pondok Pesantren Mazro'atul Ulum Citiis)". Artikel ini mengangkat peran strategis pondok pesantren dalam mempersiapkan santri agar mampu bersaing di tingkat global, sekaligus berkontribusi pada visi besar Indonesia Emas 2045.
Intisari Penelitian
Penelitian ini saya lakukan di Pondok Pesantren Mazro'atul Ulum Citiis dengan menggunakan pendekatan kualitatif dan studi kasus. Ada beberapa temuan utama yang saya dapatkan dalam penelitian ini:
Kurikulum Inklusif dan Adaptif
Pesantren menerapkan kurikulum yang dirancang untuk memenuhi kebutuhan baik santri maupun non-santri. Lingkungan sosial yang beragam di pesantren menjadi landasan metode pengajaran yang relevan dan inklusif.Penggunaan Teknologi Modern
Integrasi teknologi modern dalam proses pembelajaran memberikan peluang bagi santri untuk mengembangkan keterampilan digital yang relevan di era global, tanpa melupakan nilai-nilai tradisional yang menjadi dasar pendidikan.Keterlibatan dalam Kegiatan Sosial
Santri aktif berpartisipasi dalam berbagai kegiatan sosial. Hal ini mempererat hubungan antara pesantren dan masyarakat sekitar, menciptakan harmoni sosial yang konstruktif.Pembentukan Identitas Sosial
Interaksi yang terjalin antara santri dan non-santri mendukung pembentukan identitas sosial yang inklusif dan kompetitif. Dengan demikian, tercipta rasa saling menghargai perbedaan.Rekomendasi untuk Pengembangan
Saya merekomendasikan pendekatan inklusif dan kurikulum adaptif ini untuk diterapkan di pesantren lainnya. Selain itu, optimalisasi penggunaan teknologi menjadi langkah penting untuk mempersiapkan santri menghadapi tantangan global.
Dampak Penelitian
Penelitian ini menegaskan bahwa pondok pesantren tidak hanya menjadi pusat pendidikan agama, tetapi juga mampu menjadi pusat pengembangan keterampilan santri. Dengan visi yang progresif, pesantren dapat menjadi motor penggerak pendidikan untuk mendukung tercapainya Indonesia Emas 2045.
Bagi saya pribadi, penghargaan ini menjadi motivasi besar untuk terus berkontribusi dalam dunia pendidikan Islam. Selain itu, keberhasilan ini juga membawa kebanggaan bagi Pondok Pesantren Mazro'atul Ulum Citiis sebagai model pendidikan pesantren yang unggul. Semoga pencapaian ini menjadi inspirasi bagi para akademisi dan institusi pendidikan lainnya untuk terus berinovasi demi kemajuan bangsa.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H