Mohon tunggu...
Dwi AisyahAmani
Dwi AisyahAmani Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Seorang mahasiswa di bidang Pendidikan Khusus, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Jakarta. Melalui sarana berita, dalam bidang pendidikan, saya akan menyajikan informasi yang mendalam dan berimbang. Melalui dedikasi dalam dunia pendidikan, saya berupaya memberikan wawasan yang inspiratif dan membuka ruang dialog untuk mendorong pembaruan dalam sistem pendidikan.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Mengudara Bersama Harapan: Membuka Pintu Bakat dan Krativitas Anak Berkebutuhan Khusus

22 Desember 2023   19:00 Diperbarui: 22 Desember 2023   19:08 174
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Menggali dan mengembangkan bakat serta kreativitas anak berkebutuhan khusus, menjadi tantangan dan tanggung jawab bersama bagi guru, orang tua, dan masyarakat. Anak Berkebutuhan Khusus seringkali dihadapkan pada persepsi umum bahwa keberhasilan dan kreativitas mungkin terbatas bagi mereka. Namun, dengan pendekatan yang tepat dari guru, orang tua, dan masyarakat, kita dapat membuka pintu kreativitas bagi mereka.

Menurut Howard Gardner, setiap individu memiliki berbagai jenis kecerdasan yang unik. Guru dapat memanfaatkan teori ini dengan merancang pembelajaran berbasis proyek yang mengintegrasikan seni rupa, seni musik, seni tari, dan seni kriya ke dalam kurikulum akademik. Dengan memahami dan menghargai multiple intelligences, anak berkebutuhan khusus dapat mengeksplorasi dan mengasah bakat mereka di berbagai bidang.

Vygotsky menekankan pentingnya dukungan sosial dan bimbingan dalam pengembangan kemampuan anak. Guru dapat menciptakan lingkungan pembelajaran yang mendukung pertumbuhan anak dengan Berkebutuhan khusus melalui pendekatan kolaboratif dan pembelajaran berbasis proyek. Pemahaman terhadap zona proximal pembangunan membantu mengidentifikasi tingkat perkembangan anak dan memberikan bimbingan yang sesuai.

Masyarakat yang inklusif adalah kunci untuk mengembangkan bakat anak berkebutuhan khusus. Masyarakat dapat mendukung dengan menciptakan program seni yang inklusif, memberikan dukungan aksesibilitas, dan mempromosikan sikap inklusif di sekolah dan tempat umum. Melibatkan anak-anak dalam kegiatan seni bersama dengan teman sebaya tanpa kebutuhan khusus dapat membantu memecah stigmanya.

Berikut strategi yang tepat bagi guru, orang tua, dan Masyarakat dalam mengembangkan bakat dan kreativitas pada anak berkebutuhan khusus menurut para ahli, diantaranya:

1. Pendekatan Pembelajaran Berbasis Proyek (Gardner, 1983; Vygotsky, 1978)

Guru dapat mengintegrasikan seni ke dalam pembelajaran akademik dengan menggunakan pendekatan berbasis proyek. Misalnya, memadukan seni rupa dalam pelajaran matematika untuk meningkatkan pemahaman konsep. Proyek bersama ini memberikan kesempatan bagi anak-anak untuk bekerja bersama, mendukung perkembangan sosial dan kreativitas mereka.

2. Membuka Ruang Eksplorasi Kreatif di Rumah (Gardner, 1983)

Orang tua dapat menciptakan lingkungan di rumah yang merangsang kreativitas anak dengan menyediakan alat seni, instrumen musik, dan bahan-bahan kreatif lainnya. Memberikan kesempatan untuk berkreasi di rumah membantu anak menjalani ekspresi diri mereka dan merangsang kemampuan kreatif.

3. Program Inklusif di Sekolah dan Masyarakat (O'Brien & O'Brien, 2008)

Masyarakat perlu memastikan bahwa anak berkebutuhan khusus memiliki akses ke program seni yang inklusif. Sekolah dan pusat seni dapat membentuk program bersama yang memungkinkan anak-anak berpartisipasi aktif dalam seni bersama teman sebaya, menciptakan lingkungan yang mendukung pertumbuhan dan integrasi mereka.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun