Kesenian Benjang berasal dari Ujungberung, Bandung Timur merupakan sebuah warisan budaya yang kaya akan nilai-nilai tradisional yang telah lama menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan masyarakat Sunda. Di balik gemerlapnya panggung dan gemuruhnya alat musik, terdapat lapisan spiritual yang dalam, tercermin melalui melodi-melodi mistis yang mengalun.
Kesenian ini telah ada sejak 19 abad yang lalu sebagai prosesi rasa syukur atas hasil panen yang melimpah. Â Kesenian Benjang merupakan singkatan dari Sasamben Budak Bujang atau 'tempat bagi para pemuda'. Selanjutnya, seni benjang berkembang menjadi bentuk seni pertunjukan gulat tradisional yang dikenal sebagai 'Benjang Gelut'.
Seiring dengan perubahan zaman, seni benjang terus berkembang menjadi kesenian arak-arakan yang dikenal sebagai 'Benjang Helaran', yang khususnya digunakan dalam prosesi arak-arakan saat upacara khitan yang biasanya identik dengan rajawali, kuda lumping, dan lain-lain.
Kesenian Benjang Ujungberung tidak sekadar tentang gerakan tari dan irama musik, melainkan juga tentang sebuah perjalanan spiritual. Melodi-melodi yang dimainkan oleh para pemain Benjang tidak hanya merangsang indera pendengar, tetapi juga membawa mereka pada suatu pengalaman yang menghubungkan dengan dunia metafisik. Dalam kesederhanaan not-not yang digunakan, terdapat kekuatan magis yang mampu meresapi jiwa penikmatnya.
Melodi-melodi mistis dalam Kesenian Benjang Ujungberung memiliki akar yang dalam dalam kepercayaan dan filosofi budaya Sunda. Mereka mencerminkan hubungan yang erat antara manusia, alam, dan roh leluhur. Dalam permainannya, para musisi tidak hanya memainkan alat musik, tetapi juga memanggil energi mistis yang diyakini dapat memberikan perlindungan dan keberkahan.
Kesenian  Benjang  Gulat dengan alunan dari Tepak Benjang Buhun di Ujungberung, dari Channel MajaPrideÂ
Salah satu kunci utama keindahan Kesenian Benjang Ujungberung adalah keselarasan antara gerakan tari, irama musik, dan makna spiritual yang terkandung di dalamnya. Para penari dan pemain musik bekerja secara bersama-sama untuk menciptakan sebuah pengalaman yang mengangkat jiwa penonton, mengajak mereka untuk menyelami kedalaman makna budaya dan spiritual.
Dalam era modern ini, tradisi-tradisi budaya seringkali terabaikan atau bahkan terancam punah. Oleh karena itu, penting bagi masyarakat untuk terus memelihara dan melestarikan Kesenian Benjang Ujungberung sebagai bagian dari identitas budaya mereka.
Di Bandung Timur sendiri sudah banyak Lingkung Seni yang melestarikan kesenian Benjang ini agar tetap eksis. Â Pemerintah daerah juga sangat memberikan dukungan untuk melestarikan kesenian Benjang melalui pameran budaya , festival-festival dan kegiatan lainnya.
Dalam upaya memperkenalkan Kesenian Benjang Ujungberung ke tingkat yang lebih luas, langkah-langkah tersebut  rutin dilakukan. Hal ini tidak hanya akan membantu memperluas pemahaman tentang budaya Sunda, tetapi juga membuka peluang bagi pertukaran budaya dan kolaborasi antarbudaya yang lebih luas.
Dengan memahami dan mengapresiasi keunikan serta keindahan Kesenian Benjang Ujungberung, diharapkan bahwa tradisi ini akan terus berkembang dan diwariskan dari generasi ke generasi. Semoga melodi-melodi mistis dari Benjang Ujungberung akan terus mengalun dan meresapi jiwa manusia, menjaga keberlangsungan dan kelestarian budaya Sunda yang kaya dan berharga.
Berikut ini Video Festival Benjang dari Channel Budaya Sunda
Iring-iringan Benjang di Jalan dari Channel Ujang Steven
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H