Mohon tunggu...
Dwi Agustina
Dwi Agustina Mohon Tunggu... Guru - Pembelajar Sepanjang Hayat

Alumni Pendidikan Masyarakat - Universitas Pendidikan Indonesia, Domilisi Kota Bandung.

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Menjelajahi Pesona Desa Penglipuran di Bali sebagai Destinasi Wisata Berbasis Masyarakat

27 Januari 2024   14:47 Diperbarui: 27 Januari 2024   14:49 548
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
dok karang mamadu (tempat untuk org yg melanggar adat yaitu berpoligami)

Bali, pulau surgawi di Indonesia, tak hanya terkenal dengan pantai-pantainya yang memukau, tetapi juga dengan warisan budayanya yang kaya. Salah satu destinasi wisata yang memikat hati wisatawan adalah Desa Penglipuran, sebuah permata tersembunyi di kaki Gunung Agung. Lebih dari sekadar destinasi pariwisata, Desa Penglipuran membanggakan diri sebagai contoh nyata destinasi wisata berbasis masyarakat yang berhasil dinobatkan sebagai Desa Terbersih ketiga di Dunia.

Desa Penglipuran berlokasi  di Kecamatan Bangli, sekitar 45 menit dari Kota Denpasar. Desa ini terkenal sebagai desa yang masih memegang teguh tradisi nenek moyang mereka dengan tetap setia menerapkan dua hukum tradisional dalam kehidupan sosial mereka, yaitu awig-awig dan drestha.  Kemampuan mereka untuk mempertahankan tradisi serta memberikan ciri khas yang begitu istimewa bagi Desa Penglipuran.

Pada tahun 2018 saya sudah pernah mengeksplorasi pesona desa ini, disana saya dapat menyelami bagaimana masyarakat lokal melestarikan keindahan alam sekitar sambil menjaga warisan budaya mereka. Diantaranya ialah;

  • penanaman tanaman yang sejalan dengan alam sekitar
  • masyarakat menyediakan tempat sampah setiap 30 meter
  • masyarakat  masih mempertahankan bangunan-bangunan tradisional yang terbuat dari bahan-bahan alami dan atap jerami  sehingga menciptakan daya tarik visual untuk para pengunjung.
  • masyarakat desa Penglipuran masih aktif terlibat dalam upaya pelestarian alam
  • masyarakatn masih rutin menjalankan ritual dan tradisi dalam kehidupan sehari-hari untuk mencerminkan penghargaan terhadap alam.

dok. takahashi mitsuru
dok. takahashi mitsuru

https://www.viator.com/Bali-attractions/Penglipuran-Village-Desa-Penglipuran/d98-a16278?m=33953&supag=1229255019979156&supsc=dat-2328628189094079&supa
https://www.viator.com/Bali-attractions/Penglipuran-Village-Desa-Penglipuran/d98-a16278?m=33953&supag=1229255019979156&supsc=dat-2328628189094079&supa

Melalui keseimbangan harmoni antara alam dan budaya ini, Desa Penglipuran memberikan inspirasi tentang bagaimana manusia dapat hidup bersatu dengan alam, menghormati warisan budaya mereka serta menjaga keindahan yang diberikan oleh alam. Destinasi ini bukan hanya destinasi wisata, tetapi juga teladan tentang bagaimana masyarakat dapat hidup selaras dengan alam sekitar mereka.

Desa Penglipuran telah menciptakan dampak positif pada perekonomian mereka, membuka pintu bagi peluang pekerjaan, peningkatan pendapatan, dan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan. Hal ini merupakan satu aspek penting dari destinasi wisata berbasis masyarakat  untuk memanfaatkan sumber daya alam secara berkelanjutan kemudian masyarakat lokal terlibat aktif dalam pengembangan pariwisatanya.

Inilah beberapa program yang saya temui ketika berkunjung ke Desa Penglipuran, yaitu

1. Pemberdayaan Ekonomi Berbasis Budaya:
Desa Penglipuran merangkul potensi budaya mereka sebagai daya tarik utama pariwisata. Masyarakat lokal menghasilkan dan menjual barang-barang kerajinan tradisional seperti tenun, ukiran, dan kerajinan tangan lainnya. Inisiatif ini memberdayakan pengrajin lokal untuk memasarkan karya-karya mereka kepada wisatawan, menghasilkan pendapatan tambahan untuk masyarakat.

2. Homestay dan Pengalaman Lokal:

Desa Penglipuran mempromosikan konsep homestay, di mana wisatawan dapat tinggal bersama keluarga lokal. Inisiatif ini tidak hanya memberikan pengalaman budaya yang mendalam bagi pengunjung tetapi juga menciptakan sumber pendapatan baru bagi keluarga di desa. Pendapatan dari homestay digunakan untuk meningkatkan kesejahteraan keluarga, termasuk dalam hal pendidikan dan kesehatan.

3. Pengembangan Infrastruktur Pariwisata:
Desa Penglipuran memahami pentingnya infrastruktur yang mendukung pariwisata. Dengan mengembangkan fasilitas-fasilitas seperti tempat parkir, jalan setapak yang ramah lingkungan, dan pusat informasi pariwisata, desa ini menciptakan lingkungan yang nyaman bagi wisatawan. Infrastruktur yang baik membuka peluang bisnis baru dan mendukung pertumbuhan ekonomi lokal.

4. Kemitraan dengan Pelaku Wisata:
Desa Penglipuran menjalin kemitraan dengan pelaku wisata dan agen perjalanan lokal. Kolaborasi ini membantu dalam pemasaran destinasi dan menarik lebih banyak wisatawan. Kemitraan dengan pihak eksternal juga membuka peluang kerjasama bisnis yang menguntungkan bagi masyarakat desa.

5. Pelatihan dan Pengembangan Keterampilan:
Masyarakat Desa Penglipuran aktif dalam program pelatihan dan pengembangan keterampilan untuk meningkatkan daya saing mereka di industri pariwisata. Pelatihan tentang pemasaran, kebersihan, dan keterampilan kerajinan tangan membantu meningkatkan kualitas layanan dan produk yang mereka tawarkan kepada wisatawan.

6. Diversifikasi Produk dan Layanan:
Desa Penglipuran terus berinovasi dengan mendiversifikasi produk dan layanan pariwisata. Selain menjual kerajinan tangan tradisional, mereka juga menawarkan pengalaman kuliner lokal, tur budaya, dan kegiatan-kegiatan lain yang memperkaya pengalaman wisatawan. Diversifikasi ini menciptakan sumber pendapatan yang lebih stabil dan beragam.

7. Pemberdayaan Perempuan:
Desa Penglipuran memberdayakan perempuan dalam pengembangan ekonomi lokal. Program pelatihan dan dukungan untuk usaha mikro dan kecil yang dimiliki perempuan membantu menciptakan lapangan pekerjaan tambahan dan meningkatkan peran perempuan dalam mengelola sumber daya ekonomi.

Dengan mengadopsi pendekatan pariwisata berkelanjutan yang melibatkan aspek-aspek budaya, ekonomi, dan lingkungan, Desa Penglipuran mengindikasikan bahwa pengembangan pariwisata memiliki potensi sebagai pendorong pertumbuhan ekonomi lokal. Melalui kombinasi kearifan lokal dan inovasi, desa ini berhasil menciptakan dampak positif bagi penduduknya sambil tetap memperhatikan kelestarian budaya dan alam.

Dalam perjalanan menikmati keindahan Desa Penglipuran di Bali, saya telah menyelami keunikan destinasi wisata berbasis masyarakat yang tidak hanya mempesona mata tetapi juga memperkaya jiwa. Keberhasilan Desa Penglipuran sebagai contoh nyata destinasi wisata yang berdampak positif pada masyarakat lokal menunjukkan betapa pentingnya menjaga warisan budaya untuk generasi mendatang.

dok karang mamadu (tempat untuk org yg melanggar adat yaitu berpoligami)
dok karang mamadu (tempat untuk org yg melanggar adat yaitu berpoligami)

dok. sonorbali.com minuman khas desa penglipuran
dok. sonorbali.com minuman khas desa penglipuran

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun