Mohon tunggu...
Dwi Agustina
Dwi Agustina Mohon Tunggu... Guru - Pembelajar Sepanjang Hayat

Alumni Pendidikan Masyarakat - Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung. Instagram : dwiia33 Berlisensi Metode Baca AHE, Hitung ASE dan Brainy English.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

3 Kriteria Fasilitator dalam Memandu Kegiatan

16 Oktober 2022   19:30 Diperbarui: 20 Oktober 2022   22:14 739
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hallo teman's bagaimana kabarnya?
Yuk baca tulisan ini sejenak semoga bermanfaat ya

Seiring dengan marak dan bertambahnya program pelatihan dan pemberdayaan maka semakin banyak juga manusia yang berminat mengabdikan dirinya menjadi fasilitator. karena dengan menjadi fasilitator  mereka dapat mengapresiasikan diri dengan leluasa sekaligus mendapatkan tempat yang tepat untuk itu.  Pengertian fasilitator sendiri adalah seseorang yang membantu sekelompok orang untuk memahami tujuan yang telah ditetapkan sehingga mengurangi/meminimalisir segala hambatan.

Nah, perlu kita ketahui bahwa peran fasilitator dalam proses fasilitasi merupakan salahsatu indikator keberhasilan suatu program. Seorang fasilitator yang terus mengupgrade segala kemampuan dan pengetahuannya akan semakin percaya diri dan bersemangat untuk memfasilitasi peserta kegiatan, apalagi jika mendapatkan apresiasi yang bagus dari peserta malah semakin memacu adrenalin fasilitator untuk meningkatkan kreativitas dan kelancarannya dalam memfasilitasi. 

Memang butuh proses pembentukan untuk menjadi fasilitator professional Karena sejatinya fasilitator itu dibentuk bukan dilahirkan. Hal ini sejalan dengan pendapat Thomas Alva Edision (1847-1931) yang menegaskan "Jenius adalah 1% inspirasi dan 99% keringat"

Maksudnya begini temans, kesuksesan untuk mengembangkan tugas apapun termasuk menjadi fasilitator sangat ditentukan oleh proses perjuangan. Untuk menjadi fasilitator yang berhasil, temans harus melalui proses dan progress terus menerus diantaranya melalui kegiatan bertanya, berpartisipasi dalam kelompok dan membiasakan diri untuk membaca.

Pada intinya, fasilitator harus membuat segala sesuatu berjalan lancar tanpa membebani para peserta. Temans yang baik, agar dirimu bisa terus survive menjadi fasilitator, berikut ini ada beberapa persiapan untuk untuk menjadi fasilitator loh !
Untuk menjadi fasilitator, temans tidak perlu
-Sangat pintar
-Punya gelar akademis
-Menjadi pemimpin yang baik

Tetapi temans harus
-Tertarik dengan orang-orang disekeliling
-Bersedia menilai diri secara kritis
-Bersedia mengubah diri dan
-Bersungguh-sungguh menyimak apa yang dikatakan oranglain kepada dirimu

Dokpri
Dokpri

Dokpri
Dokpri

Oke temans, berdasarkan pengalaman pribadi terdapat tiga kriteria untuk menjadi fasilitator kece dan menjadi idola para peserta kegiatan. diantaranya : 


1. Kejujuran dan kerendahan hati terhadap diri sendiri dan peserta. terutama menyangkut kemampuan dan kelemahan yang dia miliki

Dalam beberapa kesempatan menjadi fasilitator, memang terdapat lembar personal yang harus saya isi dengan jujur terkait dengan kemampuan peserta selama kegiatan. 

Beberapa klien terkadang ada yang menekankan pada beberapa faktor untuk dinilai kemampuannya. Seperti yang baru saja terjadi dengan Salah satu klien yang meminta tim fasilitator untuk menilai kemampuan hafalan doa para peserta. 

Dengan teknik fasilitasi dan kemampuan yang saya miliki, saya ajak mereka untuk berusaha menghafal secara bersama terlebih dahulu dan selebihnya mereka yang menghafal secara pribadi.  Hasilnya memang belum maksimal karena ada beberapa alasan. Saya akan menilai peserta secara jujur di lembar tersebut jika tidak hafal maka akan saya laporkan dengan catatan tidak hafal dengan harapan semoga ada tidak lanjut yang lebih dari pihak sekolah. Pun saya harus jujur dengan diri sendiri dan harus bisa menilai diri saya secara kritis saat mendampingi para peserta. saya harus mengakui dan jujur dengan kemampuan saya dalam memfasilitasi mereka. jika ada yang kurang maksimal maka saya harus segera memperbaikinya agar kedepannya saya bisa menjadi fasilitator yang professional. 

2. Empati : fasilitator berusaha menempatkan dirinya ke dalam situasi oranglain sembari merenungkan makna dari kegiatan tersebut. Tidak bereaksi berlebihan hanya berdasarkan apa yang dilihat atau memahami masalah peserta hanya denga logika belaka.

Ternyata benar kata temanku bahwa fasilitator itu ibaratkan ibu peri harus ikut terlibat dalam berbagai situasi yang dihadapi oleh anggotanya. contohnya saja jika ada peserta yang mengalami kesulitan, pasti fasilitator akan ikut membantu peserta untuk menyelesaikan masalahnya jika hal tersebut memang diperlukan. 

3. Rasa hormat kepada peserta sebagai pengakuan bahwa peserta telah memiliki banyak pengalaman. Memiliki pandangan positif terhadap peserta, menghargai perasaan, pengalaman, kemampuan oranglain dan menunjukkan kepada mereka bahwa kita sadar akan kehadirannya, mengakui setiap peserta adalah makhluk yang bebas yang memiliki hak dan tanggung jawab masing-masing.

Setiap manusia itu unik ya, maka dengan menjadi fasilitator saya sangat menghargai setiap karakter dan pengalaman para peserta bahkan terkadang saya yang banyak belajar dari peserta. Pun dalam berbagai kegiatan saya selalu positif thinking bahwa semua peserta adalah orang baik, bisa dibimbing dan dapat menyelesaikan kegiatan dengan baik dan mendapatkan hasil yang memuaskan dan ilmu yang diberikan akan diamalkan dalam kehidupan sehari-hari.

Dokpri
Dokpri

Dokpri
Dokpri

Dokpri
Dokpri

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun