Hutang adalah beban dan hanya memberikan kesenangan sementara karena selebihnya adalah penderitaan. Anda bisa setuju atau tidak, tapi itulah kenyataan yang saya dan tidak sedikit orang lain alami.
Mengapa harus menjauhi hutang? Sebagai seorang muslim, itu sesuai dalam sebuah do’a yang dibaca di akhir shalat (sebelum salam), Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam meminta perlindungan dari dua hal ini, yaitu berbuat dosa dan banyak utang.
‘Aisyah radhiallahu ‘anha mengatakan, “Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa berdoa di akhir shalat (sebelum salam):
Allahumma Inni A’udzu Bika Min Fitnatil Masihid Dajjal, Wa A’udzu Bika Min Fitnatil Mahya Wal Mamaat, Allahumma Inni A’udzu Bika Minal Ma’tsami Wal Magrom
"Ya Allah, aku berlindung pada-Mu dari adzab kubur, aku berlindung kepada-Mu dari bahaya dajjal, aku berlindung kepada-Mu dari kejelekan hidup dan mati. Ya Allah, aku berlindung pada-Mu dari berbuat dosa dan banyak hutang.”
Ibnul Qoyyim dalam Al Fawa’id (hal. 57, Darul Aqidah) mengatakan, “Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam meminta perlindungan kepada Allah dari berbuat dosa dan banyak hutang karena banyak dosa akan mendatangkan kerugian di akhirat, sedangkan banyak utang akan mendatangkan kerugian di dunia.”
Itulah yang diajarkan oleh suri tauladan kita. Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam senantiasa berdoa meminta perlindungan dari kedua hal ini dengan tujuan agar tidak rugi dunia akhirat.
Terlebih lagi, pinjaman dengan memakai bunga (riba). Meski telah diharamkan dalam islam, pinjaman bunga berbunga ini tetap saja dipraktikkan dimana-mana, baik itu di bank-bank, koperasi, sampai per orangan hingga tanpa sadar kita pun terseret dalam gaya hidup tersebut. Saat ini pun saya sebenarnya telah menjadi korban dari praktik riba tersebut dan saya bertekad untuk sebisa mungkin mempercepat pembayaran hutang. Karena apa? Semakin lama jangka waktu pembayaran maka semakin besar bunga yang kita bayarkan, bank semakin untung, tapi kita makin buntung dan penderitaan pun semakin lama. Dan saya beserta istri pun berjanji untuk sebisa mungkin tidak berhutang di masa depan, insya Allah.
Berikut ini saya tampilkan cara-cara membebaskan diri dari jeratan hutang yang saya cari dengan bantuan om google.
1. Stop Hutang dan Buang-Buang Uang
Setelah hutang menggunung dan kita sadar bahwa harus membayar maka yang pertama dilakukan adalah memblokir kartu kredit di bank dan memusnahkan semua kartu kredit dan kartu atau sarana meminjam uang/kredit lainnya. Musnahkan dengan cara menggunting, membakar, atau melumatkan kartu tersebut hingga hancur lebur.
Perlu juga mengubah pola gaya hidup dari yang konsumtif menjadi irit dan pelit karena keadaan. Segera berkaca dan pelajari cara orang yang berpenghasilan bertahan hidup (perlu juga liat acara “Jika Aku Menjadi” di TV ^_^). Segera tiru dan jelaskan serta ajarkan perubahan gaya hidup kepada anggota keluarga yang lain demi penyelamatan ekonomi keluarga yang sedang terpuruk hancur berkeping-keping.
2. Buat Daftar Hutang
Mulai menulis rincian hutang. Catat hutang yang berasal dari perorangan. jika menggunakan kartu kredit , susun mulai dari suku bunga tertinggi hingga terendah.
3. Tentukan Persentase Pembayaran
Persentase standar pembayaran hutang minimal 10 persen dari pendapatan Anda. Jika hutang Anda membengkak, Anda harus tegas untuk menaikkan persentase pembayaran hutang.
Apalagi dengan kartu kredit, percuma saja Anda membayar dengan pembayaran minimal. Cara ini tidak akan membayar hutang pokok, melainkan bunga. Jadi Anda harus membayar di atas pembayaran minimal.
4. Mulai Membayar
Selesaikan hutang satu per satu. Fokus pada hutang dengan tingkat bunga paling tinggi dari seluruh hutang Anda. Jika Anda hanya punya satu kartu kredit dan berhutang pada seseorang yang non bunga, katakan pada orang itu untuk menunda pembayaran atau menyicil dengan jumlah lebih kecil. Setelah hutang berbunga tinggi lunas, berpindah ke hutang yang tersisa, hingga lunas.
Gadai atau jual segera barang-barang yang dimiliki, baik yang berharga maupun yang tidak berharga. Jual semua barang-barang hasil pembelian dari kartu kredit. Jika kurang, jual juga barang lain yang bisa dijual atau digadaikan. Lakukan secepatnya agar hutang bank tidak terus bertambah akibat sistem bunga-berbunga yang mencekik urat leher. Jika masih kurang juga, jual saja mobil, tanah, dan lain-lain.
Untuk mendapat harga yang lumayan dan cepat terjual, Anda bisa coba forum jual beli di situs web kaskus, jual ke teman/saudara atau digadai di pegadaian dekat rumah Anda. Di samping itu cari juga bisnis sampingan atau pekerjaan serabutan yang menghasilkan uang yang banyak, tapi halalan toyiban. Setelah uang di dapat ,segera lunaskan utang yang tersisa.
5. Buat Pos Pengeluaran
Untuk menghindari terjerat hutang lagi, buat persentase pos pengeluaran. Mungkin Bisa dipakai rumus berikut: 50 persen biaya hidup sehari-hari, 10 persen untuk rekreasi, 10 persen untuk investasi, 10 persen untuk tabungan, 10 persen untuk sedekah, dan 10 persen untuk biaya tidak terduga.
6. Kembali Ke Jalan Yang Benar
Dari pengalaman pahit Anda memiliki hutang dan mungkin pernah dikejar atau diintimidasi pihak penagih hutang (debt collector), Anda bisa mulai berubah ke arah yang lebih bijaksana. Segera tinggalkan kartu kredit dan beralih ke kartu debit serta sistem pembayaran kontan alias cash.
Hiduplah sederhana jangan berlebih-lebihan karena itu tidak baik. Sesuaikan gaya hidup dengan penghasilan keluarga, serta jangan pernah melupakan investasi dan tabungan untuk masa depan.
O iya, jangan lupa sering-sering baca doa agar dibebaskan dari hutang seperti di artikel Rahasia Doa Mengatasi Hutang ya.
Semoga saya dan semua yang membaca artikel ini cepat terbebas dari hutang dan menjadi orang kaya sejati, yang selalu punya mental memberi bukan mental penerima. Amin Ya Robbal Alamin….
Referensi:
http://organisasi.org
http://www.fool.com
Pengusaha muslim.com
Astaga.com
bennylo.blogdetik.com
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H