3. BI mendorong transparansi dalam penetapan suku bunga kredit untuk memastikan bahwa kebijakan moneter yang longgar benar-benar berdampak pada penurunan biaya pembiayaan bagi debitur. Â
Dampak Kebijakan terhadap Perekonomian Â
Kebijakan makroprudensial dan digitalisasi perbankan telah memberikan dampak positif terhadap perekonomian nasional. Setelah sempat stagnan pada Semester I 2020 dengan pertumbuhan hanya 1,49%, penyaluran kredit mulai pulih. Pada Semester I 2024, kredit konsumsi dan kredit modal kerja menunjukkan perbaikan signifikan. Â
Dari sisi stabilitas sistem keuangan, Rasio Loan at Risk (LaR) menurun dari 20,65% pada 2020 menjadi level yang lebih terkendali pada 2024. Demikian pula, rasio NPL tetap di bawah ambang batas 3%, mencerminkan pengelolaan risiko kredit yang baik. Â
Meskipun tantangan global seperti inflasi dan risiko geopolitik berlanjut pada 2022, perekonomian domestik menunjukkan pemulihan yang solid. Kebijakan BI mendukung sektor prioritas seperti properti dan otomotif, yang memberikan kontribusi signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi. Â
Dengan insentif khusus untuk pembiayaan inklusif, UMKM mendapatkan akses yang lebih baik ke kredit, sehingga dapat meningkatkan produktivitas mereka. Â Â
Disamping itu, Â ada beberapa tantangan yang masih perlu diatasi seperti peningkatan risiko kredit di beberapa sektor, sehingga pengelolaan LaR dan NPL tetap menjadi prioritas utama; ketimpangan akses keuangan akibat digitalisasi belum sepenuhnya menjangkau semua lapisan masyarakat, terutama di daerah terpencil; ketidakpastian ekonomi global seperti inflasi global dan ketegangan geopolitik dapat memengaruhi stabilitas ekonomi nasional. Â
Kebijakan suku bunga dan digitalisasi perbankan menjadi fondasi penting dalam pemulihan ekonomi nasional pascapandemi. Dengan fokus pada stabilitas sistem keuangan, inklusi keuangan, dan dukungan terhadap UMKM, Bank Indonesia telah menunjukkan keberhasilan dalam menjaga momentum pertumbuhan ekonomi. Namun, tantangan yang ada memerlukan langkah strategis dan koordinasi lintas sektor untuk memastikan keberlanjutan pemulihan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan. Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H