ingkar kecewaku terusik oleh gemah ripah celotehanmu
aku bertahan dalam untaian kisah klasik sendu
namun tak disangka debu itu menyelimuti
seakan tak rela meratapi aku yang bertahan
tahta mahkota cinta yang kau pasangkan
seolah tak ada arti lagi
aku goyah,,aku rapuh.,
laksana ranting daun tertua yang segera patah
emansipasiku tertatih melucuti keegoisan
yang tak mampu berucap meski perlu untuk sekedar bergumam
mengertikah kau?
sadarkah kau???
aku jenuh ..aku luka...
aku kecewa!
ekspektasi bulan terhadap bintang kini tak akan pernah sama lagi
tak kan ada pujian terang kepada bintang
dan tak akan ada rayuan gombal terhadap bulan
kamu tahu itu karena apa??
ku yakin jawabmu hanya diam membisu
implementasimu terlalu dangkal untuk di jamah..
entahlah,,,
tak mampu ku beradu dalam kepalsuan gembira yang kau harap
usahku kembali pada luka yang menyayat
karena yakin tak akan sanggup bertatap
meski sedetik yang kau harap
cukup langkahkan kaki untuk pergi tanpa jejak
cukup siratkan senyum halus penuh isak
tapi tak perlu tangisi apa yang terinjak
dan aku...akan kembali bergerak
dalam rinai bahagia yang bijak...
~u/ EAP~
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H