Mohon tunggu...
Dwi Muliyana
Dwi Muliyana Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

karena setiap hari bermakna,,, maka tuliskanlah.... http://mahasiswaunhas.blogspot.com/ facebook ; dwi.muliyana

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Kelereng yang Kau Sebut Dunia

13 Februari 2014   15:59 Diperbarui: 24 Juni 2015   01:51 32
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kadang kala ketika hati kita keruh, kita malas mendengar nasihat atau hal baik dari orang lain. Motivasi dan ceramah hanya jadi sebuah pembicaraan panjang yang membosankan. Tapi kali ini, yang kurasakan tidak demikian. Kuliah Epidemiologi perencanaan yang berubah menjadi siraman qalbu menjadih sebuah pelajaran yang mampu menyejukkan hati kami. Istilah dari dosenku " mengisi rongga dada kami, bukan hanya terus-menerus mengisi rongga kepala".

Ada banyak yang dosenku sampaikan, tapi tak banyak yang ingin aku tuliskan. Bukan karena yang lain tidak penting. Justru yang lain jauh sangat penting. kesempatan lain pasti akan ku tuliskan semuanya, jika aku telah mengaplikasikannya dengan baik. ya, aku tak mau jadi pelita yang merangi orang lain tapi membakar diriku sendiri. Setidaknya aku ingin kita sama-sama memperbaiki iman dan diri.

Dosenku mengunakan pengibaratan yang sederhana tentang seseorang yang disibukkan urusan duniawinya. Katanya dunia ini hanya persinggahan untuk mengumpul bekal. Ada lima alam yang akan kita singgahi, dan kita telah berada di tempat ketiga, masih ada dua lagi. Masih ada alam kubur dan hari akhir. DUNIA ini ibarat kelereng. Jika kita meletakkan kelereng terlalu dekat dari pelupuk mata, kita sering tidak melihat pemandangan yang jauh lebih luas di depan kita. Kita harus memberikan jarang antara kelereng dan bola mata, agar kita bisa melihat kelereng dan juga hal lain yang jauh lebih banyak. Demikian pula halnya dengan dunia, kita seringkali terlalu sayang dengan segala urusan dunia hingga lupa bahwa dunia ini hanya tempat mengumpul bekal. Dunia ini hanya ladang amal, yang semestinya tempat kita menanam dan memetik amal kebaikan sebanyak-banyaknya. Seharusnya Dunia dan Akhirat dipikirkan dua-duanya, Apapun yang kita kerjakan di dunia ini hendaklah sesuatu yang tidak merugikan kita di akhirat kelak.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun