Bagaimana dengan puisi karya sahabat literasi? Bila berkenan, silakan tulis di kolom komentar!
Untuk mengingat karakteristik puisi akrostik, silakan mencermati ilustrasi berikut.
Manfaat Menulis Puisi AkrostikÂ
Konon, adanya huruf-huruf tertentu sebagai batasan akan mendorong otak kita berpikir lebih keras. Kita tertantang untuk menggali karakter, memori, kenangan, dll. terkait tema/judul. Namun, di sinilah letak keasyikannya yang ternyata juga memberi manfaat.Â
Menurut berbagai referensi dan pengalaman, penulis mencatat setidaknya ada lima manfaat mengarang atau menulis puisi akrostik.Â
1. Sebagai perangkat mnemonik
Adanya kata/kelompok kata yang ditulis vertikal sebagai pembatasan berpotensi menjadikan proses penulisan puisi akrostik sebagai perangkat mnemonik untuk membantu seseorang menghadirkan memori. Â
Mnemonik dalam KBBI terkait komunikasi diartikan sebagai sandi untuk mempermudah ingatan menyusun tata olah komputer dalam bahasa rakitan. Dalam konteks ilmu komputer berarti kata, syair, atau bantuan memori lain yang digunakan untuk mengaitkan sekelompok informasi yang kompleks atau panjang dengan sesuatu yang sederhana dan mudah diingat. Sementara dalam konteks psikologi merupakan rumus atau ungkapan untuk mengingat-ingat sesuatu.
Mnemonik juga disebut "jembatan keledai". Di sekolah banyak digunakan untuk membantu siswa dalam menghafal. Salah satu mnemonik yang paling penulis ingat adalah warna pelangi "Mejikuhibiniu" (Merah, jingga, kuning, hijau, biru, nila, dan ungu).
Contoh akrostik yang ditulis anak berusia 9 tahun berikut menghadirkan ingatan kolektif akan situasi dan kondisi Pandemi Covid-19 dan hal-hal yang boleh dan tak boleh dilakukan.
2. Sarana membangun karakterÂ
Mengarang puisi akrostik berguna untuk membangun karakter seseorang, utamanya anak-anak. Oleh karena itu, sangat tepat bila keterampilan menulis puisi akrostik ini diajarkan kepada anak-anak (PAUD atau SD).