Kenapa masalah lengan baju menjadi krusial? Karena pemberian vaksin Covid-19 hanya dilakukan dengan satu cara, yaitu menyuntikkannya pada daerah deltoid atau otot lengan atas bagian luar. Sebelum menyuntikkannya, vaksinator juga akan melakukan tindakan sterilisasi, yaitu mengusapkan alkohol pada daerah yang hendak disuntik.
Jadi, penerima vaksin akan diminta menggulung lengan. Bagi calon penerima vaksin yang tidak mungkin berlengan pendek-dalam hal ini para perempuan berhijab-meniru baju kreasi Bupati Yuni tentu dapat dijadikan alternatif.
Apakah setelah memiliki busana modifikasi ala Mbak Yuni calon penerima vaksin sudah boleh berteriak lantang "Saya siap divaksin"?
Tunggu dulu!
Vaksin Covid-19 bukan obat. Vaksin mendorong pembentukan kekebalan spesifik pada penyakit Covid-19. Vaksinasi bertujuan membentuk kekebalan kelompok/populasi (herd immunity) sebagai upaya untuk mengendalikan pandemi Covid-19.Â
Sebagian besar warga dunia, termasuk masyarakat Indonesia sepakat dengan pernyataan di atas. Sejumlah individu bahkan sudah menyatakan secara terbuka kesiapannya untuk divaksin. Mereka memasang twibbon pada profil medsos, seperti "Saya Siap Divaksin" atau "Indonesia Siap Divaksin".
Walau belum atau tidak memasang twibbon, banyak juga warga masyarakat yang menyatakan kesiapannya-meski baru terucap dalam hati. Termasuk saya (dan mungkin Anda)! Â Â
Begitu pun, ada sejumlah persiapan fundamental lain yang harus dilakukan dengan baik. Pertama-tama memastikan diri termasuk dalam kriteria penerima vaksin. Ya, karena hanya mereka yang sesuai kriteria yang akan menerima vaksin. Hal ini tidak dapat ditawar lagi.
Setidaknya ada tiga kriteria utama yang harus dipenuhi, dan sudah semestinya dipahami oleh calon penerima vaksin. Simak yuk! Â
#1 Berada dalam rentang usia 18-59 tahun
Kenapa yang divaksin hanya individu dalam rentang usia 18-59 tahun? Demikian pertanyaan yang sering kali bergulir dalam diskusi di masyarakat.