Mendengar orasi Boni, kawanan domba pun bersorak gembira dan semakin bersemangat, "Yeay, keren!"
Ringgo ikut tergelak seraya sibuk mengatur barisan dan memilah-milah domba. Dalam hati Ringgo mengakui sifat domba yang berjiwa sosial tinggi.
*
Sementara itu, di dekat pohon di luar pagar peternakan berdiri seekor serigala yang jahat dan culas.
Serigala mengintip dan menyimak percakapan anjing gembala dan kawanan domba. Dia selalu terlihat kesal setiap kali domba-domba membanggakan diri. Apalagi kalau Ringgo mulai memuji-muji mereka.
Serigala bertambah kesal mengingat nasibnya belakangan ini. Sejumlah petani dan peternak sedang mengejar-ngejar dia karena dianggap mengganggu ternak serta melakukan pencurian ayam.
"Huuh,para peternak tidak adil! Kenapa mereka tidak memilih aku sebagai piaraan?" umpat serigala dengan perasaan kesal.
"Aku punya ide. Akan kupakai bulu domba untuk menjalankan aksiku sehingga para petani akan mengira kejahatanku dilakukan oleh domba," katanya dengan suara penuh kelicikan.
Malam berikutnya serigala mulai menjalankan aksinya.
Mula-mula serigala pergi ke rumah tukang sadap karet. Ditumpahkannya getah karet dari wadah penampungan. Kemudian, dia mengguling-gulingkan tubuhnya ke permukaan getah yang lengket itu. Sebelum getah kering dia bergegas menuju rumah pencukuran.