Mohon tunggu...
Dwi Klarasari
Dwi Klarasari Mohon Tunggu... Administrasi - Write from the heart, edit from the head ~ Stuart Aken

IG: @dwiklara_project | twitter: @dwiklarasari

Selanjutnya

Tutup

Money Artikel Utama

Begini Cara Saya Membantu UMKM di Era Digital

14 Januari 2021   20:13 Diperbarui: 18 Januari 2021   07:32 1399
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Awal merebaknya pandemi Covid-19 merupakan masa sulit bagi Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) di Indonesia. Namun, berkat semangat serta daya juang para pelakunya, UMKM pun kembali bangkit. Di penghujung tahun 2020, senyum manis pun mulai tersembul dari sejumlah pelaku usaha yang menjadi ujung tombak perekonomian nasional ini. 

Kebangkitan UMKM tentu tak lepas dari campur tangan serta dorongan pemerintah. Selama masa pandemi berbagai upaya telah dilakukan lewat berbagai kebijakan maupun program, terutama program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN).

Selain pemerintah, peran serta masyarakat tidak dapat diabaikan begitu saja. Secara langsung ataupun tidak, wajah semringah dunia UMKM tak lepas dari dukungan yang diberikan oleh masyarakat luas.

Bentuk dukungan langsung yang paling nyata adalah membeli dan/atau menggunakan produk UMKM. Entah berupa barang, seperti makanan, minuman, pakaian, dan kerajinan maupun aneka produk jasa.

Masyarakat luas dalam hal ini termasuk saya dan Anda. Di dalamnya juga tercakup keluarga pelaku UMKM, selaku produsen maupun konsumen. Semua turut andil dalam mendukung dan membangkitkan UMKM sehingga keluarga tangguh pun tercipta.

Benar, kan?

Kebetulan sejumlah anggota keluarga besar saya merupakan pelaku UMKM. Beberapa berusaha di bidang kuliner; ada yang membuat kerajinan tangan; ada yang mengelola toko; jasa penulisan; jasa bimbingan belajar; desain grafis; dan banyak lagi.

Menurut saya, di tengah pandemi hal pertama yang harus dilakukan adalah saling menolong di antara pelaku UMKM dalam lingkup keluarga. Selanjutnya, membantu pelaku UMKM lain tentu menjadi target. Keduanya juga dapat berjalan beriringan. Bersyukur pada era digital ini jarak dan waktu bukan lagi menjadi penghalang.     

Lantas, apa saja yang dapat ditempuh untuk membantu UMKM? Nglarisi 'membeli produk UMKM' tentu menjadi bantuan langsung yang sangat dibutuhkan. Entah itu membeli secara langsung ataupun daring lewat aplikasi tertentu.

Pada masa pandemi membeli produk UMKM secara daring menjadi pilihan terbaik, demi keamanan bersama. Saya, misalnya sebisa mungkin memilih toko berskala UMKM, baik untuk makanan minuman atau produk lain. 

Akhir tahun 2020 lalu, saya menerima apresiasi dari salah satu layanan pesan antar. Apresiasinya lucu dan bikin tersenyum, masa saya dibilang "gigih mengunyah". Begitu pun apresiasi tersebut membuat saya bersyukur karena meskipun kecil dapat turut membantu UMKM dan pengemudi ojek daring. 

Tangkapan layar apresiasi menarik yang saya terima dari aplikasi Gojek (dokpri) 
Tangkapan layar apresiasi menarik yang saya terima dari aplikasi Gojek (dokpri) 

Namun, tentu saja saya tidak bisa selalu membeli produk UMKM. Walaupun begitu saya masih dapat membantu dengan turut melakukan kegiatan promosi lewat media internet. Selain promosi, saya pun mengajak sesama pelaku UMKM untuk meningkatkan keterampilan.

Bagaimana caranya?  

Melakukan Promosi Lewat Media Internet

Seperti diketahui, dalam beberapa tahun terakhir perkembangan bisnis dan transaksi jual beli mengarah pada pola daring (online) melalui media internet. Bahkan, sejak pandemi merebak pelaku UMKM didorong untuk mulai berpindah ke ruang digital. Tujuannya, agar dapat menjangkau pasar yang lebih luas.

Oleh karena itu, bentuk promosi melalui sarana digital menjadi sebuah keniscayaan. Meningkatkan Jadi, saya pun membantu berpromosi di "dunia maya" melalui media internet. Apa saja bentuk promosi tersebut? Simak yuk!   

#1 Menulis Profil UMKM di Kompasiana

Lewat tulisan saya dapat membantu melakukan promosi UMKM. Caranya, dengan menulis profil pelaku UMKM dan/atau produknya. Ke mana saya membagikan tulisan tersebut? Salah satunya tentu saja di kompasiana.com.

Seperti diketahui, Kompasiana menampung aneka jenis tulisan dengan beragam tema, termasuk sosial dan ekonomi (bisnis). Media warga yang menjadi "rumah kita" ini sangat mendukung kemajuan UMKM. Kompasiana memberi kesempatan kepada "pewartanya" untuk mengupas sepak terjang sosok-sosok inspiratif, termasuk para pelaku UMKM.

Artikel yang ditulis mungkin tidak secara terbuka mengajak bertransaksi. Namun, ulasan menarik dari suatu produk dan/atau sosok pelaku UMKM yang inspiratif cenderung menuai respons positif. Pembaca berpotensi ingin tahu lebih dalam. Apalagi jika disertai foto produk yang atraktif.

Boleh dibilang cara tersebut dapat dikategorikan sebagai teknik soft selling. Bagaimanapun, para pembaca Kompasiana adalah "pasar potensial". Apa lagi media warga berskala internasional ini memiliki jutaan pembaca. 

Ulasan mengenai UMKM dan produknya dapat dilakukan lebih leluasa jika saya menyertakan artikel dalam lomba blog Kompasiana bertema UMKM. Sebagai contoh artikel Bookmark Unik dan Aneka Handcraft ala Widhi yang saya ikutkan dalam lomba blog bertema "Potensi UMKM Indonesia".

Tulisan menjadi semakin bermakna bagi pelaku UMKM ketika berhasil memenangi lomba blog. Contohnya, artikel Mama Bimbim, Sosok Tangguh di Balik MB Catering yang mendapat hadiah pemasangan iklan UMKM dalam lomba blog bertema "Dayakan UMKM".

Tangkapan layar artikel di Kompasiana (dokpri)
Tangkapan layar artikel di Kompasiana (dokpri)

#2 Mempromosikan UMKM Lewat Medsos 

Di era digital melakukan promosi UMKM lewat medsos 'media sosial' adalah salah satu usaha pemasaran yang cukup efektif. Media sosial yang saya maksud meliputi Whatsapp, facebook, Instagram, dan twitter.

Takbisa dimungkiri semua medsos tersebut sangat potensial untuk mendongkrak penjualan, terutama dalam tataran e-commerce. Potensi keberhasilan akan semakin meningkat bila semakin sering berbagi di banyak media sosial. Terlebih lagi jika medsosnya memiliki ribuan follower 'pengikut'.

Semakin besar pengikut atau audiensi, peluang produk untuk dikenal juga semakin tinggi.  

Oya, bentuk promosinya antara lain mengunggah foto produk. Foto dapat dilengkapi informasi nomor kontak penjual dan/atau akun media sosialnya. Bisa juga saya sekadar berbagi foto menarik dilengkapi testimoni. Misalnya, "Donat buatan Marcell Donat enak lho, cobain yuk!"

Promo di medsos bisa sekadar pasang foto dilengkapi testimoni (dokpri)
Promo di medsos bisa sekadar pasang foto dilengkapi testimoni (dokpri)

Apa yang saya lakukan bukan sesuatu yang luar biasa karena banyak orang juga melakukannya. Sejujurnya, saya sangat terinspirasi dengan pendapat "Kalau tidak dapat membeli, setidaknya bantulah mempromosikannya".

Promosi di Whatsapp dapat dilakukan lewat status, berbagi di grup, atau japri teman-teman dekat. Tidak masalah jika dianggap pamer, namanya juga usaha. Benar, kan? Sependek pengetahuan saya, promosi lewat WA sangat efektif dan cukup berhasil. Mereka yang tertarik biasanya akan bertanya lebih jauh, atau langsung menghubungi nomor kontak yang ada.

Berbagi foto lewat media sosial sebagai bentuk promo sederhana (dokpri)
Berbagi foto lewat media sosial sebagai bentuk promo sederhana (dokpri)

Berbagi foto lewat Whatsapp untuk promo produk MB Catering dan Sdri. Natalia Mimi (dokpri)
Berbagi foto lewat Whatsapp untuk promo produk MB Catering dan Sdri. Natalia Mimi (dokpri)

Promosi di facebook sesekali saya lakukan juga, baik di halaman status maupun story. Oya, saya juga sempat membuat halaman facebook untuk toko buku dan peralatan rohani milik ayah saya. Halaman tersebut cukup berhasil menghimpun banyak peminat. 

Seperti pada WA, pengguna yang tertarik biasanya menulis komentar atau pesan. Sayang sekali aktivitas saya di facebook belakangan sempat terkendala. Namun, hal ini tidak menyurutkan semangat. Semoga tahun ini bisa lebih baik.  

Promosi di twitter saya rasakan jauh lebih menarik. Selain lebih simpel, mudah, dan hemat kuota. Konon, netizen pun banyak mencari hal-hal kekinian di layanan berlogo burung biru ini. Menurut saya keriuhan jagad twitter juga seperti dunia nyata yang lugas, orisinal, dan easy going. Para penggunanya juga lebih bebas berekspresi. 

Terkait promo UMKM, banyak "penduduk" twitter dengan puluhan ribu follower yang berbaik hati membantu promosi UMKM. Faktor inilah yang menurut saya dapat dipetik manfaatnya.

Salah satu pengalaman paling menarik adalah ketika seorang Kang Maman (Ya, penulis terkenal itu!) lewat akun @maman1965 menyediakan diri untuk mem-posting kembali (retweet) promo pelaku UMKM yang menjadi pengikutnya.

Ketika itu saya meminta izin untuk promo UMKM milik salah satu saudara. Produk yang saya promosikan adalah pembatas buku unik dari kawat aluminium (unique wire bookmark). Selain me-retweet penulis baik hati ini juga menunjukkan ekspresi ketertarikan hingga akhirnya memesan dalam jumlah cukup banyak.

Promo UMKM dibantu Kang Maman (dokpri)
Promo UMKM dibantu Kang Maman (dokpri)

Setelah di-retweet Kang Maman, beberapa netizen pun ikut me-retweet dengan menambahkan ajakan atau komentar apresiatif. Misalnya, "Kecee"; "Keren banget ini"; "Apa tidak pengen wahai sobat buku?"; dan sebagainya. Hal ini tentu mengundang ketertarikan netizen lain. 

Setelah menerima pesanan Kang Maman kembali mengunggah foto produk UMKM ini. Saya juga kembali me-retweet. Wah! Foto produk yang di-tweet berkali-kali tentu menambah kesempatan untuk dilihat oleh lebih banyak netizen.  

Tak heran jika kemudian sejumlah peminat pun menanyakan produk tersebut, baik melalui komentar di twitter maupun pesan personal di Instagram dan Whatsapp. Syukur kepada Allah, order pun didapat! 

Promo UMKM di twitter (dokpri)
Promo UMKM di twitter (dokpri)

Kebaikan warganet saling me-retweet juga menggerakkan saya untuk melakukan hal yang sama. Meskipun pengikut saya tidak sampai 500, sesekali saya juga me-retweet promo UMKM orang lain yang bahkan tidak saya kenal. Semoga meskipun sepele, niat baik akan berbuah kebaikan.            

Me-retweet promo UMKM lain (dokpri)
Me-retweet promo UMKM lain (dokpri)

Lain hari Walikota Semarang Hendrar Prihadi yang akrab disapa Pak Hendi (lewat akun twitter @hendrarprihadi) juga menyediakan diri untuk me-retweet promo UMKM asli Semarang. Saya pun tidak mau ketinggalan. 

Kesertaan promo UMKM Semarang lewat akun Walikota Semarang (dokpri)
Kesertaan promo UMKM Semarang lewat akun Walikota Semarang (dokpri)

Promosi lewat Instagram sesekali juga saya lakukan. Di akun Instagram dengan pengikut 800-an, saya mempromosikan profil atau produk UMKM saudara dan/atau teman. Selain lewat story, bisa juga lewat unggahan feed atau me-repost unggahan dari Instagram y.b.s.

Repost unggahan UMKM di Instagram (dokpri)
Repost unggahan UMKM di Instagram (dokpri)

Cara lain yang dapat saya lakukan adalah membagikan tautan akun Instagram y.b.s. melalui japri atau grup di Whatsapp atau melalui pesan personal. Bisa juga melalui unggahan di facebook atau twitter.  

Mengajak Pelaku UMKM Semakin Melek Digital 

Meningkatkan keterampilan digital menjadi sebuah keharusan bagi pelaku UMKM, terutama terkait pemasaran. Hal ini seiring dengan himbauan pemerintah agar pelaku UMKM segera berpindah ke ruang digital demi memperluas pasar. 

Demikian saya pun berusaha menjadi lebih melek digital. Nah, mengajak pelaku UMKM lain untuk semakin melek digital juga menjadi bentuk bantuan yang tidak kalah penting. Saya pun mengajak sejumlah saudara dan teman pelaku UMKM untuk mengikuti pelatihan dan/atau kelas digital, baik versi gratis ataupun berbayar.  

#1 Mengikuti Pelatihan Gratis Womenwill Gapura Digital 

Pelatihan "Womenwill" dan program Gerakan Pelatihan Usaha Rakyat (Gapura) Digital yang diadakan oleh Google Indonesia. Seperti namanya "Womenwill" yang diinisiasi oleh Google ini memang bertujuan untuk menciptakan peluang ekonomi bagi wanita di seluruh penjuru dunia.

Dalam kelas gratis tersebut para wanita pengusaha ataupun calon pengusaha dibekali wawasan kewirausahaan dan berbagai pengetahuan serta keterampilan digital agar mampu terjun dan bergelut dalam e-commerce.

Setelah mengikuti dan mengetahui manfaatnya, saya pun mengajak saudara dan teman pelaku UMKM. Beruntung kelas gratis ini dibuka di berbagai kota di Indonesia.

Pelatihan Womenwill yang diadakan Google Indonesia (dokpri)
Pelatihan Womenwill yang diadakan Google Indonesia (dokpri)

#2 Mengikuti Pelatihan Berbayar 

Pelatihan lain yang saya ikuti lantas mengajak saudara dan teman adalah kelas berbayar Bikin Konten Keren Instagram. Kelas Digital ini mengajarkan peserta cara mengelola Instagram untuk kemajuan bisnis.

Kelas digital berbayar (dokpri)
Kelas digital berbayar (dokpri)

Selain semakin melek digital berbagai pelatihan juga berpotensi memperluas jejaring. Semakin luas jaringan semakin bertambah pula klien atau pelanggan. Syukur kepada Allah usai mengikuti kelas digital saudara saya bahkan sempat kewalahan menerima order.

Demikianlah beberapa cara yang saya lakukan untuk membantu UMKM di era digital, baik secara langsung maupun tidak. Semoga sekecil apa pun bantuan dapat berguna untuk memperkuat daya tahan UMKM di tengah badai pandemi, yang entah kapan berakhir. Bagaimanapun asap dapur harus tetap mengepul, bukan?

Apa pun bentuknya, bantuan untuk pelaku UMKM harus diberikan dengan ikhlas dan sepenuh hati. Tidak perlu berpikir terlalu luas. Setidaknya mulai saja dari diri sendiri dan keluarga serta orang-orang terdekat di sekitar kita.

Wasana kata, semoga badai pandemi Covid-19 ini tidak sampai melumpuhkan seluruh aspek kehidupan. Perekonomian keluarga harus tetap berjalan. Mari kita bergerak bersama dan saling mendukung untuk membantu UMKM menciptakan 'Keluarga Tangguh'. 

Depok, 14 Januari 2021
Salam UMKM, Dwi Klarasari

Catatan: 
Kita juga dapat berdonasi langsung untuk UMKM lewat Dompet Dhuafa Keluarga Tangguh. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun