Mohon tunggu...
Dwi Klarasari
Dwi Klarasari Mohon Tunggu... Administrasi - Write from the heart, edit from the head ~ Stuart Aken

IG: @dwiklara_project | twitter: @dwiklarasari

Selanjutnya

Tutup

Foodie Artikel Utama

Lentho Tempe Semangit, Kuliner Unik Kurangi Sampah Makanan

17 Desember 2020   11:47 Diperbarui: 18 Desember 2020   04:05 2521
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Lentho tempe semangit dapat dimakan sebagai lauk maupun camilan (Sumber foto: sajiansedap.grid.id)

"Membuang makanan tak ubahnya mencuri makanan dari meja orang miskin dan kelaparan." (Paus Fransiskus)

Teguran Paus Fransiskus tersebut selalu terngiang setiap kali ada niat untuk menyisakan atau membuang makanan. Namun, sejatinya jauh sebelum Bapa Suci menyampaikan "pengingat" tersebut, keluarga saya sudah memiliki mental "anti membuang makanan". 

Keluarga sederhana memberi banyak pelajaran kepada saya perihal menghargai makanan. Sebelum bisa menyendok makanan sendiri, sejak kanak-kanak saya sudah terbiasa mendengar orang tua mengudar nasihat, seperti 'Yen maem ora entek mengko pitike mati (Kalau makan tidak habis nanti ayamnya mati)'.

Sebagai anak-anak yang memahami kondisi ekonomi keluarga saya bersaudara pun memegang teguh nasihat tersebut. Walaupun begitu sesekali saya suka ngeyel dengan menjawab 'Ayam siapa yang mati? Kan kita sudah nggak punya ayam' yang menuai senyuman ibu.

Tempe Hampir Busuk? Jangan Dibuang! 

Sejak kecil saya terbiasa melihat mendiang ibu yang kreatif. Selalu ada saja kreasinya dengan sisa makanan. Nasi semalam diolah jadi nasi goreng untuk sarapan; tahu, tempe, atau ayam goreng yang tidak habis dan mengeras disulap menjadi oseng-oseng cabai hijau yang lezat; dan banyak lagi.

Ibu bahkan pandai mengolah sisa bahan makanan yang berpotensi terbuang. Mengolah tempe semangit adalah salah satunya. Semangit merupakan kosakata bahasa Jawa yang artinya berbau agak busuk. Dalam bahasa Inggris dikenal dengan istilah "stinky tempeh", "yesterday tempeh", atau "almost rotten tempeh". 

Jadi, tempe yang biasanya berumur lebih dari tiga hari tersebut belum benar-benar busuk. Kendati demikian aromanya memang sudah berubah. Lebih menyengat!

Di tangan ibu, tempe semangit dapat disulap menjadi sejumlah masakan lezat. Di antaranya sayur lodeh tempe, sambal tumpang, dan penganan yang disebut lentho tempe semangit.  

Selidik punya selidik, lentho tempe semangit memang populer di kalangan masyarakat Jawa. Di beberapa daerah lentho juga dikenal sebagai mendol. Boleh jadi ada juga penganan sejenis lentho atau mendol ini di daerah para pembaca sekalian. Monggo, silakan cari tahu!   

Sependek pengetahuan saya, tempe semangit termasuk bahan mentah yang masih layak jual. Stinky tempeh ini dapat ditemukan di sejumlah pasar tradisional. Teringat kenangan masa-masa sekolah ketika ibu menyuruh saya belanja. Sesekali ada juga "tempe semangit" dalam daftar belanjaan. Kalau sekarang kita bisa memesannya dari tukang sayur keliling.

Resep Lentho Tempe Semangit

Bertahun-tahun lalu, saya menelepon ibu hanya untuk meminta resep lentho tempe semangit. Ternyata itulah resep ibu terakhir yang saya catat karena tak lama kemudian beliau jatuh sakit dan berpulang.

Nah, dalam artikel receh ini saya ingin berbagi resep lentho tempe semangit peninggalan mendiang ibu. Ya, hitung-hitung sebagai pengingat agar saya dan (mungkin) para pembaca tidak terburu-buru membuang tempe yang hampir busuk ke tempat sampah. Simak yuk!

 Bahannya meliputi tempe semangit 2 papan kecil (kira-kira 400 gram); tepung terigu/maizena 1-2 sdm; dan minyak secukupnya. Untk sebagian orang yang masih ragu atau belum terbiasa mengonsumsi tempe semangit, dapat dicampur dengan tempe baru (kira-kira sepertiga bagian). 

Sementara itu, bumbunya terdiri dari 4 butir bawang merah; 2-3 siung bawang putih; kencur seruas jari; ketumbar sendok teh; cabai merah keriting dan rawit sesuai selera pedas; 2 lembar daun jeruk; garam dan gula secukupnya.

Cara mengolah lentho ini relatif mudah. Pertama-tama, kukus atau rebus tempe yang sudah dipotong dadu. Angkat dan tiriskan, kemudian masukkan dalam wadah cekung dan tumbuk sampai halus atau sesuai selera (sebagian orang suka yang agak kasar).

Kupas dan cuci bersih bawang merah, bawang putih, kencur, ketumbar, cabai, dan daun jeruk. Selanjutnya haluskan semua bumbu tersebut. Idealnya diulek menggunakan cobek.

Langkah berikut adalah mencampur semua bahan dan kondimen yang telah dihaluskan. Adon atau uleni hingga merata seraya tambahkan terigu/maizena, garam, dan gula. Periksa rasanya, sesuaikan dengan selera keluarga.

Selanjutnya, ambil adonan sedikit demi sedikit dan buatlah bentuk lonjong (oval). Padatkan dan sedikit pipihkan. Ukuran dapat disesuaikan dengan selera, tetapi sebaiknya tidak terlalu besar. Sementara itu, panaskan minyak dalam penggorengan.

Masukkan bulatan-bulatan lentho ke dalam minyak yang sudah panas. Gorenglah dengan api sedang. Angkat setelah lentho berwarna kecokelatan. Sajikan dalam piring cantik agar menggugah selera.  

Mudah bukan? Oya, lentho tempe semangit ini dapat disertakan sebagai lauk makan atau dijadikan camilan teman minum teh/kopi.

Yuk, jadikan resep lentho sebagai solusi untuk meminimalkan sampah makanan! Sebelum membuang makanan dan/atau bahan makanan, ingatlah banyak orang di luar sana yang kelaparan tanpa makanan.

"Jika ingin menghilangkan kelaparan, semua orang harus terlibat." (Bono, vokalis U2) 

Dengan langkah kecil yang dimulai dari diri sendiri dan keluarga, mari kita tumbuhkan budaya menghargai sumber-sumber makanan. Salam kuliner!

Depok, 16 Desember 2020; Salam kuliner, Dwi Klarasari

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun