Mohon tunggu...
Dwi Klarasari
Dwi Klarasari Mohon Tunggu... Administrasi - Write from the heart, edit from the head ~ Stuart Aken

IG: @dwiklara_project | twitter: @dwiklarasari

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Resensi Buku: "Pancasila untuk Tunas Bangsa"

26 November 2020   16:23 Diperbarui: 26 November 2020   16:27 758
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Para bapak bangsa telah mencapai kata sepakat tentang dasar negara Pancasila sebagai bintang penuntun perjalanan bangsa Indonesia menuju cita-cita Proklamasi, yakni terciptanya masyarakat adil dan makmur. Pancasila adalah penanda puncak persatuan bangsa karena merepresentasikan keyakinan seluruh warga negara akan adanya cita-cita bersama itu." (hlm. iii).

Demikian ditulis Yudi Latif, penulis sekaligus satu di antara tokoh Penggerak Pancasila dalam kata pengantarnya.

Sebagai orang tua dan/atau pendidik, tentu kita sepakat bila pemahaman nilai-nilai Pancasila harus ditanamkan kepada generasi penerus semenjak masa kanak-kanak. Pemegang tongkat estafet Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) harus memiliki karakter kebangsaan.   

Hal tersebut menjadi tugas pokok yang harus diperhatikan oleh para pemangku kepentingan melalui Sistem Pendidikan Nasional. Sisdiknas berperan membangun karakter kebangsaan siswa yang bertumpu pada nilai-nilai Pancasila. Salah satunya lewat Pendidikan Pancasila di lingkup Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD).

Harus diakui bahwa upaya menanamkan nilai-nilai Pancasila kepada anak usia dini bukanlah pekerjaan gampang. Terlebih bagi mereka yang mendidik di tataran dasar. Terbukti minimnya buku teks bertema Pancasila untuk anak-anak, khususnya tingkat PAUD.

Namun Dra. A. Sri Poerbasari, M.Si., dosen pengajar mata kuliah Pancasila dan Kewaganegaraan di UI dan Binus ini tidak menyerah begitu saja. Berangkat dari refleksi panjang atas pengalamannya menjadi guru Taman Kanak-kanak pada era 90-an, lahirlah Buku Pendamping Aktivitas Anak berjudul Pancasila untuk Tunas Bangsa pada akhir 2019.

Pancasila untuk Tunas Bangsa menjadi sumbangan penting bagi dunia pendidikan Indonesia, terutama di tingkat PAUD. Buku ini dapat menjadi sarana bagi guru PAUD untuk menampilkan Pancasila dalam dimensi pengetahuan.

Tentu buku ini juga sangat berguna bagi para orang tua sebagai perpanjangan tangan guru di rumah. Tak bisa dimungkiri bahwa sejak pandemi merebak anak-anak usia dini pun sedikit banyak harus mengikuti aktivitas dan "pembelajaran" daring.         

Dalam bukunya setebal 68 halaman ini, Poerbasari menyajikan tiga topik utama, yaitu Geografi (tanah air); Bangsa (keragaman di Indonesia); dan Pancasila (kepribadian bangsa). Ketiga topik tersebut disusun secara berurut dan saling berkaitan satu sama lain.

Teknik penyajian yang digunakan adalah perpaduan antara aktivitas anak didik usia dini dan review oleh guru dan/atau orang tua selaku pendamping. Aktivitas anak usia dini yang diangkat utamanya mendengar cerita dan bercerita; menggambar dan mewarnai; berhitung sederhana; menyanyi dan menghafal lagu; potong-tempel dan menata puzzle; juga permainan.

Foto: @dwi_klarasari
Foto: @dwi_klarasari

Sementara alokasi waktu dan sesi pertemuan dapat diterapkan secara fleksibel. Hal ini sangat relevan mengingat kebijakan yang diambil harus mempertimbangkan segala dampak pandemi.    

Buku Pendidikan Pancasila yang diterbitkan oleh Penerbit PT Media Maxima ini ditujukan bagi anak-anak dalam rentang usia 4-5 tahun. Penyusunannya pun bertolak dari perkembangan kecerdasan anak serta menggunakan metode keteladanan. Artinya, penggunaan buku tidak bisa dilepaskan dari peran guru maupun orang tua.

Pancasila untuk Tunas Bangsa menyajikan dimensi pengetahuan mengenai nilai-nilai Pancasila tanpa mengabaikan kaidah-kaidah pendidikan anak usia dini.

Foto: @dwi_klarasari
Foto: @dwi_klarasari

Foto: @dwi_klarasari
Foto: @dwi_klarasari

Penyajian gambar penuh warna serta bahasa Indonesia sederhana yang digunakan relatif sesuai untuk anak-anak usia dini. Sajiannya juga mendukung upaya pembentukan anak berkarakter yang memiliki kemampuan sesuai usianya. 

Walaupun demikian petunjuk penggunaan buku eloknya tidak hanya ditekankan bagi guru PAUD, tetapi  juga bagi orang tua. Bagaimanapun kita harus belajar dari situasi dan kondisi selama masa pandemi ketika peran guru sebagai pendamping (secara virtual) sangat terbantu oleh kehadiran orang tua.

Lepas dari segala kekurangan, kiranya karya tulis ini turut memperkaya khazanah pustaka Indonesia demi lahirnya tunas-tunas muda bangsa berkepribadian Pancasila. Salam Edukasi.  

Depok, 26 November 2020

Salam Edukasi, Dwi Klarasari

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun