Mohon tunggu...
Dwi Klarasari
Dwi Klarasari Mohon Tunggu... Administrasi - Write from the heart, edit from the head ~ Stuart Aken

IG: @dwiklara_project | twitter: @dwiklarasari

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Makna Sebuah Nama Panggilan

17 Oktober 2020   17:24 Diperbarui: 17 Oktober 2020   17:32 731
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Namun, sebelum melayangkan teguran, Suster Kepala sempat bingung melihat saya yang datang menghadap karena surat itu ditujukan untuk "Uwix". Saya pun menjelaskan kepada beliau bahwa nama saya di dunia sahabat pena Indonesia adalah Uwix, kependekan dari Dhuwix (a.k.a. Dwi). Suster hanya geleng-geleng kepala, tetapi raut wajahnya menyiratkan pemakluman mendalam. Nama Uwix kelak menjelma Uwie, Uwik, Wik, dll. tergantung siapa yang menyapa.  

Jangan salah! Walaupun memiliki nama sekeren Uwix, kala itu ada seorang guru yang suka banget memangil saya dengan nama "Limbuk".

Sebagai informasi, Limbuk adalah salah satu tokoh dalam pewayangan, yaitu seorang abdi perempuan yang konyol. Kemungkinan ide bapak guru tersebut memanngil saya dengan nama Limbuk karena keberhasilan saya menjuarai Lomba Cerita Bohong (sekarang semacam Stand Up Comedy) 

Limbuk, tokoh dalam pewayangan (sumber: id.wikipedia.org)
Limbuk, tokoh dalam pewayangan (sumber: id.wikipedia.org)

Saya tidak pernah protes, meskipun saya tidak gendut seperti si Limbuk dalam pewayangan. Ya, saya anggap panggilan tersebut sebagai tanda sayang dan penghargaan dari beliau. Nama Limbuk pun terkubur setelah saya meninggalkan bangku SMA dan jadi anak kuliahan.

Ketahuilah, Dwi adalah satu di antara nama terpopuler yang ada di Indonesia. Konon, menurut Riset Coca Cola tahun 2015, nama Dwi ada di antara 70 nama terpopuler. Dwi dalam bahasa Indonesia berarti dua, dan biasanya yang bernama Dwi adalah anak kedua. Seandainya dibentuk Komunitas Dwi boleh jadi dapat menjaring banyak anggota.

Jadi, tidak mengherankan jika di jurusan tempat saya kuliah, dalam satu kelas sedikitnya ada lima orang (laki-laki maupun perempuan) yang memiliki nama Dwi. Tiga di antaranya termasuk saya, biasa disapa 'Dwi'.

Nah, untuk mengantisipasi kesalahpahaman, teman-teman sekelas menandai setiap sosok "Dwi". Kebetulan saya mendapat panggilan 'Dwi wedok', artinya Dwi perempuan. Sebagian teman sesekali menambahkan nama baptis saya di belakang nama Dwi.

Begitu pun, pada waktu itu nama Dwi bukan satu-satunya panggilan kesayangan. Balita keponakan salah satu sahabat yang dengan riang menyambut kedatangan saya dengan menyanyi "No Duik No Cinta" (pelesetan sebuah lagu dangdut, duik dalam bahasa Jawa juga berarti duit/uang). Saya pun tidak keberatan ketika nyanyian "No Duik No Cinta" bergema setiap saya datang berkunjung.

Foto: @dwi_klarasari
Foto: @dwi_klarasari

Bekerja lalu mendapat jabatan, gaji, dan insentif itu biasa, tetapi mendapat nama baru itu cukup unik juga rasanya.  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun