Mohon tunggu...
Dwi Klarasari
Dwi Klarasari Mohon Tunggu... Administrasi - Write from the heart, edit from the head ~ Stuart Aken

IG: @dwiklara_project | twitter: @dwiklarasari

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Dokter Daniel, Pemilik Bandeng Juwana Elrina Semarang Telah Berpulang

12 September 2020   01:28 Diperbarui: 12 September 2020   09:31 1393
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dokter Daniel Nugroho Setiabudhi, pemilik Bandeng Juwana Elrina Semarang telah berpulang. Kabar duka itu saya terima di grup Whatsapp teman-teman sekelas di masa SMP pada 9 September 2020. Kebetulan salah seorang anggota grup adalah putri bungsu almarhum. Tak urung duka mendalam pun turut meliputi kami semua. Sedikit banyak kami pernah bersentuhan dengan kebaikan dr. Daniel yang juga menjadi figur panutan.    

Dokter Daniel Sosok yang Ramah dan Peduli 

Di antara rasa duka, kami pun ikut berbangga pernah ada sosok sehebat dr. Daniel di Kota Semarang tercinta. Semua orang yang pernah mengenalnya dengan baik pasti memberikan apresiasi positif. Tak kurang segenap kolega dan para pasiennya, para karyawan, tukang parkir, bahkan mereka yang hanya sesaat berelasi dengan almarhum.

Dokter Daniel Nugroho Setiabudhi dikenal sebagai sosok yang ramah, murah hati, juga sangat peduli terlebih kepada sesama yang berkesusahan. Dokter yang pada periode 1970-1990 pernah menjabat Kepala Rumah Sakit Kusta Jawa Tengah ini dikenal aktif melakukan pelayanan di lingkungan gereja dan berbagai kegiatan sosial kemasyarakatan.

Dari wawancara Tribun Jateng (Juli, 2015) diketahui bahwa dokter yang sempat memimpin Balai Pengobatan Bethesda di Jalan Sompok Lama, Semarang ini senang bila dapat mengenal banyak orang. Ia juga senang bila berkesempatan mengobati pasien yang kurang mampu karena baginya demikianlah hakikat profesi dokter yang sebenarnya.

Diketahui pula bahwa sosok bersahaja yang juga menjadi pengurus Yayasan RS Panti Wilasa ini tidak memiliki rencana yang hebat selain ingin terus melayani sampai akhir hidupnya. Ternyata cita-citanya yang luhur tersebut diberkati oleh Tuhan. 

Sebagai pemimpin, dr. Daniel dikenal sangat peduli pada para karyawan, tak pernah enggan melayani, juga seorang pendengar yang baik. Dokter Daniel menyertakan kasih dalam gaya kepemimpinannya. Ia juga dikenal sangat bijaksana dan senantiasa memegang prinsip kejujuran.

Tidak hanya suka berbagi atau menolong sesama yang kekurangan secara finansial, tetapi dr. Daniel juga sosok yang tak pelit berbagi ilmu. Sebagai bentuk kepedulian pada kewirausahaan di masyarakat, dr. Daniel pun tak segan membagikan ilmunya kepada siapa pun yang mau belajar. Utamanya ilmu tentang pembuatan bandeng presto dan seluk-beluk bisnis kuliner.

Dokter Daniel di antara peserta Praktik Pelatihan Teknis Standardisasi Bahan Pangan BPSDMD Prov. Jateng November 2019 (Koleksi V.S. Winarti A)
Dokter Daniel di antara peserta Praktik Pelatihan Teknis Standardisasi Bahan Pangan BPSDMD Prov. Jateng November 2019 (Koleksi V.S. Winarti A)

Dokter Daniel dan Inovasi Bandeng Presto

Bagi masyarakat Semarang dan sekitarnya keberadaan Pusat Oleh-Oleh Khas Semarang dan Jawa Tengah "Bandeng Juwana Elrina" di Jalan Pandanaran tentu sudah sangat familier. Bahkan tak asing lagi bagi mereka yang pernah mengunjungi Kota Lumpia. Boleh dibilang pusat kuliner "Bandeng Juwana Elrina" sudah menjadi salah satu ikon kota Semarang.

Di sepanjang Jalan Pandanaran Semarang ada banyak toko yang menjual bandeng presto dan aneka oleh-oleh khas Semarang dan Jawa Tengah. Padatnya pengunjung di kawasan kuliner ini pada musim liburan bahkan bisa membuat tukang parkir kewalahan. Namun, tak bisa dimungkiri bahwa dari sekian banyak toko, "Bandeng Juwana Elrina" memang relatif paling ramai.   

Bandeng Juwana Elrina di Jalan Pandanaran Semarang (Sumber: semarangkota.com)
Bandeng Juwana Elrina di Jalan Pandanaran Semarang (Sumber: semarangkota.com)

Ketenaran Pusat Oleh-Oleh Bandeng Juwana Elrina agaknya berbanding lurus dengan penambahan dan kesetiaan pelanggannya. Minimal bagi saya pribadi. Sejak merantau tahun 1997, setiap pulang ke Semarang saya kerap mampir ke toko di Jalan Pandanaran No. 57 ini untuk membeli sedikit oleh-oleh. Bisa berupa bandeng presto, lunpia, wingko, tahu bakso, enting-enting, moaci, atau satu dari puluhan camilan tradisional yang dijual di toko ini. Rasanya ada yang kurang kalau kembali ke rantau belum menenteng tas bergambar ikan bandeng bertuliskan "Bandeng Juwana Elrina". 

Boleh jadi sebagian orang belum mengetahui bahwa perintis sekaligus pemilik "Bandeng Juwana Elrina" adalah pasangan dokter dan apoteker. Kalau baru tahu mungkin akan terkejut karena memang cukup unik pasangan yang berkecimpung di dunia medis sangat sukses berbisnis kuliner.

Ketertarikan dr. Daniel merintis usaha konon diawali oleh pemikiran jangka panjang, yaitu agar dapat menyediakan cukup biaya pendidikan bagi ketiga putrinya. Menurut pengakuan dr. Daniel kala itu sebagai dokter umum penghasilannya pas-pasan. Pembuatan bandeng presto tampaknya menjadi pilihan terbaik. Ketika itu di sekitar rumahnya sudah ada beberapa toko. Kebetulan pula istrinya, Dra. Ida Nursanti (alm.) berasal dari Juwana, kota di pesisir utara Jawa yang terkenal dengan pembudidayaan bandeng.

Uniknya, sebelum mulai menjual, selama tiga bulan dr. Daniel dan sang istri membagikan masakan mereka secara cuma-cuma untuk mendapatkan testimoni. Setiap hari mereka memasak bandeng presto untuk dibagikan kepada para tetangga dan kenalan. Setelah merasa yakin, barulah mereka mulai memproduksi bandeng presto untuk dijual. Awalnya mereka berjualan di teras rumah di depan ruang praktik. Usaha tersebut melewati jalan berliku serta tidak sedikit kesulitan yang harus dihadapi.   

Kendati demikian dr. Daniel bersama sang istri pantang menyerah. Dokter Daniel yakin bahwa produk bandeng presto inovasi mereka suatu saat akan diterima oleh masyarakat. Bagaimanapun harus diakui bahwa presto adalah cara memasak yang solutif untuk ikan bandeng dengan banyak duri dalam dagingnya. Tak sedikit orang, termasuk saya punya trauma dengan duri bandeng, sehingga hanya menyukai bandeng duri lunak (presto).

Begitulah, usaha dan kerja keras serta keuletan dr. Daniel bersama istri tercinta pada akhirnya membuahkan hasil. Meskipun pada hari pertama hanya terjual tiga ekor, lama-kelamaan kenikmatan bandeng prestonya banyak dicari orang. Produk bandeng presto yang dilabeli Bandeng Juwana Elrina (akronim dari ketiga nama putrinya-Elizabeth, Maria, dan Johana) tersebut berkembang sangat pesat dan langgeng hingga kini.  

Produk bandeng presto inovasi dr. Daniel (Koleksi FB Bandeng Juwana Elrina)
Produk bandeng presto inovasi dr. Daniel (Koleksi FB Bandeng Juwana Elrina)

Usaha yang dirintis dr. Daniel sejak tahun 1981 tersebut kini telah menjelma Bandeng Juwana Grup. Di dalamnya terdapat Pusat Oleh-Oleh Khas Semarang & Jawa Tengah Bandeng Juwana Elrina; Dyriana Bakery & Cafe; dan Elrina Restaurant yang tersebar di sejumlah lokasi strategis di Semarang. Selain di kawasan Pandanaran, kita dapat menjumpainya di Jl. Pamularsih, dan Jl. Prof. Dr. Hamka, Tambakaji. Boleh dikatakan kesemuanya tak pernah sepi pengunjung.

Keramaian di pusat oleh-oleh Bandeng Juwana Elrina Pandanaran (koleksi FB Bandeng Juwana Elrina)
Keramaian di pusat oleh-oleh Bandeng Juwana Elrina Pandanaran (koleksi FB Bandeng Juwana Elrina)

Secara tidak langsung grup usaha rintisan dr. Daniel ini turut pula melanggengkan banyak pelaku UMKM yang menitipkan aneka makanan khas Semarang dan Jawa Tengah. Sementara kuliner berbahan dasar bandeng yang menjadi produk unggulan pun telah memiliki banyak diversifikasi. Selain bandeng duri lunak orisinal, tersedia juga bandeng duri lunak vakum, bandeng duri lunak asap, bandeng dalam sangkar, pepes bandeng, bandeng teriyaki, otak-otak bandeng, abon bandeng, atau aneka menu bandeng yang dapat dinikmati di tempat.   

Para pelanggan seperti saya pun selalu merasakan keseruan berbelanja di toko Bandeng Juwana Elrina karena tahu ada puluhan artis dan pesohor pernah menikmati kuliner tradisional hasil inovasi dr. Daniel ini. Kalau berkunjung ke Bandeng Juwana Elrina di Jalan Pandanaran, kita akan melihat banyak foto berikut testimoni dan tanda tangan para artis memenuhi dinding toko. Jangan kaget pula bila sesekali bisa bertemu artis pujaan sedang berbelanja atau duduk menikmati aneka menu bandeng di Warung Bandeng Juwana di lantai 2.  

Kunjungan Peppy dari OK Food Net TV ke Bandeng Juwana Elrina (koleksi FB Bandeng Juwana Elrina)
Kunjungan Peppy dari OK Food Net TV ke Bandeng Juwana Elrina (koleksi FB Bandeng Juwana Elrina)

     

Warisan Teladan Dokter Daniel

Gajah mati meninggalkan gading, harimau mati meninggalkan belang, manusia mati meninggalkan nama. Kepergian Dr. Daniel Nugroho Setiabudhi dalam usia 86 tahun telah meninggalkan nama baik sekaligus banyak pelajaran serta inspirasi berharga bagi kita yang masih berziarah di dunia.

Teladan dr. Daniel perihal kebaikan, kasih, dan kerelaan berkorban serta keteguhan dan pantang menyerah di jalan usaha tidak saja menginspirasi para dokter, tetapi juga para pelaku usaha-pengusaha besar maupun pelaku UMKM.  

Dokter Daniel, terima kasih atas segala kebaikan dan teladan kasihmu sepanjang hidup. Selamat jalan menuju Rumah Bapa. Semoga jiwamu beristirahat dalam kedamaian abadi di surga.

Depok, 11 September 2020

Turut dalam duka mendalam, Dwi Klarasari  

Sumber bacaan & foto:  1  |  2 |  3  |  4  | 5  |  6  |  

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun