Mohon tunggu...
Dwi Klarasari
Dwi Klarasari Mohon Tunggu... Administrasi - Write from the heart, edit from the head ~ Stuart Aken

IG: @dwiklara_project | twitter: @dwiklarasari

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Mama Bimbim, Sosok Tangguh di Balik Merek MB Catering

2 September 2020   17:17 Diperbarui: 2 September 2020   17:19 934
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tanggal 3 September besok genap enam bulan pandemi Covid-19 menyerang Indonesia. Tak bisa dimungkiri krisis ekonomi sebagai dampaknya membuat banyak pengusaha kelimpungan. Sejauh ini diketahui tak sedikit perusahaan besar terpaksa merumahkan sejumlah karyawan demi menyeimbangkan keuangannya.

Sementara yang bergelut di sektor Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) pun harus berjibaku menyelamatkan usahanya. Sebagian terpaksa menyerah, tetapi banyak yang tangguh berjuang agar dapat bertahan. Salah seorang pelaku UMKM dalam kategori terakhir yang penulis kenal adalah Mama Bimbim.

Mama Bimbim dan MB Catering 

Mama Bimbim adalah sapaan akrab untuk Wiwin Winarti, ibu rumah tangga berusia 40 tahun. Sementara Bimbim adalah panggilan sayang untuk Bima, putra semata wayangnya. Mama Bimbim merupakan sosok pelaku UMKM di balik merek MB Catering yang berlokasi di Kota Depok.

Sebagai pribadi, Mama Bimbim adalah orang tua, ibu rumah tangga sekaligus pengusaha muda yang tangguh dan tak mudah menyerah. Keberhasilan melewati pergumulan batin serta kesabarannya mengasuh dan membesarkan sang buah hati yang berkebutuhan khusus menjadi bukti nyata. Karakter tersebut semakin tampak saat usahanya terimbas badai krisis.  

Seperti banyak usaha katering lain, omzet MB Catering mengalami penurunan cukup signifikan. Selain melayani katering rumahan, biasanya MB Catering juga mendapat pesanan untuk pesta perkawinan, perayaan keagamaan, dan sejumlah acara besar yang melibatkan banyak orang. 

Namun, datangnya pandemi dan penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) telah membuat banyak orang dan/atau instansi membatalkan acara yang melibatkan jasa katering.  

Kendati demikian, kesedihan karena penurunan omzet hanya sesaat meliputi Mama Bimbim. Perempuan ayu yang penulis rasa mirip penyanyi Syahrini itu segera bangkit dari keterpurukan. Alih-alih putus asa, Mama Bimbim justru semakin kreatif berinovasi.

Selain produksi kue kering dan layanan katering, ia membuat diversifikasi usaha dengan memproduksi aneka jus buah dan susu kedelai dalam botol, juga bawang goreng dan sambal tradisional siap saji.   

Dokumentasi MB Catering
Dokumentasi MB Catering

Begitulah. Dari awal merintis usaha kuliner memang tak ada kata menyerah dalam kamus perempuan Jawa kelahiran Jakarta ini. Terhitung sejak dirintis hingga September 2020 ini usaha rumahan yang ditekuni Wiwin sudah bertahan tak kurang dari satu dekade.

Bagi sosok perempuan tangguh yang tak pernah lupa bersyukur ini, usaha kulinernya bukan sekadar hobi, tetapi telah menjadi jalan rezeki bagi keluarganya. MB Catering juga tidak hanya menjadi sarana aktualisasi diri, tetapi sekaligus berdaya juang menghidupi keluarganya dan memberi manfaat bagi orang-orang di sekitarnya.

Perjalanan MB Catering: dari PIRT sampai Sertifikat Halal  

Sebelum merintis jasa katering, selama tujuh tahun Wiwin sudah menekuni pembuatan dan penjualan makanan kecil, terutama stik keju (cheese stick) dan aneka kue kering (nastar, putri salju, kastengel, dll.). Penjualan makanan kering yang dilabeli "Rumah Nastar mama Bimbim" awalnya hanya untuk mendapatkan penghasilan tambahan.

Namun, ketika suaminya berhenti dari pekerjaan, keinginan untuk lebih serius menekuni usaha kuliner semakin kuat. Dengan dukungan penuh sang suami, Wiwin memutuskan untuk memperluas usaha kulinernya dengan membuka layanan katering.

Tidak ada modal khusus. Modal awal yang utama adalah keterampilan Wiwin mengolah aneka masakan. Sementara peralatan yang digunakan hanya sejumlah alat masak yang ada di dapur rumahnya.

Mula-mula MB Catering melayani katering harian untuk keluarga yang tinggal di seputar Depok. Berawal dari 1-2 keluarga pelanggannya berkembang hingga mencapai 10 keluarga. Wiwin bersama suaminya bahu-membahu mengerjakan pesanan katering tersebut tanpa bantuan siapa pun.

"Pesanan rutin adalah katering harian rumahan. Setiap hari kami melayani rata rata 5-10 rumah. Makanan harus kami kirim sebelum waktu makan siang. Yang belanja saya, yang masak juga saya sendiri. Suami saya bagian pengiriman," jelas Wiwin menggambarkan kesibukannya sehari-hari.   

Perlahan tapi pasti, MB Catering terus berkembang. Kemudian hari, selain katering harian untuk keluarga MB Catering juga melayani pesanan nasi kotak, hantaran, tumpeng hingga membuka layanan katering prasmanan untuk pesta atau perayaan besar lain.  

Dokumentasi MB Catering
Dokumentasi MB Catering

Dokumentasi MB Catering
Dokumentasi MB Catering

Dokumentasi MB Catering
Dokumentasi MB Catering

Dari keuntungan yang diperoleh sedikit demi sedikit MB Catering menambah asetnya tanpa berutang ke bank-semua dibeli secara tunai. Wiwin mengaku telah berinvestasi dengan membeli sejumlah peralatan, seperti oven gas, kompor gas semawar, piring, dan berbagai alat prasmanan. 

Alhasil, saat ini-untuk pesanan di bawah 200 porsi-MB Catering tidak perlu menyewa berbagai alat prasmanan seperti yang sebelumnya dilakukan.

Meskipun belum memiliki karyawan tetap, tetapi MB Catering juga memberdayakan rekan-rekannya. Tak jarang Wiwin mengajak beberapa tenaga lepas untuk membantu atau menggandeng rekan pelaku UMKM lain. Kapan? Ya, kalau pas banyak pesanan atau saat menerima orderan untuk acara prasmanan yang memerlukan cukup banyak personel. 

Melayani katering prasmanan bersama tim (Dokumentasi MB Catering)
Melayani katering prasmanan bersama tim (Dokumentasi MB Catering)

Dokumentasi MB Catering
Dokumentasi MB Catering

Sejauh ini Wiwin merasa sangat bersyukur atas kemajuan usahanya. "Kalau dilihat dari investasi alat saja bisa dibilang usaha saya sudah lumayan berkembang ...," aku Wiwin bahagia.

Namun, itu semua tidak lantas membuatnya berpuas diri. Bahkan, Wiwin menjadikan "rasa iri" pada kompetitornya-pengusaha katering besar-sebagai dorongan positif untuk lebih maju.

Sejak mengawali usaha, Wiwin tak pernah bosan meningkatkan keterampilannya mengolah aneka menu. Ia memperdalam ilmunya dengan mengikuti berbagai kursus memasak. Wiwin juga mengikuti sejumlah pelatihan UMKM yang diadakan oleh Pemerintah Kota Depok.

Sejumlah sertifikat berguna sebagai jaminan produk kulinernya. Salah satu yang menurutnya paling berkesan adalah kursus yang diadakan oleh Hotel Bumi Wiyata, Depok.

Bukan itu saja. Keseriusan menekuni usaha kuliner juga ditunjukkan lewat upaya mengurus perizinan Produk Industri Rumah Tangga (PIRT) dari Dinas Kesehatan Kota Depok. MB Catering juga sudah mendapatkan Sertifikat Halal yang dikeluarkan oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI). Dengan demikian, para pembeli produk makanan kecil dan pelanggan kateringnya akan merasa yakin dan terjamin.   

Sertifikat Halal MUI untuk Mama Bimbim (Dokumentasi MB Catering)
Sertifikat Halal MUI untuk Mama Bimbim (Dokumentasi MB Catering)

Kenapa Dinamai "Mama Bimbim"?

Sejarah merek MB Catering ternyata simpel sekaligus unik. Singkatan MB yang dipilih Wiwin merupakan kependekan dari "Mama Bimbim" yang menjadi julukannya sehari-hari. "Ya, ini memang katering mamanya Bimbim," jelasnya lugas.

MB kepanjangan dari Mama Bimbim (Dokumentasi MB Catering)
MB kepanjangan dari Mama Bimbim (Dokumentasi MB Catering)

Namun, bila ditelusuri lebih jauh inisial MB ternyata juga kependekan dari "Mas Bimbim"; dan penulis cukup terkejut mendengar alasannya. Menurut Wiwin, MB Catering juga direncanakan sebagai warisan bagi putra kesayangannya yang kebetulan berkebutuhan khusus.

Jika diwariskan mungkin kepanjangan MB bisa menjadi "Mas Bimbim". Begitulah rencana Wiwin bersama suami tercinta. Menurutnya, dengan kondisi fisik Bimbim akan lebih baik bila kelak sang putra tidak tergantung atau harus bekerja pada orang lain.

Secara pribadi penulis menaruh penghargaan tinggi atas pemikiran tersebut. Penulis pun mengapresiasi ananda Bimbim yang saat ini berusia 13 tahun.

Dengan segala keterbatasannya ia mau berlatih membantu kedua orang tuanya menjalankan usaha. Saat ini Bimbim sudah bisa menangani komunikasi dengan para pelanggan lewat chat di aplikasi Whatsapp.      

MB Catering berikut logonya yang telah terdaftar sebagai Hak Kekayaan Intelektual (HAKI)-dan sedang menunggu pengesahan-ini bukan sekadar bisnis, tetapi juga menjadi tanda cinta sekaligus doa bagi masa depan sang buah hati.

Upaya Selama Krisis dan Harapan untuk Masa Mendatang 

Berkali-kali menikmati masakan Mama Bimbim, penulis tidak pernah kecewa. Rasanya malah ingin nambah lagi dan lagi! Testimoni serupa juga penulis dapat dari sejumlah teman yang pernah menikmati masakan Mama Bimbim.

Aneka kue kering dan minumannya dijamin uenak. Soto, bakso, mie goreng, gudeg, dan aneka menu makanan berat rasanya super yummy! Dimsum, tahu bakso, lumpia, dan aneka jajanan pasar tak perlu lagi dipertanyakan kelezatannya. Belum lagi bawang goreng dan sambal siap makan yang siap dikirim bahkan di berbagai tujuan di luar Kota Depok.

Dokumentasi MB Catering
Dokumentasi MB Catering

Tidak mengherankan bila banyak pelanggan setia 'tak mau pindah ke lain hati'. Hal ini sangat disyukuri oleh Wiwin. Bagaimanapun kesetiaan para pelanggan katering harian membuat MB Catering dapat bertahan di masa krisis.

"Puji Tuhan selama pandemi katering harian rumahan masih jalan, pelanggan malah bersyukur kami masih bisa melayani. Hanya saja selama pandemi ini memang tidak ada order untuk prasmanan," ungkap Wiwin.

Walaupun ada pelanggan tetap, berbagai upaya terus dilakukan untuk mendapatkan pesanan lebih banyak. Di antaranya dengan meningkatkan promosi lewat media sosial yang dimilikinya, seperti Instagram @mbcatering_snack_and_pastry dan Facebook "Wiwin Winarti".

Sesekali MB Catering juga memasang iklan di Warta Gereja. Wiwin juga berencana menyebarkan brosur ke sejumlah kompleks perumahan di wilayah Depok.

Wiwin menilai promosi lewat media sosial cukup efektif mendatangkan pelanggan baru. Sebenarnya yang lebih sulit adalah bagaimana "mengikat" pelanggan. Bagi Wiwin komunikasi menjadi kunci utama. "Kami selalu bertanya atau meminta masukan dari pelanggan, juga berusaha memenuhi request masakan mereka," ujarnya optimis.

Selain lepas dari dampak krisis, harapan terbesar Wiwin di masa mendatang adalah membesarkan MB Catering. Ia berharap usaha kateringnya bisa rutin mendapat orderan besar sehingga ada cukup tabungan untuk merenovasi rumah tempat usahanya yang berlokasi di Jalan Kampung Lio No. 9 RT 5 RW 13 Pancoran Mas, Depok, Jawa Barat.

Wiwin ingin memperluas dapur demi kenyamanan, keamanan, dan kelancaran aktivitas memasak serta berbagai kegiatan pendukung usaha. Sementara untuk jangka panjang ia berharap bisa memiliki tim andal dan tepercaya.

Dengan demikian, kelak sang buah hati yang berkebutuhan khusus tidak kesulitan mengelolanya. Sekejap penulis pun turut berdoa untuk harapan mulia ini.     

Di tengah ketidakpastian akibat pandemi, lewat tulisan sederhana ini penulis berharap dapat mendukung wirausahawan UMKM yang tangguh, kreatif, dan menginspirasi seperti Mama Bimbim. Bagaimanapun, UMKM menjadi tulang punggung dan berperan penting menggerakkan roda perekonomian nasional.

Memberdayakan UMKM adalah sebuah keniscayaan. UMKM tidak saja menghidupi keluarga-keluarga, tetapi juga menyediakan kebutuhan masyarakat dengan harga terjangkau.

Depok, 1 September 2020

Salam UMKM, Dwi Klarasari (IG @dwiklara_project)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun