Mohon tunggu...
Dwi Klarasari
Dwi Klarasari Mohon Tunggu... Administrasi - Write from the heart, edit from the head ~ Stuart Aken

IG: @dwiklara_project | twitter: @dwiklarasari

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Langkah Kecil Kita adalah Lompatan Besar untuk Negeri

19 Agustus 2020   15:29 Diperbarui: 19 Agustus 2020   16:02 229
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bangga Buatan Indonesia (Foto: @widhi_project)

Oleh karena itu, kita perlu melakukan refleksi demi mengevaluasi sejumlah pemikiran, tujuan utamanya untuk membuang jauh-jauh pola pikir yang keliru. Kita juga perlu memberikan asupan yang tepat agar memiliki pola pikir yang positif. Salah satunya menghindari bacaan, ceramah, nasihat, ataupun provokasi negatif dan/atau yang bersifat melemahkan.

Di samping itu kita perlu mempertahankan etos baik yang selama ini sudah kita miliki-suka bekerja keras, ulet, disiplin, rajin/tekun, dan sebagainya. Pemotongan gaji karena dampak pandemi jangan lantas membuat kita menjadi pegawai yang setengah-setengah dalam bekerja. Tetaplah rajin seraya bersyukur karena tidak sedikit karyawan yang terpaksa mengalami PHK.

Jangan karena penundaan kontrak kita sebagai pengusaha berlaku kurang ramah pada klien atau calon klien terkait. Tetaplah sopan dan menjaga tali silaturahmi. Menghentikan kontrak kerja sama sebagai dampak pandemi tentu keputusan yang tidak mudah bagi pihak mana pun.

Dalam skala yang lebih luas, kita pun perlu menjaga etos gotong royong atau kerja sama. Tak perlu berat hati mengulurkan pertolongan bagi rekan sekantor yang kesulitan dalam tugasnya. Dengan mitra usaha, kita pun bisa saling menolong. Contohnya mendukung usaha teman-teman di lingkungan pergaulan terdekat dengan membeli produk atau menggunakan jasanya; membantu menjadi reseller; atau setidaknya turut mempromosikannya. Pada saat lain ketika mendapat proyek besar, ringankan langkah untuk mengajak kerja sama rekanan yang sepi proyek.

Tentu teman-teman tidak asing dengan tagar #banggabuatanindonesia di media sosial. Tagar ini mulai marak sejak Presiden Jokowi meresmikan Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia pada 14 Mei 2020. Selanjutnya tagar tersebut juga menjadi bagian dari logo HUT ke-75 Kemerdekaan RI. Dalam pidato kenegaraannya Jokowi juga mengingatkan bahwa kemajuan ekonomi membutuhkan semangat kebangsaan yang kuat. Kita harus bangga terhadap produk Indonesia. Kita harus membeli produk dalam negeri. Kemajuan Indonesia harus berakar kuat pada ideologi Pancasila dan budaya bangsa. 

"Kemajuan ekonomi membutuhkan semangat kebangsaan yang kuat. Kita harus bangga terhadap produk Indonesia. Kita harus membeli produk dalam negeri. Kemajuan Indonesia harus berakar kuat pada ideologi Pancasila dan budaya bangsa."

Mereformasi Cara Kerja 

Dalam pidatonya Presiden Jokowi juga menegaskan bahwa reformasi fundamental perlu dilakukan terhadap cara kita bekerja. Reformasi cara kerja lama; cara kerja normal jadikan ekstra normal; cara-cara biasa jadikan luar biasa! Ajakan ini sangat relevan bila diterapkan pada diri kita, pribadi lepas pribadi. Faktanya, pandemi Covid-19 telah menjungkirbalikkan kenormalan dalam berbagai aspek kehidupan.

Kita perlu memahami diri sebelum mulai membuat langkah reformasi. Sebagai contoh, bila sebelumnya waktu kerja 8 jam per hari kita lewati dengan santai-toh gaji bulanan pasti turun-alangkah eloknya bila kita menjadi lebih produktif. Kalau biasanya tanpa promosi dagangan yang itu-itu saja sudah laris manis, mungkin saat ini harus mulai membuat inovasi produk dan gencar melakukan promosi.

Satu hal lagi yang tidak kalah adalah perlunya perhatian dan aksi kita terhadap perkembangan teknologi. Jika ingin terus "eksis" kita harus meninggalkan cara kerja yang konvensional. Mau tidak mau kita harus rela mengakrabi dan belajar menggunakan berbagai teknologi untuk menunjang pekerjaan dan/atau usaha kita.

Untuk generasi milenial bekerja dengan teknologi internet yang serba cepat mungkin suatu hal sepele. Namun, bagi mereka yang sudah beranjak "senior" tentunya menjadi sedikit rumit. Walaupun demikian, kita harus menjadi pribadi yang fleksibel dan suka beradaptasi dalam arti positif.

Jangan mudah menyerah untuk belajar mengakrabi teknologi. Jokowi pun sempat mengingatkan bahwa saat ini kesiapsiagaan dan kecepatan kita sedang diuji. Jadi, sekalipun kita bukan generasi milenial, jangan ragu untuk belajar dan mencoba berjualan/berbelanja secara daring; mengajar dengan sistem Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ); melakukan rapat, seminar, bahkan tender proyek lewat aplikasi Zoom, Google Meet, dll.; mencari klien dan mempromosikan usaha/jasa lewat media sosial; dan banyak lagi.  

Memanfaatkan Kesempatan   

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun