Sungguh kalian penguji kesabaran
Datang beramai-ramai tanpa tata krama
Tak peduli dapati aku tafakur tegak bersila
Alih-alih turut bertunduk takzim,
kalian berputar-putar kian kemari,
Ciptakan bunyi-bunyiam sesuka hati
Bergetar kuat menembus membran timpani
Namun tak sedikit pun dapat kupahami
Bukan tembang merdu karna tiada bernada
Lengkingan tinggi tentu bukan pula tegur sapa
Suara kalian semacam tuntutan belaka
Entahlah, aku mulai tak dapat bertahan
Rapuh hatiku melahirkan keluh
dan aku mulai terus mengaduh
Meski teguh bersila, kedua mataku menatap nanar,
sedang kalian asyik mencari tempat berlabuh
di setiap inci tubuh kurusku
Rasa pening tersebab getaran frekuensi
Memicu frustasi hingga aku tercerabut dari hening
Pergilah wahai makhluk-makhluk kecil pengisap darah
Aku tak mungkin membunuhmu seraya mendaraskan doa
Depok, 9 Agustus 2020
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H