Mohon tunggu...
Dwi Klarasari
Dwi Klarasari Mohon Tunggu... Administrasi - Write from the heart, edit from the head ~ Stuart Aken

IG: @dwiklara_project | twitter: @dwiklarasari

Selanjutnya

Tutup

Foodie Artikel Utama

Bikin Kimchi Itu Tidak Sulit Kok, Begini Resepnya...

8 Juli 2020   21:52 Diperbarui: 11 Juli 2020   20:35 1785
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kimchi, kuliner khas Korea yang sering ada di drama Korea (Sumebr: recipes.howstuffworks.com)

Haruskah penggemar drama Korea (drakor) menyukai kimchi?

Tentu saja jawabannya 'TIDAK'! Ya, karena ketertarikan seseorang terhadap film tidak identik dengan kesukaannya pada objek yang disajikan di film tersebut, dalam hal ini makanan. Penggemar film Hollywood belum tentu menyukai hot dog atau burger yang kerap kali menjadi santapan para tokohnya.

Demikian halnya bila seseorang menonton drama Korea yang sering menampilkan adegan para tokoh sedang membuat atau menyantap kimchi. 

Makanan fermentasi ini boleh dibilang menjadi bagian tak terpisahkan dari drama berlatar budaya Korea (Korea Selatan, utamanya). Seperti diketahui makanan dengan rasa asam pedas ini merupakan salah satu makanan khas Korea yang konon telah ada sejak ratusan tahun lalu.

Saya yang cukup sering menonton drama dari Negeri Ginseng, pun awalnya tak terlalu peduli, bahkan hanya menganggap kimchi sebagai pelengkap adegan. Seperti halnya bila melihat drama lokal yang menyajikan adegan pemain menikmati nasi goreng, soto, ketoprak, gudeg, atau makanan khas Indonesia lain.

Suatu hari seorang teman yang sedang menggalakkan makan makanan sehat berbagi testimoni perihal kimchi. Katanya, kimchi memiliki kandungan probiotik yang berguna meningkatkan imunitas. 

Tak lupa dia pun mempromosikan betapa mudah membuat asinan ala korea itu. Iming-iming makanan sehat yang mudah dibuat seketika membuat saya tertarik.

Selain berbekal testimoninya, saya juga berburu resep kimchi dari berbagai laman. Ada banyak sekali jenis kimchi; konon mencapai ratusan. 

Namun, mengingat situasi dan kondisi akibat dampak pandemi covid-19, saya cenderung mencari resep yang simpel-bahan gampang dicari dan mudah pengerjaannya.

Mudahnya Membuat Kimchi

Akhirnya, saya temukan resep kimchi paling simpel, yaitu kimchi sawi yang juga relatif populer. Nah, berikut ini uraian dari praktik pertama saya membuat kimchi sawi dan wortel.

Dalam pembuatan kimchi sawi ini, pada dasarnya ada empat kelompok bahan dan bumbu. 

Pertama, sawi putih sebagai sayuran utama serta wortel dan daun bawang sebagai pelengkap. 

Kedua, bumbu berupa bawang putih, bawang bombay, dan jahe. 

Ketiga, adonan saus yang dibuat dari tepung beras, air, gula/madu, cabe bubuk, kecap ikan, dan kecap asin.

Mula-mula setengah kilogram sawi putih dicuci bersih dan dibelah menjadi empat bagian kemudian dipotong-potong kira-kira sepanjang jari telunjuk. 

Potongan bisa disesuaikan selera, asal jangan terlalu kecil karena berpotensi hancur. Selanjutnya, potongan sawi direndam dalam air yang sudah diberi tiga sendok makan garam kasar.

Perendaman dilakukan selama 6-8 jam. Wah, lama juga ya? 

Lamanya proses perendaman tak terasa kalau kita menunggu seraya duduk minum teh dan nonton drama Korea. Tunggu! Sebelum memutar serial drama sebaiknya saya siapkan dulu sayuran pelengkap, bumbu, dan adonan saus.

Sawi yang akan menjadi bahan untuk kimchi (Dokumentasi pribadi)
Sawi yang akan menjadi bahan untuk kimchi (Dokumentasi pribadi)
Sebuah wortel cukup besar saya kupas bersih dan dipotong-potong seukuran korek api. Sementara dua batang daun bawang dipotong-potong seukuran ruas jari.

Untuk bumbu, saya haluskan 3 siung bawang putih, 1/2 bawang bombay ukuran sedang, dan seruas jari jahe segar. Kebetulan di rumah ada blender, jadi saya tak perlu repot menggilingnya secara manual.

Selanjutnya, saya buat adonan saus. Dimulai dengan memasak 2 sendok makan tepung beras yang dilarutkan dalam 100 ml air (setara dengan 6-7 sendok makan). 

Oya, saya gunakan api sedang dan terus mengaduknya agar larutan tidak menggumpal. Setelah matang dan mengental, saya tuang ke dalam mangkuk.

Agar tetap segar-karena masih menunggu perendaman sawi-semua sayuran pelengkap dan bumbu halus serta adonan saya masukkan ke dalam wadah lalu menyimpannya di kulkas. 

Saya sedikit tergesa-gesa karena sudah terlanjur membuka laman streaming demi melanjutkan Epidose ke-4 Tell Me What You Saw. K-Drama thriller tentang pembunuhan berantai ini memang cukup mencekam dan membuat penasaran.

Setiap dua jam saya beranjak untuk membalik dan menekan-nekan rendaman sawi agar efeknya merata. Tanpa terasa, enam jam perendaman pun berlalu. 

Sawi putih yang sudah layu tersebut kembali saya cuci berkali-kali hingga bersih dan kesat dari garam. Sebelum kemudian ditiriskan, untuk bilasan terakhir saya gunakan air matang.

Sekitar satu jam sebelumnya semua bumbu sudah saya keluarkan dari kulkas. Pencampuran seluruh bahan pun siap dilakukan.

Mula-mula saya siapkan wadah yang cukup besar. Lalu, ke dalamnya saya masukkan bumbu halus; bubur tepung beras; 3 sdm kecap ikan; 1 sdm kecap asin; 3 sdm cabai bubuk; dan 2 sdm gula/madu serta sayuran pelengkap, yaitu potongan wortel dan daun bawang. Terakhir saya tuangkan sawi putih yang telah kesat.

Bumbu yang siap dicampur dengan sawi (Dokumentasi pribadi)
Bumbu yang siap dicampur dengan sawi (Dokumentasi pribadi)
Selanjutnya, seluruh bahan diaduk-aduk sampai merata. Setelah hasilnya sesuai selera, kimchi pun siap dinikmati. Cuma begitu saja? Tidak dimasak di atas kompor? Tidak perlu! Begitulah kimchi segar yang siap dikonsumsi seperti halnya acar.

Namun, pada hakikatnya kimchi dapat disimpan selama berbulan-bulan setelah melewati proses fermentasi. Bagaimana caranya? Masukkan kimchi segar ke dalam toples kaca yang sudah steril (cuci bersih dan bilas dengan air mendidih).

Letakkan kimchi dalam toples pada suhu ruang kira-kira selama 24 jam. Pastikan tidak terlalu rapat menutupnya agar jangan keluar gelembung. 

Setelah 24 jam, tutup rapat wadah dan masukkan ke dalam kulkas. Setiap kali ingin menikmati ambil dengan sendok atau garpu bersih.

Resep kimchi di atas tentu saja sudah dengan modifikasi sesuai selera saya. Jika teman-teman tertarik silakan coba, atau dapat juga mencari resep kimchi yang banyak bertebaran di internet atau aplikasi resep masakan.

Kimchi yang sudah saya buat dimasukan ke dalam toples (Dokumentasi pribadi)
Kimchi yang sudah saya buat dimasukan ke dalam toples (Dokumentasi pribadi)

Manfaat Kimchi bagi Kesehatan 

Kimchi dapat dimakan begitu saja sebagai makanan pembuka, atau dipadukan dengan nasi dan lauk. Kimchi yang kaya serat dan rendah kalori ini juga dapat dinikmati sebagai pelengkap berbagai makanan, seperti mi kuah/goreng, salad buah/sayur, bahkan dipadukan dengan pecal.

Menurut beberapa sumber, kimchi segar maupun yang telah difermentasi memiliki banyak manfaat bagi kesehatan. Dalam artikel di laman hellosehat.com disebutkan bahwa setidaknya ada 3 manfaat kimchi fermentasi.

Pertama, memberikan asupan probiotik, bakteri baik bagi sistem pencernaan. Probiotik menjaga keseimbangan mikroba dan meningkatkan fungsi usus. 

Kedua, berpotensi mencegah kanker terutama dari sayuran sawi yang memiliki senyawa antikanker. Ketiga, mampu meningkatkan imunitas atau kekebalan tubuh dan mengandung senyawa anti-aging.

Beberapa sumber lain juga menyebut bahwa makanan dengan rasa unik ini berpotensi menurunkan kadar kolesterol; meningkatkan penglihatan; menurunkan berat badan; dan sebagainya.Pastikan kimchi terfermentasi dengan baik dan dimakan secukupnya tidak berlebihan. Silakan cek-ricek dari sumber-sumber tepercaya!

Rasanya cukup beralasan jika saya lantas tertarik untuk membuat dan mengonsumsinya, terutama di masa pandemi covid-19 ini.

Seraya memasukkan toples kimchi ke kulkas, saya berpikir sedikit nyleneh! Mengingat begitu banyak manfaatnya, bagaimana jika para penggemar K-Drama sebaiknya juga menyukai kimchi. Apalagi kalau ingat serunya film bertajuk Kimchi Family (2011) yang berkisah tentang bertobatnya seorang gangster.

Bagaimana menurut teman-teman Kompasianer, terutama penggemar drakor? Silakan membuat pertimbangan karena saya sudah tak sabar melanjutkan serial Tell Me What You Saw. Salam Drakor!

Depok, 8 Juli 2020

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Jalan Braga Bandung, Ketika Bebas Kendaraan!

7 bulan yang lalu
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun