Mohon tunggu...
Dwi Klarasari
Dwi Klarasari Mohon Tunggu... Administrasi - Write from the heart, edit from the head ~ Stuart Aken

IG: @dwiklara_project | twitter: @dwiklarasari

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Kiat Sederhana Tetap Bugar Selama Pandemi

20 Juni 2020   11:50 Diperbarui: 20 Juni 2020   11:48 214
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Konsumsi buah dan sayur tidak harus yang mahal bahkan ada belimbing hasil tanaman sendiri (dokpri). 

Sebenarnya, tinggal dan bekerja dari rumah (Stay at Home dan Work From Home) bukan hal baru bagi pekerja lepas seperti saya. Walaupun begitu, pandemi covid-19 tampaknya membawa dampak negatif yang cukup signifikan. 

Banyak media memberitakan dan/atau membahas perihal keresahan para pekerja lepas, termasuk yang bergerak di bidang industri kreatif.

Tertunda atau terhentinya sejumlah proyek tentu berpengaruh pada cash flow 'arus kas'. Situasi ini menimbulkan rasa takut serta kecemasan mendalam hingga memicu stres yang sangat memengaruhi kondisi psikologis. 

Buruknya kondisi kejiwaan konon berdampak menurunkan imun, padahal ‘menjaga daya tahan tubuh’ adalah satu dari banyak himbauan yang paling sering digaungkan.

Menurut para ahli, setiap orang berpotensi terpapar virus corona. Pemakaian masker dan rajin cuci tangan dengan sabun memang mengurangi risiko terinfeksi makhluk tak kasat mata itu. 

Namun, akan percuma bila tidak diimbangi oleh daya tahan tubuh yang baik. Mereka yang memiliki daya tahan tubuh optimal relatif mampu bertahan dari serangan covid-19 dan/atau lebih cepat pulih bila terpapar.

Mengingat segala teori di atas, saya pun bertekad lepas dari rasa takut dan tak mau digulung ombak kecemasan. Alih-alih menjadi stres, saya cari trik untuk mengatur ulang arus kas agar dapat bertahan selama pandemi; juga belajar banyak hal baru dan tetap produktif. Tak lupa selalu berpikir positif dan tetap ceria. Di atas segalanya saya pun harus lebih tawakal  serta bertekun dalam doa.

Upaya yang tidak kalah penting adalah menjaga daya tahan tubuh. Seturut anjuran dokter saya tertibkan diri untuk mengonsumsi vitamin dan suplemen demi memperbaiki sistem imun; juga memastikan ada buah dan sayur dalam menu makanan-tidak mahal, tetapi selalu ada. 

Konsumsi buah dan sayur tidak harus yang mahal bahkan ada belimbing hasil tanaman sendiri (dokpri). 
Konsumsi buah dan sayur tidak harus yang mahal bahkan ada belimbing hasil tanaman sendiri (dokpri). 
Kiat terakhir menjaga kebugaran adalah dengan tetap aktif dan rajin olahraga. Niat untuk rutin berolahraga sering kali diikuti banyak godaan, terutama rasa malas. Walaupun tidak selalu berjalan mulus, tetapi saya pantang menyerah. Nah, apa saja yang saya lakukan?

1. Aktif bergerak meskipun #dirumahsaja

Kiat pertama saya lakukan dengan menyelesaikan berbagai pekerjaan rumah yang sebenarnya sudah menjadi rutinitas sebelum masa pandemi. Menyapu, mengepel, memasak, mencuci (manual) sampai mengangkat jemuran dan setrika. 

Konon, melakukannya dengan antusiasme dapat membuat kita bugar. Bagaimana tidak? Kesibukan itu akan membuat saya berjalan ke sana-kemari, naik-turun tangga, dan aktif menggerakkan hampir semua bagian tubuh. Membereskan rumah dalam tempo 2-3 jam saja dijamin keringat sudah bercucuran.

2. Menghirup udara segar sekaligus berburu sinar matahari. 

Kiat kedua saya lakukan dengan rajin menyiram dan merawat tanaman yang ada di depan dan atap rumah. Kegiatan ini saya lakukan pagi dan sore hari sekitar 15-20 menit. 

Pilihan waktunya saat paparan matahari aman bagi tubuh. Seraya menghirup udara segar dan merasakan “pijatan” panas matahari, saya pun dapat menikmati keindahan anggrek dan tanaman lain yang berbunga sepanjang tahun. Sekali mendayung dua-tiga pulau terlampaui, segar jiwa maupun raga.   

Seraya menyiram & merawat tanaman saya dapat menghirup udara segar, berburu sinar matahari, juga menikmati keindahan aneka bunga (dokpri).
Seraya menyiram & merawat tanaman saya dapat menghirup udara segar, berburu sinar matahari, juga menikmati keindahan aneka bunga (dokpri).

.3. Berlatih yoga secara mandiri

Sudah cukup lama saya tidak mengalokasikan dana untuk ikut kelas yoga. Kebetulan pembatasan selama pandemi juga tidak memungkinkannya. Jadi, mau tak mau saya berlatih secara mandiri. 

Setiap pagi saya berlatih sekitar 30 menit. Karena tidak didampingi instruktur, agar aman saya hanya melakukan gerakan sederhana sesuai kemampuan tubuh.

Belakangan saya coba mengikuti petunjuk beberapa instruktur virtual di youtube, tetapi tetap dengan kehati-hatian. Kalau sampai terkilir bukan sehat malah gawat, kan? 

Utamanya saya mendapatkan ketenangan pikiran, peningkatan energi dan imunitas tubuh. Oya, berikut saya bagikan salah satu tutorial yoga sederhana yang saya ikuti.


4. Berjalan kaki sambil mencari ide

Entah karena fobia corona atau terlalu menjaga diri, jika pergi cukup jauh dari rumah saya selalu ber-APD lengkap (masker, jaket bertudung, celana panjang, sepatu tertutup, dan membawa hand sanitizer). Sepulang bepergian seluruh pakaian akan langsung saya cuci. 

Supaya tidak banyak cucian, saya satukan “jadwal“ keluar rumah dan olahraga jalan kaki. Misalnya belanja ke pasar, pergi ke bank, atau melakukan berbagai urusan lain di dalam atau luar kompleks. Saat itulah saya memaksimalkan porsi jalan kaki, bila perlu memilih rute terjauh.

Selain murah meriah, jalan kaki bagus untuk kesehatan jantung. Sementara bagi saya berjalan kaki juga menjadi kesempatan untuk mencari ide tulisan. Namun, hingga kini skor “jalan kaki” saya belum cukup baik. 

Dari catatan aplikasi tracking step di ponsel saya, capaian tertinggi masih pada kisaran 6.000 langkah. Hmm, padahal menurut referensi yang saya baca, untuk mendapatkan manfaat terbaik diperlukan 10.000 langkah per hari.

Sebenarnya ada niatan untuk meningkatkan skor, dari jumlah langkah maupun rutinitas. Terkait hal ini terbetik pula keinginan membeli sepatu baru untuk mengganti yang sudah rusak. 

Ya, hitung-hitung sebagai pemantik semangat sekaligus menyenangkan diri-sendiri. Bukankah semangat membara dan hati gembira berpotensi meningkatkan imun? Jadi, mulailah saya mencari informasi.  

Beruntung saat pandemi datang, teknologi digital telah berkembang pesat. Kita tak harus pergi ke mal untuk sekadar membeli sepatu. "Di dalam" ponsel pintar banyak pelapak dan toko sepatu yang melayani pembelian daring. Salah satunya adalah Toko Sepatu Jaya, distributor Runner Shoes. Dengan ponsel di tangan dan tetap di rumah saja, saya bisa melakukan “window shopping” lewat akun instagram @tokosepatujaya.id. Aneka model yang ditawarkan relatif simpel, tetapi terkesan nyaman serta banyak pilihan warna menarik yang bakal memicu semangat berolahraga.

Sepatu Runner semestinya cocok untuk olahraga jalan kaki. Sebuah artikel menyebut tak ada resep "manjur" untuk memilih sepatu terbaik karena kaki setiap orang berbeda (kompas.com). 

Kalau bagi saya yang penting harganya terjangkau, dan yang jauh lebih penting harus nyaman serta dapat melindungi kaki dari cedera. Apalagi bila kemudian saya memutuskan untuk berjalan lebih cepat. Ah, sudah terbayang skor saya bakal meningkat dari 6.000 menjadi 10.000 langkah.

Salah satu koleksi Runner Shoes Toko Sepatu Jaya (Sumber: IG @tokosepatujaya.id)
Salah satu koleksi Runner Shoes Toko Sepatu Jaya (Sumber: IG @tokosepatujaya.id)
Demikian kiat sederhana dari saya, semoga dapat menginspirasi teman-teman. Kita semua berharap pandemi segera berakhir sehingga bisa beraktivitas dengan leluasa. 

Nah, seraya menantikan saat yang indah tersebut, jangan jemu-jemu untuk tetap berpikir positif, tetap bahagia serta menjaga diri agar tetap bugar dan produktif. Salam sehat!

Depok, 20 Juni 2020

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun