Menurut sejarah, kota ini telah ada sejak era Paleolitikum. Romawi menguasainya hingga datang serbuan Persia ke Palestina tahun 614. Setelah berkecamuk Perang Salib, tahun 1099 Tentara Salib pun mengambil alih kekuasaan atas kota kecil ini.Â
Salahuddin Ayyubi atau Saladin seorang pejuang muslim Kurdi merebut kota ini pada 1187. Namun, melalui sebuah perjanjian, Saladin mengembalikan Bethlehem ke tangan Tentara Salib selama periode 1229-1244.
Beberapa penguasa lain yang tercatat pernah mengendalikan Bethlehem, adalah Kekaisaran Ottoman (1517-1831 dan 1841-akhir PD I) dan Mesir di bawah Muhammad Ali Pasha (1831-1841).Â
Inggris pun pernah menguasai kota ini pada tahun 1928-1948; Yordania merebutnya setelah Perang Arab-Israel 1948 hingga 1967 sampai dikuasai Israel. Sejak 21 Desember 1995 oleh Perjanjian Oslo, kota kecil ini dikuasai penuh oleh Otoritas Palestina.
Dari sejarah dapat ditelusuri bagaimana Kota Suci ini jatuh bangun di bawah berbagai penguasa. Panjang kisahnya, dan perlu satu topik sendiri. Kembali lagi kepada julukan "Kota Roti" yang saya dengar dari khotbah pastor hari ini. Dari penelusuran berbagai ensiklopedi dan laman terkait ternyata hanya sedikit informasi yang dapat ditemukan terkait julukan itu . Â
Konon sekitar abad ke-14 SM, daerah Bethlehem bernama Dewi Beit Lahmu. Dalam Kitab Ibrani kota ini disebut sebagai Beit Lehem. "Beit" dalam bahasa Ibrani berarti rumah atau rumah tangga; sedangkan "Lechem" berarti roti, manna atau makanan.Â
Bethlehem dalam bahasa Ibrani dapat diartikan Rumah Roti. Dalam bahasa Arab "Bayt Lahm" berarti Rumah Daging. Ya, boleh jadi dari paduan kata "Rumah Roti" itulah muncul istilah "Kota Roti" karena Bethlehem adalah sebuah kota. Ah, tetapi saya kurang puas dengan analisis sendiri seperti ini.
Lalu secara kebetulan saya menemukan sebuah buku berjudul Growing Deep in the Christian Life: Essential Truths for Becoming Strong in the Faith, karya Charles R. Swindoll. Dalam bab The Lord Jesus Christ pada subtopik Mary's Little Lamb, Swindoll menyinggung istilah "Kota Roti" ini.
Dikatakannya bahwa peristiwa paling penting selama berabad-abad terjadi di sebuah teras tertutup yang dijadikan sebagai kandang di Betlehem, kota "roti" yang tidak penting. Dalam versi bahasa asli, Swindoll menyebut Bethlehem sebagai  "loaf-of-bread" city.
Meskipun belum puas mencari istilah "rumah roti" atau "kota roti", saya cukup senang dengan penelusuran hari ini. Setidaknya ada tambahan pengetahuan dan refleksi iman, betapa Tuhan rela merendahkan diri hadir ke dunia dalam wujud manusia, yaitu Yesus yang bahkan lahir di kota kecil dan dibaringkan dalam palungan di kandang hewan demi menebus dosa manusia. Â
Mungkin ada di antara teman-teman yang tahu lebih banyak berkenan melengkapi penelusuran singkat ini. Selamat Hari Minggu. Deo Gratias!Â