Saat bergabung dengan Kompasiana, ada semacam niatan yang kubangun lewat semacam slogan "Membaca mengantarku mengenal dunia serta kehidupan. Menulis membebaskanku berbagi rasa serta inspirasi pada dunia. "
Jadi, selain tempat berbagi, Kompasiana juga menjadi sarana bagiku untuk belajar banyak hal dari para Kompasiner lain. Sering kali kujumpai tulisan Kompasianer mengenai sesuatu yang sama sekali belum pernah kudengar/baca. Ada pula Kompasianer yang menuliskan aneka gagasan menarik dalam berbagai bidang kehidupan.
Para pelancong dan perantau menyajikan tulisan tentang keindahan dan keunikan budaya dari berbagai tempat atau negeri yang belum pernah kukunjungi. Meskipun banyak catatan perjalanan ditulis di berbagai situs, namun tulisan para Kompasianer tak kalah menarik; dan biasanya cenderung lebih personal dan apa adanya sebagaimana kisah "warga biasa".
Melalui Kompasianer lain aku juga belajar tentang kehidupan, kearifan/kebijaksanaan; keluarga dan kekeluargaan; teman dan persahabatan; perjalanan dan kepedulian pada lingkungan; politik dan etika berkebangsaan; dan sebagainya.
Sementara itu, ada juga para senior dan sosok kreatif seperti Pak Thamrin Sonata dkk. yang mulai berinisiatif menyusun buku dari kumpulan tulisan para Kompasianer. Kebetulan beliau mengajakku berpartisipasi pada buku pertama berjudul 36Â Kompasianer Merajut Indonesia. Tulisanku yang dipilih Pak TS adalah Mencintai Indonesia Lewat Recehan sesuai tema ke-Indonesia-an yang diangkat.
Bersahabat dan Terus Menulis
Bukan hanya menulis dan berkomentar, Kompasiana juga membuka jalan bagi terjalinnya pertemanan/persahabatan antaranggotanya. Per hari ini ada 151 orang yang kuikuti dan 166 orang yang mengikutiku. Kompasiana juga memfasilitasi perjumpaan nyata dengan berbagai acara, seperti nangkring, workshop, Kompasianival, dan sebagainya.
Acara kumpul-kumpul pertama yang kuikuti (kalau tak salah) berkaitan dengan rencana juga acara peluncuran buku 36 Kompasianer Merajut Indonesia. Dari sanalah mulai ada Kompasianer yang kukenal secara nyata. Artikel Dengan Singkong Goreng Merajut Indonesia -- Antara Reportase dan Opinimengingatkan tentang hari perjumpaan kala pelaksanaan peluncuran buku di POEMCaffe (kawasan Blok M).
Setelah acara terkait penerbitan buku 36 Kompasianer Merajut Indonesia beberapa kali aku berkesempatan mengikuti acara Kompasiana. Mulai dari Nangkring, Seminar yang diadakan berbagai instansi, sampai Kompasianival. Ada dua Kompasianival yang sempat kuikuti keseruannya, yaitu Kompasianival 2014 di TMII dan Kompasianival 2015 La Piazza -- Gandaria City Mall. Selain acaranya yang sangat seru aku juga berkesempatan bertemu dan berelasi dengan banyak Kompasianer di dunia nyata.
Sayang aku tidak dapat selalu mengikuti acara yang digelar Kompasiana dan/atau komunitas dalam Kompasiana. Boleh dibilang sampai saat ini keaktifanku di dunia nyata masih sangat minim. Namun, berelasi dengan saling membaca dan mengapresiasi atau berkomentar pada tulisan sesama Kompasianer juga tak kalah seru. Ada kalanya terjadi juga perjumpaan di ruang-ruang media sosial, seperti facebook, twitter, atau Instagram.
Ada beberapa Kompasianer yang akhirnya menjadi karibku, tetapi jauh lebih banyak yang belum kukenal secara pribadi. Namun, aku percaya bahwa pada dasarnya semua Kompasianer memiliki niat baik dalam berbagi lewat tulisannya. Meskipun konon diketahui ada juga yang memanfaatkan Kompasiana untuk tujuan kurang baik.