Dini hari yang lalu, Pred menonton pertandingan sepak bola tim Juventus VS Manchester United. Entahlah kompetisi apa, tetapi sudah pasti pertandingan tersebut sangat seru! Pred adalah fans berat Tim MU. Jadi, meskipun sebenarnya amat sangat mengantuk dia tetap memaksakan diri untuk menonton siaran langsung pertandingan tersebut. Bapak, ibu, dan adiknya Joni sudah tidur, jadi Pred sendirian terkantuk-kantuk di depan televisi. Lalu, bagaimana hasil pertandingannya? Tim mana yang menang? Ah, tidak penting lagi! Ternyata, karena terlalu mengantuk, Pred benar-benar jatuh tertidur!
Pertandingan belum usai dan televisi masih menyala. Sayangnya, sepanjang tidur kaki Pred menendang ke sana kemari. Hingga suatu saat kakinya menendang dan menarik kabel-kabel yang sepertinya berserakan di ruang tersebut hingga terjadilah korsleting. Pred terbangun karena mencium bau hangus dan ruang sekitarnya sudah panas. Ya Tuhan! Ruang TV sudah dipenuhi api, rumahnya terbakar. Sontak Pred terlonjak dan berteriak-teriak. Pada dini hari itu, seluruh rumah dan lingkungan heboh oleh kebakaran di rumah Pred. Sirene mobil pemadam kebakaran memecah kesunyian dini hari itu. Pred menangis hebat. Bapak-Ibunya dan Pred berlari ke sana kemari berusaha menyelamatkan barang-barang. Pred berusaha menyelamatkan buku-buku pelajaran, alat tulis, seragam sekolah, sepatu, dsb. Namun sayang sekali, semuanya telah hangus terbakar. Pred menangis sejadi-jadinya menyesali kecerobohannya tersebut.
Tak bisa dimungkiri ada nestapa mendalam yang tertinggal dari bencana kebakaran yang melanda Kampung Lio pada 9 Agustus 2016 y.l. Harta benda ludes terbakar tak bersisa. Namun, melalui acara mendongeng GePPuK berharap peristiwa kebakaran yang merenggut sekitar 60 rumah bedeng tersebut masih menyisakan pelajaran berharga bagi anak-anak. Pelajaran tentang kewaspadaan, di antaranya “Waspada Bahaya Kebakaran” akibat korsleting listrik, kompor, ataupun sumber-sumber api lain. Selain tawa riang yang tak putus-putusnya berkat dongeng yang disampaikan secara atraktif, sesekali sekitar 40-an anak tersebut juga tampak manggut-manggut tanda memahami dan sepakat dengan gagasan penting akan kewaspadaan pada bahaya kebakaran. Edukasi lewat dongeng memang diyakini jauh lebih mengena dibandingkan bentuk ceramah yang cenderung membosankan.
Biarkan anak-anak tetap ceria
Karena mereka masa depan bangsa
Indonesia tercinta... M_E_R_D_E_K_A!!!
[@dwiklarasari]
Depok, 12 Agustus 2016
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H