Mohon tunggu...
Dwi Indah Fatmawati
Dwi Indah Fatmawati Mohon Tunggu... Guru - just me

Just an ordinary human

Selanjutnya

Tutup

Politik

Nasib Srilanka Pasca Ditinggal Kabur Presidennya

16 Juli 2022   15:36 Diperbarui: 16 Juli 2022   15:38 250
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Kabar tentang kaburnya presiden Srilanka beberapa hari yang lalu tentu banyak mengejutkan banyak orang, terutama kalangan awam seperti saya yang jarang sekali mengikuti berita tentang politik. Kaburnya presiden di tengah kabar porak porandanya perekonomian negara sungguh merupakan hal yang menjadi tanda tanya besar. Apa sebenarnya yang terjadi sehingga negara mengalami chaos dan ditinggal kabur presidennya sendiri ?

Banyak sumber berita yang menyatakan bahwa Srilanka mengalami krisis berkepanjangan akibat dari kesalahan pengelolaan negara, korupsi yang tinggi, serta tingginya angka inflasi yang kemudian menyebabkan negara tersebut berada dalam krisis ekonomi. Krisis semakin parah karena negara tidak dapat mengatur dan mengelola utang luar negeri yang diterima sehingga rasio devisa dan utangnya semakin tinggi.

Kebijakan-kebijakan yang dikeluarkan pemerintah Srilanka yang ternyata tidak berjalan efektif semakin menambah parah krisis yang dialami. Dikabarkan bahwa harga berbagai barang terutama minyak dan bahan pangan meningkat tajam bahkan menyentuh angka 50%. Penduduk Srilanka tidak tinggal diam saja dengan keadaan yang terjadi di negaranya. Mereka mengadakan aksi protes besar-besaran menuntut presiden dan pemerintahan mundur.

Di tengah semakin parahnya krisis yang terjadi, Presiden Srilanka yakni Gotabaya Rajapaksa justru memilih untuk menyelamatkan dirinya sendiri dan kabur ke Singapura. Sungguh keputusan yang tidak bijaksana. Di tengah kesusahan rakyatnya mendapatkan gas dan makanan, sang presiden justru memilih meninggalkan negara dan tinggal di negara lain.

Dalam jangka waktu 6 bulan ke depan, pemerintahan Srilanka akan sangat sulit bertahan jika tidak mendapatkan bantuan. Cadangan devisa negara yang hanya 375 Miliar Rupiah tidak akan mampu menopang kehidupan negara yang sedang berjalan menuju kebangkrutan tersebut.

Dilansir dari CNBC Indonesia, pemerintah Srilanka telah mengumumkan kondisi darurat nasional setelah beberapa jam presiden Rajapaksa meninggalkan Srilanka. Presiden Rajapaksa juga telah menunjuk Perdana Menteri Ranil Wickremesinghe sebagai penggantinya.

Nasib rakyat Srilanka semakin mengenaskan. 9 dari 10 keluarga harus melewatkan makan agar mereka dapat memperpanjang jatah makan mereka. Listrik telah berbulan-bulan padam, bahkan untuk mengantri gas saja, mereka harus bertahan dua hari dua malam. Rakyat Srilanka terancam akan kelaparan karena sedikitnya pasokan makanan yang tersedia, jika adapun harganya sudah jauh diatas langit sehingga tak mampu dibeli oleh rakyat kecil.

Sumbangan dari negara-negara lain serta persetujuan pendanaan pinjaman dari IMF akan menjadi harapan satu-satunya bagi negara Srilanka untuk dapat bertahan. Tetapi banyak pihak juga yang merasa sangsi, apakah pemerintahan baru Srilanka akan mampu untuk mengelola pinjaman dengan baik dan tidak menambah buruk krisis yang sudah terjadi.

Belajar dari keterpurukan Srilanka akibat salah pengelolaan utang luar negri maka kita sebagai warga masyarakat harus senantiasa berdoa dan dapat memilih pemimpin-pemimpin dan wakil rakyat yang amanah yang benar-benar ingin memajukan negara dan memakmurkan rakyat.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun