Indonesia memiliki beragam kesenian dan kebudayaan yang sudah termasyhur. Setiap pulau memiliki keunikan tersendiri terutama pada seni tradisional yang telah diwariskan secara turun temurun. Kekayaan ini sudah sepantasnya harus terus dijaga kelestariannya. Di Pulau Jawa, tepatnya di Dusun Klowoh, Desa Kwadungan, Kecamatan Kalikajar, Kabupaten Wonosobo terdapat kelompok tari yang bernama “Sinar Budaya”. Melihat adanya potensi pada kesenian tersebut, tim UNNES Giat 3 yang ditempatkan di Desa Kwadungan melakukan wawancara dengan salah satu anggota kelompok tari Sinar Budaya, yakni Hamid Syukron.
Sinar Budaya diambil dari kata “Sinar” dan “Budaya”. Sinar memiliki arti cahaya dan budaya berarti pola atau tata cara hidup manusia. Oleh karena itu, dapat disimpulkan sinar budaya bermakna cahaya yang menyinari kehidupan manusia untuk berpola pikir secara rasional.
Kelompok tari Sinar Budaya didirikan di Dusun Klowoh pada tanggal 1 Oktober 1973. Kelompok tari ini dirintis oleh Alm. Bapak Sugito. Berdasarkan hasil wawancara tersebut, sinar budaya berdiri atas inisiatif para sesepuh dahulu, tatkala ada pementasan HUT RI yang awalnya bukan tari topeng namun kesenian gambus. Seiring berkembangnya waktu, ternyata kesenian gambus tidak begitu disukai dan diminati penonton sehingga akhirnya diganti dengan kesenian tari lengger hingga saat ini.
Dalam pertunjukannya, kegiatan ini memerlukan berbagai perlengkapan, seperti gamelan, kostum dan rias. Gamelan yang digunakan terdiri dari demung pelog, demung slendro, saron pelog, saron slendro, bonang barung, bonang penerus, kempul, gong, kenong, kethuk, kendang, kendang jaipong, bendhe, drum, dan cymbal drum.
Kelompok tari Sinar Budaya mendalami berbagai macam tarian dan tembang Jawa, khususnya tarian Wonosobo. Jenis tarian dan tembang yang ditampilkan dalam kelompok tari Sinar Budaya, yaitu:
- Sulasih Sulanjono
Tarian ini menggambarkan seorang putri yang memiliki wibawa dan nilai spritual yang tinggi sebagai jalan kehadiran para dewa dewi, roh para leluhur serta dibukanya pintu bagi makhluk penjaga alam sekitar untuk hadir dalam hajatan pertunjukan.
- Kinayaan
Tembang ini menggambarkan sikap ramah dalam menyambut tamu-tamu kehormatan.
- Gunungsari
Tembang gunungsari adalah kenikmatan yang bergunung atau kenikmatan yang banyak.
- Jangkrik Genggong
Tembang ini berisi ajakan untuk berbuat kebaikan supaya hasilnya baik.
- Angger Denok
Parikan yang berisi harapan orang tua pada masa depan anaknya.
- Melik-melik
Tari melik-melik menggambarkan sebuah benda kecil yang berkilau dan berketip-ketip di tengah kegelapan (sebuah harapan dalam kegelapan).
- Sumyar
Tari sumyar menggambarkan figur yang berkarakter ceria, cerah, dan auranya bercahaya.
- Adu gones
Tembang ini menceritakan pesona perempuan yang memikat lawan jenis.
- Kebo giro
Secara harfiah tarian ini menggambarkan kerbau yang melonjak-lonjak, meraung-raung dan bertingkah.
- Gondhangkeli
Tembang ini diambil dari kata “Gondhang”, menggambarkan pohon gondhang yang hidup di pinggir sungai yang saat buahnya jatuh langsung hanyut (keli) mengikuti gelombang air naik turun menjauh, hingga tak terlihat. Irama gending ini mempunyai kekuatan untuk menghanyutkan perasaan pendengarnya .
- Kembang jagung
Metafor untuk menyebut kaum bangsawan atau kalangan pembesar.
- Sarindoro
Secara harfiah berarti kain sari milik para bendara. Secara konten isi, tembang ini terkait etika jawa berpakaian, bertindak dan bertutur.
- Rangsang tuban
Rangsang mengarah ke kata petarung dan penyerang sedangkan tuban menunjukkan nama tempat daerah yang ada di Jawa Timur.
- Sontoloyo
Sontoloyo merupakan julukan bagi penggembala bebek.
- Criping Kuning
Menggambarkan kekayaan agraris masyarakat Jawa. Di dalam tembangnya berisi petuah-petuah terkait religiositas, etika bertindak, dan kebersamaan.
- Gondosuli
Isi tembang memuat ajakan hidup rukun dalam kebersamaan masyarakat.
- Cao gletak
Tarian ini diambil dari kata “Cao”, berasal dari bahasa Jawa yang berarti minuman keras. Kata cao ini berkaitan dengan kata sebelumnya yakni gletak. Kedua kata tersebut memiliki hubungan sebab akibat. Setelah meminum cao, maka pemabuk ini akan jatuh tergeletak lalu bangkit lagi.
- Gothak-gathik
Tarian ini menggambarkan raksasa dengan gigi atas dan bawah bersentuhan atau gathik. Pesan parikan ini ditujukan kepada pekerja dan pengabdi negara agar mau bekerja keras dengan penuh kesungguhan disertai keikhlasan demi keluhuran dan kebesaran negara.
- Cakar kumbang
Tarian ini menggambarkan cakar kuku tajam dan runcing yang merujuk ke hewan kumbang macan hitam.
- Sutang walang
Tembang ini memuat kisah cinta yang bertepuk sebelah tangan dan kekecewaan dalam percintaan.
Seiring dengan perkembangan zaman, kelompok tari Sinar Budaya menjadi tontonan kesenian hiburan yang digunakan untuk memeriahkan acara seperti hajatan, merti dusun, dan festival HUT Wonosobo bahkan kelompok ini juga diundang untuk pentas di luar kota.
Kelompok tari Sinar Budaya memiliki beberapa media sosial diantaranya instagram @sinar_budaya, youtube channel dengan akun Sinar Budaya Klowoh dan tiktok @sinar_budaya. Media sosial tersebut menjadi sarana promosi dan upaya pelestarian kesenian.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H