Penulis: Dwi Kurniati (Mahasiswa KKN UIN Walisongo Semarang)
Pengolahan sampah anorganik masih menjadi salah satu masalah yang sulit dihadapi bagi lingkungan saat ini, terutama sampah plastik dan sampah kertas yang susah terurai serta mengandung bahan kimia berbahaya didalamnya. Menanggapi masalah tersebut, Dwi Kurniati, mahasiswa anggota  kelompok 41 KKN Reguler dari Rumah 77 UIN Walisongo Semarang termotivasi untuk melakukan pengolahan sampah anorganik dari kardus dan plastik menjadi kerajinan tangan yang mudah dibuat dan memiliki nilai jual.
Pada tanggal 13 dan 14 Oktober 2021, Dwi Kurniati melakukan pelatihan daur ulang sampah menjadi mahar uang dan bucket snack kepada pemudi dukuh Watu Penganten, Desa Cabean Kunti, Kecamatan Cepogo, kabupaten Boyolali. Pelatihan  dilakukan dengan tujuan meningkatkan keterampilan pemudi dukuh Watu Penganten dan memberikan kesadaran tentang pentingnya penanganan sampah yang tepat sehingga dapat menghasilkan produk dengan nilai guna tertentu.
Selama proses pelatihan para pemudi sangat antusias dan aktif mengikuti pelatihan sambil mempraktekkan hasil pelatihan sekaligus.
"Senang sekali ya, baik pelatihan mahar uang dan bucket snack sangat bermanfaat dan juga seru, keduanya mempunyai peluang penjualan dengan sasaran anak muda. Apalagi hasil dari pembuatan mahar uang boleh dibawa pulang, jadi makin semangat mengikutinya. Cara pembuatan pun juga tidak sulit, hanya butuh ketelatenan dan kreativitas" ujar Reni Sustiani salah satu pemudi peserta pelatihan.
Pelatihan pembuatan mahar uang dilakukan pada hari Rabu (13/10/2021), pada pembuatan ini dibutuhkan beberapa alat dan bahan diantaranya yaitu kertas, kardus, lem tembak, sedotan plastik, tisu, gunting dan selotip. Kertas dan kardus dipakai untuk membuat bingkai mahar, sedangkan alat dan bahan lainnya dipakai untuk membuat hiasan yang akan disusun. Sedangkan pelatihan pembuatan bucket dilaksanakan pada Kamis (14/10/2021) dengan peserta yang sama. Alat dan bahan yang dipakai hampir sama dengan pembuatan mahar uang, hanya ditambah dengan snack yang akan dipakai saja. Pada akhir kegiatan pelatihan peserta diperkenankan untuk membawa hasil kerajinan yang mereka buat sendiri.
