"Barangsiapa menyertakan Allah dalam setiap harapan dan niatnya, juga ketika ia menanam harapan itu dalam hati dan jiwa, pasti Allah akan mengabulkan apa yang ia minta." Oemar Mita.
Harapan adalah suatu asa atau sesuatu yang ingin kita wujudkan. Harapan akan membuat kita terpacu dan termotivasi untuk melakukan suatu hal. Maka dari itu kita harus selalu memiliki harapan. Ketika kita punya harapan dan tekat yang kuat, pasti seluruh pikiran dan tubuh ini akan terkonsentrasi mewujudkan semua apa yang kita harapkan.
Kalau hidup kita tidak memiliki harapan, maka kehidupan itu tidak ada yang menarik. Paling ritme kehidupan kita hanya seputar makan, tidur, buang hajat, dan melamun saja. Jika sekarang ini kita belum memiliki harapan, mari kita buat list harapan yang ingin kita capai supaya ketika harapan itu terwujud, kita tahu betapa besarnya pertolongan Allah dan itu akan membuat kita selalu kuat dalam menggapai harapan.
Hadirkan Allah dalam kehidupan kita, maka Allah yang akan melapangkan hati, melapangkan dada kita dalam menghadapi segala problematika. Sebenarnya yang perlu kita khawatirkan bukanlah problematikanya, akan tetapi hati kita yang sempit dalam menghadapi setiap problematika.
Setelah memberikan kelapangan, Allah akan memberikan rasa cukup bagi kita. Rasa cukup ini yang "mahal" harganya. Berapapun rezeki yang kita peroleh -dalam segala bentuknya- kita akan merasa tenang jika merasa cukup. Yang kaya belum tentu cukup, dan yang miskin belum tentu kurang. Dan rasa cukup ini merupakan hak prerogatif Allah. Allah yang memberikan rasa cukup dalam dada manusia. Â
Allah memberikan keberkahan dengan melapangkan hati dan memberi kecukupan, disitulah Allah sedang memberikan rasa cinta-Nya. Kalau Allah sudah cinta kepada seorang hamba, maka pasti Allah akan memberikan pertolongan-pertolongan-Nya. Dan tentu saja pertolongan dari Allah jauh lebih besar dari apapun masalah yang menjumpai kita. Ujian orang beriman itu berat, tetapi pertolongan Allah jauh lebih besar dibandingkan dengan ujian-ujian itu sendiri.
Sebuah kecukupan, kelapangan dan pertolongan Allah tidak bisa dengan mudah dipahami seperti sebuah teori yang dituliskan di atas kertas. Tetapi ia hanya bisa dipahami oleh hati yang sudah merasa tenang dengan keimanan.
Para ulama menjelaskan makna dari firman Allah 'ala bidzikrillahi tathmainnul qulub, bukan hanya semata-mata dengan berdzikir saja, tetapi dengan menghadirkan Allah dalam kehidupan kita setiap saat setiap waktu.
Kita bisa melihat contoh dari negara Palestina saat ini. Palestina yang sampai sekarang ini masih terjajah dengan kondisi ekonomi yang porak poranda, sandang, pangan, dan papan yang tidak cukup terpenuhi. Bahkan nyawa pun terus diintai oleh bangsa Yahudi. Bisa jadi pagi masih hidup siang sudah syahid. Tetapi mereka masih juga bisa tersenyum di tengah tekanan-tekanan yang mereka hadapi.
Mengapa bisa demikian? Karena bagi mereka masalah yang datang bukan merupakan masalah. Hati mereka lebih lapang dari masalah yang mereka hadapi. Allah memberi kecukupan bagi mereka. Dia telah memberikan pertolongan dan cinta-Nya yang lebih besar dalam kehidupan mereka.