Di zaman digital sekarang ini, semuanya bisa berubah dengan cepat karena arus informasi yang begitu cepat. Dalam hal marketing juga mengalami perubahan yang fantastis mengikuti arus perkembangan zaman.
Kalau dulu marketing hanya dilakukan secara tradisional melalui pertemuan penjual dan pembeli, sekarang cara tersebut sudah mulai ditinggalkan banyak orang. Pesatnya perkembangan teknologi seperti adanya fb, ig, wa, twitter, website dan lain sebagainya membuat para pedagang mempunyai banyak pilihan untuk memasarkan produknya.
Keunggulan yang lain dari perkembangan teknologi adalah produk akan lebih dikenal luas oleh khalayak  dan lebih mempercepat closing serta omzet bisa menjadi berlipat-lipat. Bahkan produk bisa di pasarkan sampai ke luar negeri. Dengan catatan kita bisa mengemas iklan dengan baik.
Baca juga : Cara Mendapatkan Customer Satisfied
Dalam memasarkan produk secara online, kita harus mengemas iklan secara menarik. Misalnya saja dengan foto yang bagus dan cerita yang bisa menarik pembeli. Menurut Mas Saptuari Sugiharto, dari sebuah penelitian 93% orang memutuskan belanja dengan hanya melihat gambar.
Orang hanya mengingat 10% saja iklan dengan menggunakan kata-kata, tapi bisa meningkat menjadi 65% ketika menampilkan gambar/foto yang menarik. Otak manusia memproses bahasa visual hingga 90%, memproses visual 60.000 lebih cepat dibandingkan dengan text.
Dikutip dari Majalah Trubus edisi Agustus 2021/LII, dengan marketing secara online, pandemi korona seolah bukan menjadi hambatan untuk memasok produk ke berbagai penjuru Indonesia maupun ke mancanegara. Salah satu siasat untuk meningkatkan nilai suatu produk adalah dengan memperhatikan packing produk dan mengemas cerita dibalik produk.
Di masa sekarang ini, para produsen harus pandai-pandai mengemas "cerita" atau narasi pada suatu produk. Narasi yang dibangun bisa berupa kekhasan budidaya, proses pasca panen, hingga lingkungan atau tradisi masyarakat setempat.
Kopi luwak pun bisa berharga fantastis Rp 1 juta per 100 gram atau bisa mencapai Rp 250 ribu percangkir berkat narasi yang dibangun dari segi keunikan proses. Ubi Cilembu yang terkenal dengan ubi madu juga memiliki nilai jual yang tinggi berkat cerita keunikan lingkungan tempat tumbuh yang bisa menjadikan ubi cilembu berbeda dengan ubi yang lain.
Pada satu jenis komoditas misalnya kopi, kopi Gayo Sumatera akan berbeda dengan kopi Amungme dari Papua dan akan jauh berbeda lagi dengan kopi Lanang dari Temanggung. Meski sama-sama merupakan komoditas kopi tetapi tidak bisa dibandingkan karena tiap produk punya cerita masing-masing.
Indonesia mempunyai keunggulan dengan banyaknya produk dengan kekhasan di tiap daerah. Ada banyak pilihan produk dari Indonesia yang bisa dipilih konsumen domestik maupun mancanegara. Menceritakan produk dengan pendekatan budaya dan lingkungan merupakan salah satu kelebihan produk hasil bumi di Indonesia.
Kita bisa mencontoh perkebunan teh di Taiwan yang juga menggunakan story telling pada marketingnya. Di Taiwan, produsen teh memberikan cerita tentang pengolahan tehnya. Misalnya mereka memetik sebelum matahari terbit, dan menggunakan teknologi pengeringan khusus.
Produk Indonesia harusnya bisa bersaing dengan produk serupa dari mancanegara, sebab Indonesia adalah negara kepulauan dimana terdapat bermacam-macam kultur budaya yang menjadi ciri khas masing-masing daerah.
Awali pagimu dengan secangkir kopi....
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H