Mohon tunggu...
Dwi Hari Astuti
Dwi Hari Astuti Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa PLS UNNES 2020

Always be positive thinking

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Trauma #Part 2, Kejadian

13 November 2020   22:45 Diperbarui: 13 November 2020   22:49 31
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

PART II

            Temanku jatuh terlempar kedepan motor yang aku tumpangi hingga kaca mobil belakang yang ada di depannya pun pecah. Sedangkan aku sendiri jatuh ketempat yang mungkin biasanya sudah tidak ada harapan lagi untuk hidup, kata semua orang di situ. Lalu aku bangkit, saat berusaha bangkit aku melihat rok seragam sekolahku yang aku kenakan saat itu penuh dengan darah. Aku kaget melihatnya, darah dari mana yang ada pada rok yang aku pakai saat itu?. Aku sama sekali tidak merasakan sakit pada bagian tubuhku kecuali pada tanganku yang aku buat tumpuan saat jatuh, namun tanganku tidak sampai berdarah, tapi kenapa ada darah di rokku? Apa kakiku terluka tapi aku matirasa?. Ahh.. aku fokus bangkit untuk berjalan menepi. Disusul dengan temanku yang saat itu tidak berdaya dan tidak ingat apa-apa. Dalam hati berkata, kakiku terasa baik-baik saja dan bisa bergerak dengan normal, darah dari mana di rok ku itu?

            " Mba itu ada kaca!!! " salah satu orang disana meneriakiku, aku yang saat itu sangat kebingungan menghiraukan perkataan itu. Ketika satu orang lagi berteriak padaku " Mba ada kaca di pipimu!!! " sontak aku memegang pipiku, aku melihat banyak sekali darah pada tanganku. Kemudian aku melihat jilbab putihku,bercak-bercak darah yang sama seperti dirokku tapi lebih sedikit, karena mungkin saat itu aku jatuh kemudian menunduk pada rokku lama.

            Dalam hati berkata " Ini kenapa kok pipiku bisa berdarah, aku tidak merasa pipiku jatuh kena jalan. Ha kaca? dari mana kaca itu bisa kepipiku" Aku belum menyadarinya saat itu penyebab ada luka di pipiku. " Mba kaca itu harus diambil dari pipi mba, nanti bahaya kalo ngga segera diambil. Mungkin ada operasi kecil untuk mengambilnya." Salah satu orang disitu memberi tahuku lagi. Astaga kenapa bisa begini, aku gasuka kalo berurusan dengan rumah sakit. Operasi? Dijahit? Nginep di rumahsakit? Bukan aku banget!!! Apa iya harus dioprasi?

Yang terpenting ..

#nextpart3..

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun