Imbasnya, para pengusaha Amerika yang sekian lama mengimpor produk-produk dari Indonesia semakin yakin, bahwa fasilitas GSP yang menunjang usaha mereka, memang diperlukan. Mereka mendesak, agar pemerintah Amerika tidak mencabut fasilitas itu dari Indonesia. Sebab Indonesia adalah negara potensial untuk perdagangan mereka, dan tak boleh diremehkan.
Mendag Enggar telah meyakinkan mereka bahwa hubungan perdagangan antara Indonesia dengan Amerika dapat diperkuat, semua pihak dapat saling menguntungkan, bila fasilitas GSP tetap diberikan. Tak terkecuali dengan United States Secretary of Commerce, Wilbur Ross. Kepadanya, Mendag Enggar menyakinkan bahwa perdagangan Indonesia dan Amerika harus ditingkatkan hingga USD50 miliar. Impresi bahwa pengusaha Indonesia sangat mampu untuk meningkatkan bisnisnya, telah berhasil dibangun Mendag ENggar
Demikian pula terhadap Boeing. Perusahaan tersebut banyak menggunakan baja dari Indonesia. Apalagi, salah satu maskapai Indonesia pun tengah berbisnis dengan Boeing dengan nilai yang tak sedikit. Mendag Enggar sukses menggandeng Boeing untuk meyakinkan USTR dan United States Secretary of Commerce, Wilbur Ross, bahwa fasilitas GSP bakal menguntungkan tak hanya Indonesia saja, melainkan juga Amerika.
Lantas bagaimana hasil dari seluruh pertemuan itu? Para pengusaha Amerika sepakat untuk mendukung sekaligus meningkatkan perdagangan dengan Indonesia. USTR bahkan bersedia meninjau ulang rencana penaikan bea masuk untuk baja dan alumunium bila produk kita terbukti spesifik dan tak diproduksi di Amerika.
Jurus-jurus Mendag Enggar untuk melobi USTR patut diacungi jempol. Tanpa meminta secara gamblang, dia meyakinkan pengusaha Amerika untuk mendukung Indonesia dan meyakinkan USTR agar tetap memberikan fasilitas GSP untuk eksportir Indonesia.
Salut!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H