Mohon tunggu...
Dwi Faais Tsalsa A.
Dwi Faais Tsalsa A. Mohon Tunggu... Mahasiswa - Female,18

Lakukan apa yang kamu cintai, cintai apa yang kamu lakukan.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Moderasi Beragama di Tengah Keberagaman Bangsa

10 Desember 2021   10:35 Diperbarui: 10 Desember 2021   10:40 255
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Moderasi adalah sebuah kata yang diambil dari kata moderat. Moderat merupakan kata sifat, yang berasal dari kata moderation, yang bermakna tidak berlebih-lebihan, sedang atau pertengahan. Jadi, ketika kata moderasi disandingkan dengan kata beragama, maka istilah tersebut menjadi moderasi beragama yang artinya merujuk pada pengurangan kekerasan atau penghindaran sikap ekstrim dalam praktik keagamaan.

Keanekaragaman budaya, agama, suku, dan bahasa di Indonesia menunjukkan bahwa Indonesia merupakan salah satu negara dengan masyarakat multikultural. Keberagaman ini dapat menjadi "kekuatan terpadu" yang mengikat masyarakat, tetapi juga dapat menjadi penyebab konflik antar budaya, ras, suku, agama, dan nilai dalam kehidupan. Untuk menangani isu-isu seperti konflik yang disebabkan oleh keragaman, kita harus mewujudkan perdamaian, keamanan, dan persatuan. Untuk itu, kita perlu menemukan strategi yang tepat, dan strategi yang paling tepat adalah "moderasi beragama".

Moderasi beragama merupakan jalan tengah di tengah keragaman agama di Indonesia. Dalam menyikapi keberagaman, moderasi beragama sangat mementingkan toleransi dan saling menghormati untuk menciptakan kerukunan. Kerukunan dapat diciptakan dengan meningkatkan pemahaman dan kesadaran akan pentingnya moderasi beragama. Pemahaman dan pengakuan akan pentingnya moderasi beragama harus dilakukan oleh seluruh warga negara Indonesia.

Moderasi beragama erat kaitannya dengan menjaga rasa persatuan dengan memiliki sikap toleran atau toleran. Nenek moyang telah mengajarkan kita untuk memahami satu sama lain secara berbeda dari kita. Toleransi di sini berarti mu'amalah (interaksi sosial), jadi ada batasan-batasan bersama yang boleh dilanggar atau tidak. Inilah inti dari toleransi, memungkinkan masing-masing pihak untuk mengendalikan diri dan memberikan tempat untuk saling menghormati tanpa diganggu atau diancam oleh keyakinan atau haknya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun