"Bu, tahu nggak, tadi saya mengajar di kelas A, saya tanya sama anak-anak, Â siapa nama bapak/ayah nya anak-anak, nggak ada yang tahu bu, kecuali anak ibu." Kata bu guru saat bertemu saya ketika saya menjemput anak saya.
"Oh, ya bu...alhamdulillah..." jawab saya.
Ibu guru masih saja terheran-heran dan menjelaskan kepada saya, kok bisa ya, mereka tidak tahu nama ayahnya.
"Ada yang jawab : ayah, bapak, papah, abi, tapi nggak tahu nama ayahnya." lanjut bu guru.
"Mungkin orang tua mereka lupa bu, belum ngasih tahu siapa nama ayahnya" jawab saya sambil tersenyum.
Yach....itulah sepenggal cerita yang pernah saya alami dulu waktu anak saya masih duduk di kelas TK A.
Peristiwa itu sangat menggelitik dan mengusik hati saya. Iya ya, kok sampe pada nggak tahu nama ayahnya.
Ternyata beberapa saat setelah kejadian itu, saya menemukan jawabannya, ketika saya melihat ada beberapa orang tua dari anak-anak seusia anak saya (5-6 tahun), mengantar anaknya ke tempat kursus/les calistung. Â Sayapun pernah menyaksikan orang tua mengantar anaknya les ini dan itu yang membuat anak merasa tertekan dengan seabreg kegiatan yang mungkin itu semua adalah kemauan orang tuanya.Â
Sampai-sampai mereka lupa mengajarkan hal-hal kecil seperti memberitahu dan mengenalkan nama orang tua kepada anaknya. Padahal ini sangat penting untuk bekal  anak dan sangat berpengaruh pada perkembangan kognitif anak.Â
Ajarkan anak untuk mengenal identitas dirinya sejak balita, meskipun anak belum pandai merangkai atau menyusun sebuah kalimat, meskipun anak baru bisa berbicara sepatah dua patah kata, paling tidak kita bisa mengajarkan identitas diri  anak secara sederhana.
 Mengenalkan nama lengkap anak, nama orang tuanya, nama kakak dan adiknya, nama kakek dan neneknya, alamat rumah dan sebagainya.
Itu semua bisa diajarkan sambil bernyanyi atau main tebak-tebakan tidak harus dengan belajar formal seperti di kelas. Karena dunia anak adalah dunia bermain. Jadi kita bisa mengajarkan hal-hal tersebut di atas dengan suasana menyenangkan.
Jangan bangga dulu jika anak kita yang masih kecil sudah bisa membaca, menulis ataupun berhitung. Dan jangan bingung juga kalo anak kita belum bisa membaca, menulis dan berhitung. Karena pada saatnya nanti seiring dengan berjalannya waktu anak akan berlatih calistung di usia Sekolah Dasar nya sehingga bisa membaca, menulis dan berhitung dengan lancar.
Lebih baik ajarkan hal-hal sederhana dulu seperti mengenalkan identitas diri sejak dini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H