Mohon tunggu...
Dwi Prio Setyawan SP
Dwi Prio Setyawan SP Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Magister Agribisnis/ Direktorat Pascasarjana/ Universitas Muhammadiyah Malang

Ini bukan mimpi, ini kenyataan saya

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Perkembangan Produk UMKM di Probolinggo

1 Februari 2022   10:43 Diperbarui: 1 Februari 2022   10:47 316
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Pendahuluan

Pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah ( UMKM ) adalah roda penggerak perekonomian Indonesia. Ketika berdiskusi tentang bisnis serta ekonomi, terlebih tentang dunia usaha terkadang kita dihadapkan pada satu sebutan yang sangat berfungsi terhadap perekonomian adalah UMKM (Priharto, 2020). Dari namanya UMKM mempunyai kepanjangan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM), tetapi jangan salah sang kecil ini mempunyai donasi yang sangat besar serta krusial untuk perekonomian Indonesia secara makro. Departemen Koperasi serta UKM RI memberikan data kalau secara jumlah unit, UMKM mempunyai pangsa berkisar 99, 99% (62. 9 juta unit) dari total totalitas pelaksana usaha di Indonesia (2017), sedangkan usaha besar cuma sebanyak 0,01% ataupun kurang lebih 5400 unit. Usaha Mikro menyerap berkisar 107, 2 juta tenaga kerja (89, 2%), Usaha Kecil 5,7 juta (4,74%), serta Usaha Menengah 3, 73 juta ( 3, 11%). Sedangkan Usaha Besar menyerap kurang lebih 3, 58 juta jiwa. Maksudnya secara keseluruhan UMKM menyerap kurang lebih 97% tenaga kerja nasional, sedangkan Usaha Besar hanya mencapai 3% dari total tenaga kerja nasional (Haryanti &Hidayah, 2018).

Awal kontribusinya yang cukup baik terhadap perekonomian nasional ternyata UMKM tergolong jenis usaha marjinal, karena masih terdapatnya permasalahan mendasar sehingga menghambat perkembangan UMKM tersebut, diantaranya adalah penggunaan teknologi yang relatif sederhana, tingkat modal yang rendah, akses terhadap kredit yang rendah, serta cenderung berorientasi pada pasar lokal (Kurniawan & Fauziah, 2015). Pelaku Usaha Mikro Kecil serta Menengah (UMKM) saat ini, baik di bagian usaha jasa ataupun pembuatan hadapi bermacam- macam tantangan berat dalam keadaan pandemic Covid- 19 yang sudah berlangsung semenjak 3 bulan terakhir. Tantangan yang sangat banyak dialami oleh pelaku UMKM adalah terdapatnya penurunan omzet yang signifikan, sepinya pelanggan, kesusahan memperoleh bahan baku, serta hambatan pemasaran produk karena terdapatnya Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) yang dilaksanakan di sebagian besar daerah Indonesia. Saat ini pelaku UMKM dihadapkan pada masa tatanan baru serta kenormalan baru ataupun lebih diketahui dengan istilah New Normal yang diisyarati dengan dibukanya kembali kegiatan keseharian warga dengan dengan tetap memepertahankan protokol kesehatan dari penyebaran pandemi Covid- 19 (Narto & HM, 2020).

Untuk lingkup Kabupaten/ Kota yang memiliki kewenangan dalam pengembangan UMKM, memerlukan rumusan kebijakan yang lebih kondusif, koordinatif dan terintegrasi. Usaha mikro adalah badan usaha perorangan yang memiliki kriteria sesuai Undang-Undang (UU) Nomor 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah ( UMKM ), yaitu memiliki aset atau kekayaan bersih hingga Rp 50 juta, tidak termasuk tanah atau bangunan tempat usaha dan omzet penjualan tahunan hingga Rp 300 juta. Sementara, berdasarkan perkembangannya, usaha mikro diklasifikan menjadi dua, yaitu : (1) Livelihood, yakni usaha mikro yang sifatnya untuk mencari nafkah semata. Jenis usaha mikro yang satu ini dikenal luas sebagai sektor informal. Contohnya, pedagang kaki lima dan (2) Mikro, yakni usaha mikro yang sudah cukup berkembang, namun memiliki sifat kewirausahaan dan belum bisa menerima perkerjaan sub kontraktor serta belum bisa melakukan kegiatan ekspor (Undang-Undang Republik Indonesia, 2008).

Berdasarkan penjelasan di atas mempunyai tujuan mengidentifikasi permasalahan produk Usaha Mikro Kecil dan Menengah ( UMKM ) yang ada di Probolinggo dan selanjutnya rumusan kebijakan alternatif yang dapat dilakukan pemerintah daerah sebagai rekomendasi dalam upaya meningkatkan pemasaran UMKM di Probolinggo. Dengan adanya kebijakan dari pemerintah daerah dapat mendoronng pertumbuhan ekonomi sektoral daerah melalui strategi pemasaran produk- produk UMKM yang banyak mengusung potensi dan produk unggulan daerah setempat dengan kekhasan dan keunikan tersendiri.

Diskusi

1. Hasil Analisis Data Usaha Mikro Kecil dan Menengah ( UMKM )
a) Karakteristik Jenis Usaha Mikro Kecil dan Menengah ( UMKM )

               Berdasarkan hasil survey diperoleh data bahwa karakteristik data UMKM di

Probolinggo dibagi menjadi beberapa kelompok usaha, yakni aneka industri, bahan dasar sembako, kerajinan, makanan dan minuman, pertanian, dan tekstil. Karakteristik jenis UMKM menentukan keberhasilan usaha tersebut dijalankan. Sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh (Safitri &Khasan Setiaji, 2018) mengungkapkan bahwa karakteristik wirausaha mempengaruhi perkembangan usahanya, selain itu faktor modal juga menentukan perkembangan UMKM yang dijalankan.

b) Sumber Produksi atau Modal Usaha Mikro Kecil dan Menengah ( UMKM )

               Sumber produksi UMKM di Probolinggo memiliki jenis yang beragam, namun yang terbanyak adalah dana pribadi. Hal ini dikarenakan sebagian pelaku usaha merasa penggunaan bank terlalu rumit. Hasil survey dan analisis tersebut didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh (Safanah, 2018) menyatakan bahwa sebagaian besar UMKM memiliki sumber modal berasal dari modal sendiri dan utang dari lembaga formal maupun non-formal. Tetapi permasalahannya adalah UMKM ini memiliki pencatatan keuangan yang belum terlalu baik dan rinci sehingga dapat mengancam usaha yang mareka jalankan.

c) Karaktertistik Sistem Pemasaran

               Para pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah ( UMKM ) memiliki tantangan besar dalam menjalankan usahanya yaitu adanya pemanfaatan IT, karena penggunaan IT dapat meningkatkan transformasi bisnis melalui kecepatan, ketepatan dan efisiensi pertukaran informasi dalam jumlah besar (Akhmad, 2015). Namun di Probolinggo sistem pemasaran UMKM mayoritas dilakukan secara manual sebanyak 73% dan hanya sebanyak 6,67% yang menggunakan media online. Hasil penjualan UMKM di Probolinggo dipasarkan mulai dari Probolinggo (72%), Jawa Timur (17%), dan Nasional (11%). Tingkat kemitraan pada UMKM di Probolinggo dilakukan secara individu, yakni sebesar 78,10%. Sedangkan untuk kemitraan, hanya 21,90%. Kemitraan terbanyak terdapat pada jenis makanan dan minuman, yakni 12,38%, UMKM di Probolinggo mengalami gangguan akibat adanya wabah covid-19. Sebanyak 81% mengalami penurunan pendapatan dan omset, sedangkan yang lain mengalami gangguan bahan baku dan proses distribusi. Namun, terdapat 17% masih dapat bertahan dengan penjualan yang stabil. Sektor yang paling terdampak adalah sektor industri wisata yang menyebabkan efek domino terhadap penurunan usaha lainnya yaitu UMKM makanan dan minuman, usaha kerajinan, dan usaha lainnya yang terakit pariwisata.

d) Karakteristik terkait Kebijakan Pemerintah

               Sebanyak 80% pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah ( UMKM ) di Probolinggo tidak mengetahui kebijakan pemerintah terkait usahanya. Namun, terdapat 18,10% pelaku usaha yang mengetahui kebijakan tersebut. Hal ini dapat dikarenakan kurangnya sosialisasi pemerintah terkait sosialisasi pengetahuan kebijakan pemerintah dalam pengembangan UMKM.

2. Hasil Analisis Kebijakan Terkait.
               Tujuan tahapan analisis ini untuk mendekonstruksi tulisan yang ada. Selain itu sebagai pengenalan pola untuk mengidentifikasi pola yang serupa dari informasi yang bersifat acak. Tujuannya mengklasifikasikan secara umum konsep yang ada dan kemudian melihat kemiripan pola secara lebih detail.

3. Hasil Analisis Potensi dan Permasalahan

               Berdasarkan hasil survey yang dilakukan dilapangan didapatkan banyak Usaha Mikro Kecil dan Menengah ( UMKM ) yang potensial untuk dikembangkan. Berbagai bidang UMKM seperti perdagangan, pengrajin kayu, pembuat tahu tempe, batik sampai dengan usaha pengolahan makanan dan minuman. Tentunya dalam pengembangan produk UMKM perlu diimbangi dengan strategi pemasaran produk dan meminimalisir permasalahan-permasalahan yang muncul. Permasalahan dan kendala tersebut yaitu;
a) Sumber Daya Manusia/ SDM
               Salah satu permasalahan yang menjadi hambatan dalam mengembangkan Usaha Mikro Kecil dan Menengah ( UMKM ) di Probolinggo adalah masih minimnya kualitas Sumber Daya Manusia dan kurangnya SDM.

b) Modal Usaha
               Berdasarkan hasil survei menggambarkan sebagian besar mereka kekurangan modal usaha. Akibatnya walaupun mempunyai rencana yang matang tetapi akses permodalan yang kurang maka pengembangan usaha menjadi terhambat
c) Bahan Baku Produksi
               Keterbatasan bahan baku dan input- input lain juga sering menjadi salah satu
masalah serius bagi pertumbuhan output atau kelangsungan produksi bagi produk Usaha Mikro Kecil dan Menengah ( UMKM ) di Probolinggo. Kendala lain seperti harga yang tidak stabil, bahan baku yang kadang sulit didapat dan kualitas yang kurang baik.

d) Pemasaran Hasil Usaha
               Salah satu aspek yang terkait dengan masalah pemasaran yang umum dihadapi oleh UMKM adalah tekanan- tekanan persaingan, baik dipasar domestik dari produk-produk yang serupa buatan pengusaha-pengusaha besar dan impor. Selain itu kendala pada sistem pemasarannya Usaha Mikro Kecil dan Menengah ( UMKM ) di Probolinggo adalah menggunakan manual. Sedikit yang sudah menggunakan media online maupun keduanya.
e) Promosi Kegiatan
               Berdasarkan survei yang dilakukan minimnya media promosi yang dilakukan secara online produk yang dihasilkan. Oleh karena itu perlu adanya peningkatan media promosi. Kegiatan dari manual menuju online baik menggunakan sosial media atau yang lain
f) Keterbatasan Teknologi
               Keterbelakangan teknologi ini tidak hanya membuat rendahnya jumlah produksi dan efisiensi di dalam proses produksi, tetapi juga rendahnya kualitas produk yang dibuat serta kesanggupan bagi Usaha Mikro Kecil dan Menengah ( UMKM ) di Probolinggo.

g) Keikutsertaan Pelatihan
               Berdasarkan hasil survei yang dilakukan didapatkan bahwa masih banyak Usaha Mikro Kecil dan Menengah ( UMKM ) yang tidak mengikuti pelatihan yang diadakan dinas terkait atau instansi. Adapun faktor- faktor dari pengusaha UMKM tidak mengikuti pelatihan dapat disebabkan oleh faktor ketidaktahuan terkait adanya pelaksanaan pelatihan dan kurang kontinyu program dan pelatihan yang diberikan.

h) Sistem Perijinan
               Hasil survei didapatkan secara umum para pengusaha Usaha Mikro Kecil dan Menengah ( UMKM ) belum mengetahui tata cara dan sistem perijinan serta kendala pengajuan perijinan kegiatan UMKM.

 

4. Rencana Pemasaran Produk Usaha Mikro Kecil dan Menengah ( UMKM ) di Probolinggo

               Terbagi menjadi enam aspek sebagai berikut;
a) Aspek Sumber Daya Manusia yakni peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia

b) Aspek Modal yakni menjelaskan terkait upaya untuk mengatasi modal, baik modal keuangan dan modal bahan baku yang digunakan untuk menjalankan kegiatan Usaha Mikro Kecil dan Menengah ( UMKM ).

c) Aspek Bahan yakni mengembangkan kemudahan untuk mendapatkan bahan. Kegiatan aspek ini salah satunya berupa kemitraan bahan baku antar pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM).

d) Aspek Pasar yakni peningkatan penggunaan media online untuk pemasaran hasil usaha dan oleh oleh berbasis Usaha Mikro Kecil dan Menengah ( UMKM ).

e) Aspek Metode yakni meningkatkan kerjasama antar stake holder. Kerjasama ini dilakukan antara pemerintah, pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah ( UMKM ), akademisi, dan praktisi lembaga swasta atau perusahaan.

f) Aspek Alat yakni yang bertujuan untuk meningkatkan fungsi sarana prasarana yang aplikatif dan memudahkan pelaksanaan usaha, memberikan apresiasi ataupun sanksi terhadap pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah ( UMKM ) sesuai dengan kegiatannya, dan mengoptimalkan legalitas hukum untuk menjamin keberlangsungan Usaha Mikro Kecil dan Menengah ( UMKM ) di Probolinggo.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun