c) Karaktertistik Sistem Pemasaran
        Para pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah ( UMKM ) memiliki tantangan besar dalam menjalankan usahanya yaitu adanya pemanfaatan IT, karena penggunaan IT dapat meningkatkan transformasi bisnis melalui kecepatan, ketepatan dan efisiensi pertukaran informasi dalam jumlah besar (Akhmad, 2015). Namun di Probolinggo sistem pemasaran UMKM mayoritas dilakukan secara manual sebanyak 73% dan hanya sebanyak 6,67% yang menggunakan media online. Hasil penjualan UMKM di Probolinggo dipasarkan mulai dari Probolinggo (72%), Jawa Timur (17%), dan Nasional (11%). Tingkat kemitraan pada UMKM di Probolinggo dilakukan secara individu, yakni sebesar 78,10%. Sedangkan untuk kemitraan, hanya 21,90%. Kemitraan terbanyak terdapat pada jenis makanan dan minuman, yakni 12,38%, UMKM di Probolinggo mengalami gangguan akibat adanya wabah covid-19. Sebanyak 81% mengalami penurunan pendapatan dan omset, sedangkan yang lain mengalami gangguan bahan baku dan proses distribusi. Namun, terdapat 17% masih dapat bertahan dengan penjualan yang stabil. Sektor yang paling terdampak adalah sektor industri wisata yang menyebabkan efek domino terhadap penurunan usaha lainnya yaitu UMKM makanan dan minuman, usaha kerajinan, dan usaha lainnya yang terakit pariwisata.
d) Karakteristik terkait Kebijakan Pemerintah
        Sebanyak 80% pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah ( UMKM ) di Probolinggo tidak mengetahui kebijakan pemerintah terkait usahanya. Namun, terdapat 18,10% pelaku usaha yang mengetahui kebijakan tersebut. Hal ini dapat dikarenakan kurangnya sosialisasi pemerintah terkait sosialisasi pengetahuan kebijakan pemerintah dalam pengembangan UMKM.
2. Hasil Analisis Kebijakan Terkait.
        Tujuan tahapan analisis ini untuk mendekonstruksi tulisan yang ada. Selain itu sebagai pengenalan pola untuk mengidentifikasi pola yang serupa dari informasi yang bersifat acak. Tujuannya mengklasifikasikan secara umum konsep yang ada dan kemudian melihat kemiripan pola secara lebih detail.
3. Hasil Analisis Potensi dan Permasalahan
        Berdasarkan hasil survey yang dilakukan dilapangan didapatkan banyak Usaha Mikro Kecil dan Menengah ( UMKM ) yang potensial untuk dikembangkan. Berbagai bidang UMKM seperti perdagangan, pengrajin kayu, pembuat tahu tempe, batik sampai dengan usaha pengolahan makanan dan minuman. Tentunya dalam pengembangan produk UMKM perlu diimbangi dengan strategi pemasaran produk dan meminimalisir permasalahan-permasalahan yang muncul. Permasalahan dan kendala tersebut yaitu;
a) Sumber Daya Manusia/ SDM
        Salah satu permasalahan yang menjadi hambatan dalam mengembangkan Usaha Mikro Kecil dan Menengah ( UMKM ) di Probolinggo adalah masih minimnya kualitas Sumber Daya Manusia dan kurangnya SDM.
b) Modal Usaha
        Berdasarkan hasil survei menggambarkan sebagian besar mereka kekurangan modal usaha. Akibatnya walaupun mempunyai rencana yang matang tetapi akses permodalan yang kurang maka pengembangan usaha menjadi terhambat
c) Bahan Baku Produksi
        Keterbatasan bahan baku dan input- input lain juga sering menjadi salah satu
masalah serius bagi pertumbuhan output atau kelangsungan produksi bagi produk Usaha Mikro Kecil dan Menengah ( UMKM ) di Probolinggo. Kendala lain seperti harga yang tidak stabil, bahan baku yang kadang sulit didapat dan kualitas yang kurang baik.
d) Pemasaran Hasil Usaha
        Salah satu aspek yang terkait dengan masalah pemasaran yang umum dihadapi oleh UMKM adalah tekanan- tekanan persaingan, baik dipasar domestik dari produk-produk yang serupa buatan pengusaha-pengusaha besar dan impor. Selain itu kendala pada sistem pemasarannya Usaha Mikro Kecil dan Menengah ( UMKM ) di Probolinggo adalah menggunakan manual. Sedikit yang sudah menggunakan media online maupun keduanya.
e) Promosi Kegiatan
        Berdasarkan survei yang dilakukan minimnya media promosi yang dilakukan secara online produk yang dihasilkan. Oleh karena itu perlu adanya peningkatan media promosi. Kegiatan dari manual menuju online baik menggunakan sosial media atau yang lain
f) Keterbatasan Teknologi
        Keterbelakangan teknologi ini tidak hanya membuat rendahnya jumlah produksi dan efisiensi di dalam proses produksi, tetapi juga rendahnya kualitas produk yang dibuat serta kesanggupan bagi Usaha Mikro Kecil dan Menengah ( UMKM ) di Probolinggo.
g) Keikutsertaan Pelatihan
        Berdasarkan hasil survei yang dilakukan didapatkan bahwa masih banyak Usaha Mikro Kecil dan Menengah ( UMKM ) yang tidak mengikuti pelatihan yang diadakan dinas terkait atau instansi. Adapun faktor- faktor dari pengusaha UMKM tidak mengikuti pelatihan dapat disebabkan oleh faktor ketidaktahuan terkait adanya pelaksanaan pelatihan dan kurang kontinyu program dan pelatihan yang diberikan.
h) Sistem Perijinan
        Hasil survei didapatkan secara umum para pengusaha Usaha Mikro Kecil dan Menengah ( UMKM ) belum mengetahui tata cara dan sistem perijinan serta kendala pengajuan perijinan kegiatan UMKM.