Mohon tunggu...
Dwi Mega Andrias Natalina S
Dwi Mega Andrias Natalina S Mohon Tunggu... Guru - Guru TK Hidayatul Muwaffiq

Hobi membaca dan jalan-jalan

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Media Kancing Baju untuk Mengenalkan Klasifikasi Benda Pada Anak Usia Dini

28 November 2022   00:05 Diperbarui: 28 November 2022   07:41 1206
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Melalui pendidikan, diharapkan terbentuk suatu generasi penerus yang memiliki pengetahuan dan keterampilan dan yang sangat diperlukan bagi pembangunan bangsa dan negara. Hal ini sejalan dengan tujuan pendidikan  nasional yang tercantum dalam Undang-Undang Republik Indonesia (UU RI) Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. 

Dalam Undang-Undang ini menyelenggarakan pendidikan wajib memegang beberapa prisip, yakni pendidikan diselenggarakan secara demokratis dan berkeadilan serta tidak diskriminatif dengan menjujung tinggi hak asasi manusia, nilai keagamaan, nilai kultural, dan kemajemukan bangsa dengan satu kesatuan yang sistemik dengan sistem terbuka dan multimakna. 

Selain itu dalam penyelenggaraan juga harus dalam suatu proses pembudayaan dan pemberdayaan peserta didik yang berlangsung sepanjang hayat dengan memberi keteladanan, membangun kemauan, dan mengembangkan kreativitas peserta didik dalam proses pembelajaran melalui pengembangan budaya membaca, menulis, dan berhitung bagi segenap warga masyarakat memberdayakan semua komponen masyarakat melalui peran serta dalam penyelenggaraan dan pengendalian mutu layanan pendidikan.

Pendidikan di Indonesia sebagaimana tercantum dalam falsafah Bangsa Pancasila dan UUD 1945 Pasal 31 ayat (1) yang berbunyi “Setiap warga negara berhak mendapat pendidikan, menjamin setiap warga negara termasuk di dalamnya Anak Usia Dini untuk memperoleh pendidikan”. 

Proses belajar mengajar adalah suatu hal yang sangat penting dalam dunia  pendidikan, sehingga perlu mendapat tempat pertama di semua jenjang pendidikan. Salah satu pendidikan yang sangat penting yaitu Pendidikan Anak Usia Dini, dimana Pendidikan Anak Usia Dini itulah yang akan menjadi pondasi dasar bagi pendidikan anak selanjutnya.

Pendidikan Anak Usia Dini adalah suatu upaya yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang akan dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut (UU No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas) menurut Yufiarti & Titi Chandrawati (2008).

Pendidikan Anak Usia Dini dapat diperoleh melalui jalur pendidikan formal yang berbentuk Taman Kanak-Kanak yang memberikan pelayanan pendidikan bagi anak usia 4 – 6 tahun. Di Taman Kanak-Kanak, anak akan di didik dan dilatih berbagai bidang pengembangan pembisaaan yang meliputi moral, nilai-nilai agama, sosial, emosional dan kemandirian. 

Di Taman Kanak-Kanak, anak juga di didik dengan berbagai bidang pengembangan Kegiatan Belajar Mengajar yang meliputi bahasa, kognitif, fisik motorik dan seni.

Tujuan program kegiatan belajar anak Taman Kanak-Kanak adalah untuk membantu meletakkan dasar ke arah perkembangan sikap pengetahuan, keterampilan dan daya cipta yang diperlukan oleh anak didik dalam menyesuaikan diri dengan lingkungannya dan untuk pertumbuhan serta perkembangan selanjutnya. Berdasarkan Depdikbud (1994). Menurut Moeslichatoen (1995 hal 3).                 

Salah satu bidang pengembangan Kegiatan Belajar Mengajar di Taman Kanak-Kanak yaitu bidang pengembangan kognitif. Pengembangan kognitif dapat diperoleh melalui kegiatan menghitung, membilang, mengelompokkan, mengenal bentuk, membedakan sesuatu dan lain-lain. 

Berdasarkan pengamatan guru bidang pengembangan kognitif merupakan salah satu materi yang sulit dipahami oleh anak terutama dalam kegiatan menghitung. Hal tersebut disebabkan karena seorang guru salah memilih strategi pembelajaran dan media pembelajaran yang tepat untuk mengatasi masalah tersebut.

Pentingnya perkembangan kognitif pada Anak Usia Dini karena perkembangan kognitif merupakan perwujudan dari kemampuan penting lainnya antara lain: kemampuan berbahasa, kemampuan mengingat, kemampuan menalar atau kemampuan berpikir logis, kemampuan bilangan, kemampuan menggunakan kata, kemampuan mengamati dengan cepat dan cermat. Dalam perkembangan kognitif pada Anak Usia Dini juga merupakan proses berpikir berupa kemampuan untuk menghubungkan, menilai dan mempertimbangkan.

Menurut (Sujiono, 2015:6.36) Perkembangan kognitif juga sangat penting untuk dikembangkan karena memiliki tujuan dalam meningkatkan kemampuan berpikir anak agar dapat mengolah pencapaian hasil belajar anak, dapat menemukan berbagai alternatif pemecahan masalah, membantu anak untuk mengembangkan kemampuan logika matematikanya dan pengetahuan akan ruang dan waktu serta mempunyai kemampuan mengelompokkan serta mempersiapkan kemampuan berpikir yang teliti. Menurut Gagne (dalam Jamaris, 2006:18). 

Kognitif adalah proses yang terjadi secara internal di dalam pusat susunan syaraf pada waktu manusia sedang berpikir. Kemampuan kognitif seseorang berkembang secara bertahap dan sejalan dengan perkembangan fisik dan syaraf-syaraf pada pusat susunan syaraf. Dimana Kemampuan ini bertujuan agar anak mampu mengetahui pengetahuan umum dan sains, konsep bentuk, warna, ukuran dan pola konsep bilangan,  lambang bilangan dan huruf.

Menurut Bruner (dalam Winataputra, 2007:3.13) Pada dasarnya belajar merupakan proses kognitif yang terjadi dalam belajar yaitu: 1) proses perolehan informasi baru, 2) proses mentransformasi informasi baru, 3) menguji relevansi dan ketepatan pengetahuan. 

Salah satu aspek yang perlu dikembangkan pada anak adalah kemampuan kognitif dalam hal mengelompokkan benda sesuai dengan warna yang bertujuan agar anak mampu mengelompokkan warna dengan baik, menyenangkan dan mengasah otak tanpa membuat anak terbebani. Kemampuan mengenal warna merupakan salah satu kemampuan kognitif yang juga penting bagi Anak Usia Dini dalam perkembangan otaknya, sebab hal ini dapat merangsang indera penglihatan saat merangsang kepekaan penglihatan terhadap warna. Warna merupakan hal yang disukai dan bisa menarik minat anak. 

Pengetahuan tentang 3 warna dasar (merah, kuning, biru) belum bisa memberikan pengetahuan yang maksimal terhadap macam-macam warna. Padahal dari 3 warna dasar (merah, kuning, biru) jika dipadu padankan dengan warna lain bisa menjadi warna baru. Misalnya: a) warna merah dicampur warna kuning akan menjadi warna orange, b) warna merah dicampur dengan warna biru akan menjadi warna ungu, c) warna kuning dicampur dengan warna biru akan menjadi warna hijau. Untuk mengembangkan pengetahuan tentang warna ini, anak perlu melakukan kegiatan pembelajaran yang menarik minat dan bakat anak.

Kemampuan mengelompokkan benda berdasarkan warna adalah suatu cara kegiatan mengelompokkan yang didasarkan pada ciri-ciri tertentu (sesuai warna benda). Dalam keterampilan mengelompokkan benda berdasarkan warna akan membantu anak untuk lebih mengerti tentang warna yang ada di lingkungan sekitar tempat tinggalnya dari membedakan antara warna satu dengan warna yang lainnya.

Menurut (Sujiono, 2015:9.9) Hal yang dapat dilakukan untuk mendorong anak dalam kegiatan menyortir dan mengelompokkan suatu benda adalah: a) memberikan kesempatan secara alami pada anak untuk menyortir dan mengelompokkan benda-benda di sekitarnya, b) meletakkan benda-benda yang berbeda di ruangan bermain supaya anak terdorong untuk mengelompokkkannya.

Menurut (Sujiono, 2015: 9.9) Ada hal-hal yang perlu diingat pada permainan menyortir dan mengelompokkan adalah sebagai berikut: a) anak sering berpikir dan berkreasi tentang cara-cara mengelompokkan, b) mengelompokkan benda-benda merupakan kualitas pemikiran anak sehingga anak akan menjadi lebih mampu dalam mengelompokkan dan menyortir. Kemampuan mengelompokkan benda sesuai dengan warna melibatkan kemampuan kognitif anak yang berhubungan dengan (intelegensi) yang mencirikan seseorang dengan berbagai minat terutama sekali ditujukan kepada ide-ide dan belajar (Sujiono, 2009:1.3).

                       Foto kegiatan penggunaan media kancing baju untuk mengenalkan klasifikasi benda pada Anak Usia Dini

Kegiatan ini  merupakan salah satu kegiatan yang sering dilakukan Pada Anak Usia Dini dalam kehidupan sehari-hari. Kegiatan yang dilakukan oleh Anak Usia Dini dalam mengelompokkan benda berdasarkan warna mampu mengasah kemampuan mengamati dengan baik dalam memahami persamaan dan perbedaan warna suatu benda. Perkembangan mengelompokkan benda sesuai dengan warna ini erat kaitannya dengan perkembangan kognitif pada anak didik (PAUD).

Menurut (Sujiono, 2015:6.10) menyimpulkan bahwa anak didik akan belajar dengan baik apabila apa yang dipelajari terkait dengan apa yang telah diketahui dan dengan kegiatan atau peristiwa yang terjadi di sekelilingnya. Menurut Jean Piaget (Winataputra, 2015:3.40) Pada usia 2-7 tahun anak sudah masuk dalam tahap Praoperasional yakni perkembangan yang bermula pada saat anak telah memahami objek-objek secara sempurna. Artinya, anak sudah mempunyai kesadaran akan eksistensi suatu benda yang ada atau biasa ada.

Media adalah segala bentuk dan saluran yang digunakan untuk menyampaikan informasi dan pesan. Menurut Heinick, dkk (dalam Zaman 2014:3.4) Media merupakan saluran komunikasi. Media berasal dari bahasa latin “Medius” yang berarti tengah, dan merupakan bentuk jamak dari kata medium yang secara harfiah berarti perantara, yaitu perantara sumber pesan (a source) dengan penerima pesan (a receiver). Media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat digunakan sebagai sarana untuk melakukan pembelajaran yang mengandung nilai pendidikan dan mampu mengembangkan seluruh kemampuan anak pada usia dini

dokpri
dokpri

dokpri
dokpri

                 Foto kegiatan anak saat menggunakan media kancing baju untuk mengklasifikasikan benda berdasarkan ciri tertentu

Langkah-langkah penggunaan media kancing baju sebagai media dalam mengelompokkan benda berdasarkan warna adalah: 1) menetapkan tujuan mengajar menggunakan media pembelajaran, dalam hal ini merumuskan tujuan pembelajaran, 2) persiapan guru, dalam hal ini guru memilih dan menerapkan media yang akan digunakan untuk mencapai tujuan pembelajaran, 3) persiapan kelas anak didik dalam satu kelas harus sudah mempunyai persiapan sebelum mereka menerima pembelajaran, 4) langkah penyajian pembelajaran dan peragaan. Guru harus memilih keterampilan dan keahlian yang baik dalam menggunakan media pembelajaran yang akan dipakai, 5) langkah kegiatan belajar.

Media, alat dan bahan yang digunakan untuk melakukan kegiatan mengklasifikasikan benda adalah:

  • Nampan
  • Wadah
  • Kancing berbagai macam warna, jenis dan ukuran

Cara bermain:

  • Guru menyiapkan media, alat dan bahan yang digunakan untuk kegiatan mengklasifikasikan benda
  • Guru menjelaskan macam-macam warna
  • Guru menjelaskan ciri-ciri benda berdasarkan warna
  • Anak-anak mendengarkan penjelasan guru
  • Anak-anak mulai melakukan kegiatan mengklasifikasikan benda berdasarkan warna

Manfaat media pembelajaran di PAUD antara lain: a) memungkinkan anak berinteraksi secara langsung dengan lingkungannya, b) memungkinkan adanya keseragaman pengamatan atau persepsi belajar pada masing-masing anak, c) membangkitkan motivasi belajar anak, d) menyajikan informasi secara konsistendan dapat diulang sesuai dengan kebutuhan, e) menyajikan pesan dan infomasi belajar secara serempak bagi anak, f) mengatasi keterbatasan waktu dan ruang, g) mengontrol arah dan kecepatan belajar anak. Karakteristik media pembelajaran ada 3 yaitu: 1) media visual (media yang hanya bisa dilihat), 2) media audio (media yang hanya bisa didengar), 3) media audio-visual (media yag bisa dilihat dan didengar).

Kancing baju merupakan jenis media benda yang berbentuk konkret. Media benda konkret adalah segala alat dan bahan yang berwujud (nyata) yang ada di sekitar kita, yang dapat dilihat, diraba dan digunakan sebagai alat bantu untuk menyampaikan pesan pendidikan.

Tujuan penggunaan media kancing baju adalah untuk memudahkan anak saat melakukan kegiatan mengklasifikasikan atau mengelompokkan benda berdasarkan ciri-ciri benda (warna, jenis, ukuran benda). Kegiatan ini melibatkan anak secara langsung dalam kegiatan belajar, sehingga kemampuan anak pada perkembangan kognitif dapat berkembang dengan baik. Anak juga dapat belajar kegiatan mengklasifikasikan atau mengelompokkan benda secara menyenangkan.

  • Semoga informasi di atas memberikan manfaat bagi kita semua. Aamiin…
  • Penulis Dwi Mega Andrias Natalina Susanti

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun